Terdengar Bayi Menangis Saat Sholat, Harus Bagaimana?

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 3 Juli 2023 09:45
Terdengar Bayi Menangis Saat Sholat, Harus Bagaimana?
Para ibu yang di rumah hanya berdua dengan bayi, pasti sering mengalaminya.

Dream - Memiliki anak balita, bayi khususnya, yang masih butuh pengawasan terus menerus memang cukup menantang. Lepas dari pengawasan sedikit saja, bisa terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Ada kalanya ayah atau ibu harus mengawasi si kecil yang sangat aktif, sementara waktu sholat sudah tiba, dan tak ada yang bisa mengawasi karena berdua saja dengan anak. Sebelum sholat kita pasti sudah menaruhnya di tempat yang dirasa aman.

Saat sholat, lalu tiba-tiba terdengar tangisan bayi. Hal tersebut tentunya membuat kita sebagai orangtua tak khusyuk. Lalu apa yang harus dilakukan. Dikutip dari NU Online, salam Al-Qur’an dijelaskan:

Surah Muhammad ayat 33

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kalian membatalkan amal-amal kalian.” (QS. Muhammad, Ayat 33).

Berdasarkan ayat di atas, membatalkan sebuah ibadah adalah sebuah tindakan yang dilarang secara syariat. Lebih jauh lagi membatalkan ibadah (shalat) fardhu tidak diperbolehkan dalam syariat kecuali adanya tuntutan-tuntutan syara’ yang bersifat darurat seperti menyelamatkan nyawa orang lain, membunuh ular yang ada di dekatnya, dan contoh-contoh lain yang serupa. Seperti penjelasan yang terdapat dalam kitab Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah:

Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah


Artinya: “ Memutus ibadah fardhu dengan alasan yang dibenarkan syariat dianjurkan. Sehingga, shalat harus dibatalkan dengan alasan membunuh ular karena adanya perintah (dari syara’) untuk membunuhnya. Dan alasan khawatir sia-sianya harta miliknya atau milik orang lain, menolong orang yang sedang kesusahan, memperingatkan orang yang lupa atau orang tidur yang akan diserang oleh ular, dan tak mampu memperingatkannya dengan tasbih.” (Kementrian Agama Kuwait, Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, Mesir, Darus Shofwah, juz 34 hal. 51).

 

1 dari 5 halaman

Membatalkan sholat hanya karena tangisan bayi, bukan merupakan bagian dari hal yang dianjurkan oleh syara’ sehingga tidak diperbolehkan bagi orangtua untuk meninggalkan sholat yang tengah ia lakukan kecuali tangisan bayi mengindikasikan keadaan yang dikhawatirkan akan keselamatan nyawanya, dan hal ini jarang sekali terjadi.

Solusi dalam menyikapi problem ini adalah orang tua mempercepat shlatnya sekiranya hanya melakukan rukun-rukun sholat saja tanpa melakukan kesunnahan yang ada dalam sholat. Hal ini seperti halnya yang dilakukan oleh Rasulullah dalam menyikapi kasus yang sama. Seperti yang terdapat dalam hadits:

HR Bukhari

“ Saat Aku sedang shalat, aku ingin memperlama shalatku, lalu aku mendengar tangisan bayi, aku pun mempercepat shalatku khawatir akan memberatkan (perasaan) ibunya” (HR. Bukhari Muslim)

Lalu dalam hadist lain:

HR Bukhari


“ Aku mendengar Sahabat Anas bin Malik berkata “ Aku tidak pernah shalat di belakang imam yang lebih cepat dan lebih sempurna shalatnya dari Nabi Muhammad  Saat Nabi Muhammad mendengar tangisan bayi, ia mempercepat (shalatnya) khawatir ibunya merasa tertekan” (HR. Bukhari).

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

2 dari 5 halaman

Rasulullah Contohkan Cara Paling Tepat untuk Nasihati Anak

Dream - Adab dan akhlak merupakan dasar penting yang harus diajarkan orangtua pada anak-anaknya. Seperti kita tahu, anak tak luput dari kesalahan dan belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk secara patut.

Untuk itu orangtua harus senantiasa mengingatkan dengan nasihat. Dalam menyampaikan teguran atau nasihat, Nabi Muhammad SAW, memberi contoh yang sangat baik yaitu dengan menghormati dan menyayangi anak.

Diriwayatkan dari Ummi Khalid binti Khalid bin Sa’id, ia berkata, “ Aku mendatangi Rasulullah SAW yang bersama ayahku. Aku mengenakan baju berwarna kuning. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sanah, sanah.’ (bahasa Habsyi, artinya hasanah: bagus). Lalu aku beringsut ke depan, bermain-main dengan kancing Rasulullah SAW, dan ayahku mencegahku. Rasulullah SAW pun bersabda, ‘Biarkanlah ia.’” (HR. Bukhari)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan betapa bijaksana dan tawadhu’ sikap Rasulullah. Beliau tidak marah apalagi membentak Ummi Khalid yang tengah bermain-main dengan kancing beliau.

Rasulullah SAW telah memerintahkan kita sebagai umat muslim untuk selalu bersikap lemah lembut, bahkan jika seseorang melakukan kesalahan. Sebagaimana hadis riwayat dari Aisyah:

“ Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Lembut dan mencintai kelemahlembutan. Allah SWT memberikan kepada orang yang penuh kelembutan sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang kejam.” (HR. Muslim)

 

3 dari 5 halaman

Nasihati di Waktu Ini

Dikutip dari DalamIslam.com, ada waktu yang tepat untuk menasihati anak. Dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak oleh Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, disebutkan bahwa ada tiga waktu yang tepat untuk menasihati anak, yakni:

Saat berjalan-jalan
Rasulullah SAW disebutkan pernah mengajak anak kecil ke sebuah tempat rahasia secara sembunyi-sembunyi untuk memberikan nasihat. Salah satu yang mengalami hal ini adalah Abdullah bin Ja’far, dan tertuang dalam hadis:

“ Pada suatu hari Rasulullah SAW pernah memboncengku. Beliau mengatakan sesuatu kepadaku dengan berbisik. Perkataan beliau itu tidak pernah kuceritakan kepada siapapun" . (HR. Muslim)

Contoh lain ketika Nabi Muhammad SAW tengah menaiki seekor baghal dengan Ibnu Abbas. Baghal itu sendiri dihadiahkan oleh Kisra. Ibnu Abbas duduk membonceng di belakang. Beberapa saat dalam perjalanan, Nabi Muhammad menoleh ke belakang, ke arah Ibnu Abbas. Beliau pun bersabda:

“ Wahai anak muda!”
“ Saya ya, Rasulullah,” jawab Ibnu Abbas.
“ Jagalah Allah, kamu pasti akan dijagaNya!” (HR. Tirmidzi)

 

4 dari 5 halaman

Saat Makan

Saat makan adalah saat yang tepat bagi orangtua untuk memberi nasihat kepada anak. Itulah mengapa saat anak makan, orangtua sebaiknya mendampingi anak. Hal yang sama juga dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau selalu ada saat anak makan. Mendampingi anak sekaligus memperhatikan segala tindakan mereka. Apabila anak melakukan kesalahan, Nabi Muhammad SAW langsung meluruskan dengan kalimat lemah lembut. Hal ini juga dikatakan oleh Umar bin Salamah ra dalam hadis, yakni:

“ Ketika masih anak-anak, aku pernah dipangku Rasulullah SAW. Tanganku melayang ke arah sebuah nampan berisi makanan. Rasulullah SAW berkata padaku, “ Nak, bacalah Basmalah, lalu makanlah dengan tangan kanan, dan ambillah makanan yang terdekat denganmu!” Maka seperti itulah cara makanku seterusnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Itu artinya, Nabi Muhammad SAW selalu mengajak anak-anak untuk makan dekat dengan beliau dengan ajakan yang lemah lembut. Setelah itu, barulah beliau membimbing mereka tentang cara makan yang baik.

 

5 dari 5 halaman

Saat Anak Sakit

Saat anak sakit adalah salah satu waktu yang tepat untuk memberi nasihat kepada anak, sebab pada kondisi itu biasanya hati anak akan menjadi lebih lembut, sehingga ia mau mendengar nasihat dari orangtua dan mulai menyadari kesalahannya.

Suatu waktu Nabi Muhammad SAW menjenguk seorang anak Yahudi yang tegah sakit. Biasanya, anak itu selalu melayani Nabi. Saat Nabi Muhammad SAW datang ke rumah anak tersebut dan duduk di samping kepalanya, Nabi pun bersabda,

“ Islamlah!”
Anak itu memandang ke arah ayahnya yang saat itu juga dekat dengannya.
“ Ikutilah Abul Qasim (Nabi Muhammad SAW),” ujar ayahnya.
Anak itu pun akhirnya menyatakan keislamannya. Maka Nabi Muhammad SAW ke luar sambil bersabda, “ Alhamdulillah. Allah telah menyelamatkannya dari api neraka.” (HR. Bukhari dari Anas)

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar