Kasus Campak di Indonesia Masih Tinggi, Segera Cek Status Vaksin Anak

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 16 Januari 2023 12:12
Kasus Campak di Indonesia Masih Tinggi, Segera Cek Status Vaksin Anak
Gejalanya berupa ruam dan demam. Ketahui detailnya.

Dream - Vaksinasi pada sejak pandemi di 2020 ditetapkan, mengalami penurunan drastis. Hal ini membuat sejumlah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan efektif melalui vaksin, mengalami peningkatan, salah satunya campak.

Untuk di Indonesia, kasus campak pada anak masih sangat tinggi, dari data Kementerian Kesehatan kenaikannya pada 2022 sebanyak 15 kali lipat. Secara global, dari data WHO (Badan Kesehatan Dunia) cakupan vaksinasi campak (MCV) juga menurun drastis. Hal tersebut, dikutip dari Liputan6.com, membuat 40 juta anak di seluruh dunia tidak mendapat dosis pertama atau kedua MCV.

Dampaknya adalah, anak-anak tersebut sangat rentan terhadap ancaman campak yang terus meningkat. Campak sendiri merupakan penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular.

Dikutip dari IDAI.or.id, campak disebabkan oleh paramyxovirus dan ditularkan terutama melalui udara (airborne). Attack rate penularannya lebih dari 90% dari individu yang terinfeksi sejak 4 hari sebelum sampai 4 jam setelah munculnya ruam. Masa inkubasi penyakit ini terjadi pada 7-18 hari.

 

1 dari 4 halaman

Gejala yang Harus Diwaspadai

Gejalanya ditandai dengan suhu badan yang tinggi, biasanya >38 derajat cecius, selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular. Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).

Tanda khasnya (patognomonis) ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam. Campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur.

Anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, serta diare (1 dari 10 anak).

2 dari 4 halaman

Komplikasi

Beberapa dapat mengalami komplikasi berat berupa pneumonia (1 dari 20 anak) yang merupakan penyebab kematian tersering pada campak, dan ensefalitis (1 dari 1000 anak) yang dapat berakhir dengan kematian. Setiap 1000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 di antaranya meninggal dunia.

Demi mengurangi risiko penularan dan tingkat keparahan jika terkena, penting bagi para orangtua untuk melihat kembali status vaksin anak. Bila belum mendapat vaksin campak, segera ke fasilitas kesehatan terdekat, bisa puskesmas atau rumah sakit, agar anak mendapat vaksin campak dengan lengkap.

3 dari 4 halaman

3 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Saat Anak Demam

Dream - Munculnya demam merupakan tanda imunitas tubuh sedang bekerja keras melawan virus dan bakteri. Saat demam memang membuat tubuh sangat tidak nyaman.

Disertai rasa panas di mata, kulit, hingga nyeri dan sakit kepala. Bila hal ini terjadi pada anak tentunya orangtua sangat khawatir dan ingin demam segara hilang. Berbagai cara pun dilakukan agar demam bisa lekas turun.

Sayangnya, cara-cara yang dilakukan oleh orangtua justru sering kali salah dan justru bisa membuat demam pada anak makin parah. Dikutip dari KlikDokter.com, ada tiga hal yang tak boleh dilakukan pada anak demam. Penting untuk diingat oleh para ayah bunda.

Membalur tubuh dengan alkohol
Mitos lama yang berkembang di masyarakat adalah membalur tubuh dengan alkohol dianggap dapat menurunkan demam. Padahal, hal ini sama sekali tidak bermanfaat untuk menurunkan demam dan malah bisa meningkatkan risiko intoksikasi alkohol pada anak.

Mandi atau mengompres tubuh dengan air dingin
Kompres dengan air dingin atau mandi air dingin bukannya menurunkan demam malah bisa membuat anak menggigil dan membuat suhu tubuh jauh lebih meningkat dari sebelumnya.

 

4 dari 4 halaman

Meningkatkan dosis obat penurun panas

Memberikan terlalu banyak obat penurun panas kepada anak, atau mengombinasikan beberapa jenis obat dalam satu waktu sebaiknya jangan Anda lakukan. Bukannya menurunkan demam, cara seperti ini malah bisa membahayakan anak.

Sebab, konsumsi obat dengan dosis yang berlebih bisa membuat kerusakan organ, bahkan bisa menyebabkan kematian. Jadi, hindari sembarang memberikan obat pada anak tanpa terlebih dahulu memeriksakannya ke dokter.

Bila memang demam tak kunjung turun atau suhunya terus meningkat dan keadaan semakin parah, lebih baik segera periksakan ke dokter. Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More