Ilustrasi/ Shutterstock
Dream - Menjalani program hamil, pasangan suami istri tentunya harus kompak. Salah satu yang penting dilakukan adalah memperbaiki gaya hidup. Pola hidup sehat tak dipungkiri berdampak sangat signifikan pada kesuburan.
Bukan hanya kesuburan calon ibu tapi juga calon ayah. Bagi Sahabat Dream yang tengah merencanakan kehamilan bersama pasangan ada baiknya menghindari hal-hal berikut. Tentunya agar kondisi tubuh selalu fit dan kemungkinan hamil jadi lebih besar. Apa saja yang harus dihindari
Merokok
Merokok, selain meningkatkan risiko kanker paru-paru, usus besar, dan pankreas serta mengganggu kesehatan secara keseluruhan, juga dapat membuat sulit untuk hamil. Perempuan yang merokok mempercepat penuaan folikel ovarium, yang dapat menyebabkan menopause dini dan risiko kemandulan yang lebih tinggi. Ementara pada pria, penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat merusak struktur dan fungsi sperma, dengan tingkat keparahan kerusakan yang terkait dengan jumlah rokok yang dihisap.
Terlalu Banyak Kafein
Tak perlu menghentikan konsumsi kopi, tetapi harus mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah cangkir yang diminum setiap hari. Agar sehat, batasi diri hingga dua cangkir atau kurang dalam sehari. Minum lebih dari lima cangkir kopi per hari dikaitkan dengan penurunan kesuburan, dan minum lebih dari 200 mg kafein per hari setara dengan sekitar dua cangkir kopi dapat meningkatkan risiko keguguran setelah hamil.
Aktivitas Fisik yang Berlebihan
Olahraga memang baik bagi tubuh, tapi penting diingat untuk tidak melakukannya secara berlebihan. Latihan intensitas tinggi dikaitkan dengan waktu lebih lama untuk hamil. Salah satu penjelasan potensial adalah bahwa olahraga berlebihan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan perubahan hormonal, yang dapat menyebabkan menstruasi yang tidak menentu.
Kecemasan Kronis
Sulit memang untuk menghilangkan semua ketegangan dari hidup kita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa semakin besar ketegangan yang dirasakan, semakin sulit bagi perempuan untuk hamil. Stres, terutama jika berlangsung dalam waktu lama, dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat memengaruhi ovulasi dan kesuburan. Jika mengalami kesulitan menangani stres, bicarakan dengan dokter tentang cara-cara untuk mengatasi dan mencari terapi alternatif seperti yoga, meditasi, dan akupunktur, yang semuanya dapat membantumu rileks dan meningkatkan peluang untuk hamil.
Laporan Gayuh Tri/ Sumber: Fimela
Dream - Menjalani program hamil, bukan hanya harus menyiapkan waktu dan biaya, tapi juga mental. Baik bagi calon ibu maupun calon ayah. Kondisi psikologis juga akan naik turun, karena pastinya muncul beban dan tekanan.
Salah satu yang membuat gagalnya program hamil adalah pasangan bukan mendekat malah menjauh. Pertengkaran kerap kali terjadi dan buat kondisi emosi jad tak stabil.
" Pasangan yang sudah lama berusaha untuk punya anak mungkin menjadi tidak sabar dan kecewa. Kesedihan dan ketidakberdayaan mungkin muncul dalam bentuk pertengkaran, mudah tersinggung, tidak puas, atau kesal," ujar Mayra Mendez, Ph.D., seorang psikoterapis keluarga.
Menurut Mayra ada beberapa sumber pertengkaran yang kerap dialami pasangan saat jalani program kehamilan seperti bayi tabung. Komunikasi terus-menerus dan siapkan mental
1. Keputusan untuk memiliki bayi
Banyak pasangan tidak sependapat tentang waktu pengambilan keputusan. Sementara wanita dibebani oleh detak keras jam biologis mereka, sementara pria sering kali ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk menikmati hidup sebagai pasangan.
Sebelum memulai program, pasangan memang harus memabahasanya secara detail. Memang, istri yang akan menjalani kehamilan tapi keterlibatan suami juga sangat dibutuhkan agar program bisa berjalan dengan baik.
Kedua pasangan secara terbuka mungkin ingin memiliki keluarga suatu hari nanti, 'jadwal' mungkin tidak sesuai. Misalnya, satu pasangan mungkin berada dalam skenario kerja yang ideal untuk memulai sebuah keluarga, sementara yang lain baru saja memulai pekerjaan baru yang membutuhkan semua waktu, energi, dan sumber daya.
Wanita seringkali berada pada posisi yang lebih sulit, karena mereka juga dihadapkan pada konsep jam biologis mereka. Kesuburan seorang wanita mulai menurun di awal usia 30-an dan meningkat secara dramatis setelah usia 35. Tekanan ini terkadang dapat menyebabkan pertengkaran karena kurangnya pemahaman di pihak pria.
3. Kurangnya keintiman dalam hubungan mereka
Saat seks hanya menjadi langkah penting untuk 'memunculkan' bayi, hal ini tentunya menyedihkan. Untuk itu sangat penting mengembalikan keintiman ke dalam hubungan. Seringkali hubungan seks malah jadi beban dan tak ada kesenangan di dalamnya. Disarankan bagi pasangan yang sedang menjalani program kehamilan juga mengikuti terapi atau berkonsultasi dengan konsultan pernikahan.
4. Saling menyalahkan
Program kehamilan tak selalu berjalan lancar, gagal, kesakitan, kecewa, amarah kerap muncul. Hal ini kadang memicu emosi yang tak terkendali dan berujung pada pertengkaran. Seringkali terucap kata saling menyalahkan yang membuat hubungan malah makin merenggang. Sebaiknya hindari ucapan menyalahkan satu sama lain.
Advertisement
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Shandy Aulia Sampai Sewa Makeup Artist untuk Foto Paspor dan Visa, Hasilnya Wow Banget!
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Menkeu Bagikan Nomor WhatsApp `Lapor Pak Purbaya`, Warga Bisa Curhat Soal Pajak
6 Zodiak yang Lebih Rentan Gaslighting dan Digaslight: Hati-Hati Kalau Kamu Salah Satunya
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
8 Destinasi Wisata Alam Terbaik di Asia Versi Agoda, Ada Megamendung
Studi: Industri Kripto Berpotensi Ciptakan 1,22 Juta Lapangan Kerja di Indonesia