Dream - Keluarga merupakan lingkup terkecil yang menjadi tempat kita tumbuh dan berkembang. Keluarga mengalami dinamika-dinamika tertentu yang menyesuaikan keadaan zaman.
Dulu, kamu mungkin merasa berkumpul bersama keluarga merupakan suatu kewajiban. Sekarang, banyak orang yang berkumpul bersama keluarga karena merasa rindu.
Hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara. Lalu, bagaimana dinamika keluarga Asia Tenggara di tahun 2024?
Berdasarkan hasil temuan Hakudo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN), dinamika keluarga di Asia Tenggara pada 2024 dipengaruhi oleh beberapa hal.
Di antaranya adalah perbaikan di bidang ekonomi yang mendukung pendekatan baru di bidang keuangan, Covid-19 yang melanda dunia di tahun 2019, serta kesadaran akan kebebasan, privasi, dan kesehatan mental yang mendorong tumbuhnya rasa individualisme.
Pada 2014, HILL ASEAN melakukan studi tentang keluarga. Kita menyadari jika dalam 10 tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi di masyarakat.
Keluarga juga merupakan inti dari masyarakat dan segala hal diawali dari keluarga. Dari studi, HILL ASEAN mengungkap nilai-nilai baru dari keluarga di Asia Tenggara.
Sepuluh tahun lalu, kemajuan teknologi seperti media sosial dan panggilan video memungkinkan keluarga yang tinggal berjauhan bisa terhubung terus menerus. Namun, koneksi yang terus terhubung ini ternyata menjadi beban.
Anak-anak merupakan simbol untuk mewujudkan kreativitas keluarga. Keunikan mereka merupakan hal yang penting bagi keluarga di Asia Tenggara karena bisa dijadikan panutan bagi keluarga lain.
Untuk menjadi unik, keluarga akan memanfaatkan berbagai platform, memilih aktivitas yang berbeda dari yang lain, hingga menyesuaikan tradisi guna menampilkan keunikan keluarga mereka.
Dalam keluarga selalu 'ada aku dalam kita'. Berdasarkan faktor pendorong dinamika keluarga di Asia Tenggara, perkembangan ekonomi dan individualisme ternyata menimbulkan peningkatan dalam penghormatan privasi dan otonomi di masyarakat.
Gaya parenting saat ini jadi lebih 2.0. Artinya, tumbuh kembang diri, kebahagiaan, dan bimbingan.
Berbeda dengan cara parenting yang lebih ketat di masa lalu, keluarga Asia Tenggara saat ini tidak hanya dipandang sebagai investasi atau asuransi untuk masa depan anggota keluarganya, tetapi lebih sebagai sumber pertumbuhan dan kebahagiaan.
Pada keluarga di Indonesia, ditemukan beberapa hal unik dan mencolok dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.
Indonesia menjadi negara dengan persentase tertinggi di Asia Tenggara (84%) yang mempercayai bahwa pendidikan agama atau kepercayaan religius itu kunci untuk menjadi orang baik dan berbudi luhur.
Selain itu, di Indonesia, orangtua menerapkan experimental syncretic parenting atau gaya pengasuhan progresif. Artinya, para orangtua menciptakan gaya pengasuhan sendiri, tapi tetap menjunjung tinggi tradisi serta kepercayaan religius.
Konsep keluarga Indonesia yang sekarang disebut juga sebagai weaving atau merajut. Karena anggota keluarga sekarang banyak yang ingin membuat keunikan.
Mereka tidak lagi menganggap paradigma keluarga itu sesuatu yang kaku, sekarang baik anak, istri, atau media sosial bisa memberikan pengaruh. Jadi, masing-masing keluarga memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain.
Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) memaparkan hasil penelitian terkait perubahan sikap dan perilaku masyarakat berkeluarga di regional ASEAN dalam acara HILL ASEAN FORUM 2024 di Soehanna Hall, SCBD Jakarta pada Rabu, 26 Juni.
Penelitian ini dilakukan secara komprehensif meliputi survei kuantitatif serta survei kualitatif dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah di enam negara Asia Tenggara, yaitu Thailand, Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura.
Hasil studi ini bisa membantu perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia untuk menerapkan strategi-strategi pemasaran.
Jadi sangat penting untuk kita paham sejauh mana adanya transformasi yang terjadi di dalam masyarakat, khususnya keluarga.
Laporan: Aykaputri Amalia Rahmani
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik