Dream - Stres bukan hanya dialami orang dewasa, anak-anak pun juga merasakan stres tapi mereka tak bisa mengungkapkannya dengan baik. Pemicunya bisa karena banyak hal, seperti kondisi keluarga yang stabil, tekanan dari teman dan lingkunga, bullying, pola asuh yang tidak tepat, masalah kesehatan dan hal lain yang sering dianggap sepele oleh orang dewasa.
Beban pelajaran dan ujian sekolah, juga sering memicu stres pada anak. Tentunya, masalah tak bisa dihindari begitu saja, tapi kita sebagai orangtua bisa membantu anak untuk meredakan stres. Salah satunya dengan olahraga.
Sebuah studi yang dipublikasi Journal of Science and Medicine in Sporti menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat membantu anak-anak sekolah mengatasi stres dengan lebih baik. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang berolahraga lebih dari satu jam per hari menghasilkan lebih sedikit kortisol (hormon stres), dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif. Studi tersebut juga menemukan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan reaksi kognitif terhadap stres.
Keseimbangan kortisol yang tepat sangat penting. Produksi kortisol yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menyebabkan masalah kesehatan. " Anak-anak yang aktif secara fisik dan rutin olahraga, secara umum memiliki reaksi stres fisiologis yang lebih sedikit,” kata kepala peneliti Manuel Hanke, dari Universitas Basel di Swiss.
Selain mengelola stres, olahraga memiliki banyak manfaat lain bagi kesejahteraan emosi pada anak secara keseluruhan. Mendorong aktivitas fisik penting untuk kesehatan mental dan fisik anak-anak. Bagaimana aktivitas fisik dapat membantu redak stres anak?
Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan produksi neurotransmitter otak yang memberikan rasa nyaman, yang disebut endorfin. Hal tersebut membuat anak lebih bisa dan siap ketika dihadapkan dalam situasi penuh tekanan.
Para peneliti mempelajari 110 anak berusia antara 10 dan 13 tahun yang memakai sensor untuk melacak pergerakan harian mereka selama seminggu. Setelah itu anak-anak dibawa ke laboratorium pada dua kesempatan terpisah untuk menyelesaikan tugas yang membuat stres dan tugas kontrol yang tidak membuat stres.
Peneliti menguji reaksi stres fisik anak-anak melalui konsentrasi kortisol dalam air liur mereka. Diperiksa juga reaksi stres kognitif anak-anak terhadap tugas stres dengan merekam gelombang otak partisipan melalui electroencephalogram (EEG).
Hasilnya anak yang melakukan aktivitas fisiknya cukup intensif lebih tahan terhadap stres. Untuk itu mulai sekarang, biarkan anak banyak bermain di luar atau ikut aktivitas olahraga secara regular, demi kesehatan mentalnya dan ketahanannya terhadap stres.
Sumber: Times of India
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik