Ilustrasi
Dream - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa waktu lalu mengungkap peningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia. Peningkatannya cukup signifikan sekitar 100 kasus sejak Januari 2022.
Dikutip dari KlikDokter, gagal ginjal akut adalah kondisi menurunnya fungsi ginjal secara mendadak. Ginjal tiba-tiba berhenti menyaring limbah dan racun dari dalam darah. Organ ini juga berhenti membuang kelebihan cairan dari dalam tubuh.
Fungsi ginjal secara menyeluruh pun ikut terganggu, termasuk dalam mengatur tekanan darah, keseimbangan elektrolit, dan pH (tingkat asam basa dalam tubuh). Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran banyak orangtua. Ketahui fakta-faktanya.
1. Belum Diketahui Penyebab Pastinya
Disampaikan dr. Henny Adriani, Sp.A(K) dari IDAI, perkembangan penyakit gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak di Indonesia terjadi sangat cepat dan mendadak.
Penyakit ginjal yang lebih banyak menyerang anak berusia di bawah 6 tahun ini juga bisa memburuk dengan cepat. Karena karakteristiknya tersebut, IDAI menjuluki penyakit ini sebagai gangguan ginjal akut progresif atipikal.
“ Kami masih mempelajari apa penyebabnya, sambil melakukan terapi pada anak-anak yang sudah mengalami kondisi tersebut,” ujar dr. Henny dalam YouTube channel IDAI.
Penyakit ginjal misterius pada anak memiliki gejala yang hampir mirip dengan kondisi gagal ginjal akut pada umumnya. Sebagian besar anak pengidap gagal ginjal misterius mengalami gejala awal, berupa demam dan diare. Pada beberapa anak, gejala disertai dengan batuk dan pilek.
Perkembangan dan perburukan penyakit ini kemudian berlangsung sangat cepat. Tingkat keseringan anak buang air kecil mendadak berkurang secara drastis.
Normalnya, anak pipis tiap 3-4 jam. Anak pengidap gagal ginjal akut misterius baru bisa pipis setelah 6 jam atau lebih, bahkan si kecil bisa tidak mengeluarkan urine sama sekali.
Dokter Henny mengatakan produksi urine yang berkurang menandakan bahwa ginjal sudah mengalami kerusakan. Pada kondisi ini, fungsi ginjal sudah berkurang hingga 50 persen.
“ Ketika ginjal rusak, tubuh anak kemudian membengkak serta napasnya cepat dan dalam. Lalu, ada gangguan elektrolit atau kejang karena tekanan darah tinggi atau kadar natrium dalam darah turun drastis,” ujar dr. Henny.
Kendati penyebab penyakit ginjal misterius pada anak belum diketahui secara pasti, dr. Henny menduga kondisi ini mungkin berkaitan dengan COVID-19. Pasalnya, kasus gagal ginjal misterius banyak dialami anak berusia di bawah 6 tahun. Kelompok usia ini belum memperoleh vaksinasi COVID-19 sehingga belum kebal terhadap infeksi virus corona.
Dokter Henny menduga gagal ginjal misterius bisa dialami anak yang pernah terinfeksi coronavirus sebelumnya maupun yang baru saja terinfeksi. Meski begitu, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengonfirmasi dugaan COVID-19 sebagai penyebab gagal ginjal akut misterius pada anak.
Dokter Henny menyarankan orangtua untuk mengenali gejala awal gagal ginjal akut misterius pada anak. Hal ini agar anak bisa segera mendapat penanganan jika mengalaminya.
“ Mama dan Papa harus memperhatikan produksi air kencing si kecil apabila memiliki anak, terutama di bawah usia 6 tahun yang mengalami demam, diare, gangguan saluran napas, serta muntah,” pesannya.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Masalah gangguan ginjal selama ini identik dengan orang yang sudah berumur atau dewasa. Sebenarnya, anak-anak juga bisa mengalami gangguan ginjal. Hal ini diungkapkan oleh tim dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Reza Pahlevi dan dr Henny Andriani, SpA(K) dan Youtube channel resmi IDAI.
Dokter Henny juga mengungkap fakta yang cukup mencengangkan. Di Indonesia, pada 2022 ini kasus gagal ginjal akut pada anak melonjak drastis.
" Kasusnya tiba-tiba melonjak tinggi 2 bulan terakhir ini. Di seluruh Indonesia itu, muungkin ada sekitar 100 lebih, dari Januari, puncaknya dua bulan terakhir, lebih banyak dari yang biasa kita temukan," kata dr. Heni.
Menurut dr. Heni hal tersebut membuat IDAI membentuk tim untuk melakukan investigasi. Pasalnya, dalam kasus yang banyak ditemui pada pasien, gagal ginjal terjadi secara tiba-tiba, urine yang keluar sangat sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Perburukan pasien juga terjadi sangat cepat.
" Membuat kami sebagai dokter anak terutama yang bergerak di bidang ginjal, itu jadi suatu hal yang tak biasanya," kata dr. heni.
Dokter Heni pun menjelaskan gejala para pasien anak yang datang sebelum terdeteksi gagal ginjal akut, yang paling sering adalah demam dan diare. Beberapa anak juga mengalami masalah pernapasan seperti batuk dan pilek.
Untuk penyebabnya, ternyata belum diketahui secara detail. Gangguan ginjal ini kerap disebut gangguan ginjal akut misterius, sementara istilahnya dalam dunia kedokteran adalah gangguan ginjal akut progresif atipikal.
" Penyebabnya sampai saat ini belum kita ketahui, masih kita pelajari," kata dr Heni.
Dokter Heni pun berpesan pada orangtua, jika anak mengeluhkan sakit saat buang air kecil, disertai demam atau jumlah urinenya turun drastis, segera periksakan diri ke dokter. Jangan menganggap sepele keluhan anak saat berkemih.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya