Anak Sekolah Di Jepang/ Foto: Shutterstok
Dream - Antar jemput anak sekolah hingga depan gerbang jadi hal yang sangat wajar dilakukan di Indonesia. Terkadang jalanan di sekitar sekolah sampai macet karena banyak orangtua yang mengantar atau menjemput anak mengggunakan kendaraan pribadi.
Hal tersebut rupanya tak terjadi di Jepang. Pasalnya sejak kelas 1 SD, para murid sudah dibiasakan untuk jalan kaki, baik berangkat maupun pulang sekolah. Sudah dibuat perencanaan dan sistem untuk memastikan para murid aman berjalan kaki saat pulang maupun berangkat.
Bagaimana sistemnya? Amelia Muriza, seorang dokter gigi asal Indonesia yang tinggal di Jepang, pemilik akun Instagram @ameliamuriza_, membagikan pengalamannya. Ia menyekolahkan anak di salah satu SD Negeri Jepang.
Amelia mengungkap kalau sekolah dasar di Jepang menerapkan sistem zonasi. Anak akan bersekolah sesuai dengan tempat tinggalnya dan pasti bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

" Pemerintah yang menentukan pilihan sekolah bagi tiap anak dengan mengirimkan surat ke rumah enam bulan sebelum memasuki tahun ajaran baru. Tiap anak pasti dapat slot sekolah di dekat rumahnya dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki," tulis Amelia di akun Instagramnya.
Setiap tahun ajaran baru, pihak sekolah memetakan akan jalur pergi dan pulang sekolah tiap anak. Sekolah punya data berupa peta jalur berangkat dan pulang sekolah. Pihak sekolah mengelompokkan anak sesuai dengan jalur yang searah dengannya dan dikondisikan untuk bersama-sama saat pergi dan pulang sekolah.

" Khusus anak yang baru masuk kelas satu SD dari pemerintah diberikan atribut berupa topi khas berwarna kuning juga cover tas yang menandakan mereka masih kelas 1," ungkap Amelia.
Pada anak-anak yang memakai atribut kuning akan mendapat perhatian lebih. Ada juga sistem pengawasan bergantian yang dilakukan orangtua wali murid di beberapa rute yang butuh pengawasan lebih.

Anak yang memiliki rute jalur yang rumit, misalnya melewati beberapa jalur penyebrangan dan jauh, akan didampingi guru lebih dulu saat pulang sampai mereka hapal dan dirasa cukup mandiri.

Lalu di tiap tas anak sekolah terdapat juga alarm buzzer yang bisa dinyalakan kapan saja saat mereka berada dalam bahaya. Lingkungan di sekitar jalur sekolah memang dibuat aman untuk para murid.

Keren! Semoga bisa diterapkan di Indonesia ya, Sahabat Dream. Lihat saja videonya.
Lihat postingan ini di Instagram
Advertisement
Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

LUNE: Debut Album Anggi Marito yang Menyentuh dan Penuh Cerita

Menhut Bakal Cabut 20 PBPH Bermasalah Seluas 750 Ribu Hektare: 'Saya Akan Buktikan'