Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream- Dalam beberapa minggu terakhir, setidaknya 64 anak telah dirawat di rumah sakit di New York City dengan penyakit misterius yang sekarang dijuluki sindrom inflamasi multisistem pediatrik. Kondisi ini menyerupai sindrom syok toksik dan penyakit Kawasaki yang langka dan diduga memiliki kaitan dengan Covid-19.
Penyakit Kawasaki atau sindrom Kawasaki adalah penyakit langka yang umumnya menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki dikenal juga dengan sindrom kelenjar getah bening.
Penyakit ini dikaitkan dengan covid-19 berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan Kota New York yang mempelajari 15 pasien dengan Sindrom Inflamasi Multi-Sistem Anak, melaporkan bahwa empat anak positif virus corona.
" Dari 11 pasien yang tersisa, enam diuji “ positif dengan serologi,” yang berarti mereka memiliki antibodi corona virus," kata Demetre C. Daskalakis, MD, MPH, wakil komisaris Divisi Pengendalian Penyakit Departemen Kesehatan Kota New York.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien-pasien tersebut mungkin sebelumnya telah terinfeksi oleh coronavirus.
Untuk lebih waspada, orang tua perlu mengetahui bagaimana detail penyakit Kawasaki pada anak yang dipercaya berkaitan dengan covid-19. Berikut Dream rangkum dari laman parents.com informasi seputar virus Kawasaki pada anak.
Penyakit Kawasaki adalah kondisi langka yang terutama menyerang bayi dan anak kecil. " Ini menyebabkan peradangan (pembengkakan dan kemerahan) pada pembuluh darah di seluruh tubuh," kata Lolita McDavid, M.D., profesor pediatri umum dan kedokteran remaja di Case Western Reserve University.
Dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan penyakit Kawasaki, tetapi mereka percaya itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap pemicu yang tidak diketahui.
" Reaksi berlebihan menyebabkan peradangan pembuluh darah yang tidak terkendali," kata Michael Chang, M.D., seorang dokter anak penyakit menular di McGovern Medical School di UTHealth di Houston.
Dr. Chang menambahkan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun.
Chang mengatakan bahwa gejala penyakit Kawasaki muncul secara bertahap. Tahap pertama terjadi pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2. Pada tahap ini, gejala yang muncul adalah:
Tahap kedua
Gejala pada tahap kedua muncul pada minggu ke-2 sampai minggu ke-4. Gejala pada tahap kedua yaitu:
Tahap ketiga
Tahap ketiga terjadi pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6, ditandai dengan mulai meredanya gejala. Meskipun demikian, kondisi anak masih lemas dan mudah lelah. Butuh waktu setidaknya 8 minggu sampai kondisi anak kembali normal.
Untuk mendiagnosis penyakit Kawasaki, dokter akan melakukan beberapa tes darah dan ekokardiogram (ultrasound jantung). Tes ini harus diulang dalam minggu-minggu berikutnya untuk memastikan keberadaanya.
Setelah menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik pada anak, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi penyakit lain yang menimbulkan gejala yang sama dengan penyakit Kawasaki, serta melihat apakah penyakit sudah menimbulkan komplikasi pada jantung.
Penyakit Kawasaki harus diobati sesegera mungkin, terutama saat anak masih mengalami demam. Pengobatan bertujuan untuk mencegah kerusakan pada jantung, serta meredakan peradangan dan demam. Metodenya meliputi: infus imunoglobulin, atau IVIG, dan aspirin intravena.
Apakah virus corona menyebabkan penyakit Kawasaki pada beberapa anak? Dr. Chang mengatakan bahwa hal ini tidak berkaitan. Ia beralasan bahwa anak-anak sebenarnya mengalami sindrom unik yang disebabkan oleh respon inflamasi yang luar biasa terhadap COVID-19.
Dr. Chang mendukung teorinya dengan fakta bahwa beberapa orang dewasa juga memiliki respons imun yang parah terhadap virus corona. Terlebih lagi, dia mengatakan bahwa meskipun banyak gejala sindrom inflamasi multisistem pediatrik tumpang tindih dengan penyakit Kawasaki, ada juga beberapa perbedaan besar.
Dia mengatakan bahwa kejadian penyakit Kawasaki di Jepang, yang biasanya memiliki jumlah kasus tertinggi, tampaknya tidak meningkat selama pandemi coronavirus. Sehingga disimpulkan bahwa penyakit Kawasaki tidak berkaitan dengan covid-19.
Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan jantung permanen, sehingga dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak bila anak mengalami demam lebih dari tiga hari, terutama bila disertai gejala berikut:
Bila terkena penyakit Kawasaki, ikutilah anjuran dokter untuk kontrol rutin hingga 6 bulan setelah terkena penyakit.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?