Lorde Batalkan Konser di Tel Aviv, Dubes Israel Kalang Kabut

Usul agar Lorde membatalkan konser di Israel datang dari kelompok pro-Palestina.

Dream - Penyanyi asal Selandia Baru peraih Grammy Award 2014, Lorde membatalkan konsernya di Tel Aviv, Israel. Pembatalan ini muncul setelah surat terbuka yang dilayangkan para aktivis pro-Palestina Kamis, 21 Desember 2017.

Dilaporkan ABC News, surat tersebut berisi permintaan menarik diri sebagai bagian dari pemboikotan untuk menentang pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

" Bermain di Tel Aviv akan terlihat memberi dukungan pada kebijakan Pemerintah Israel," kata Justine Sachs dan Nadia Abu-Shanab di situs berita The Spinoff.

Lorde menulis di akun Twitter-nya, " Banyak orang bicara tentang ini dan aku mempertimbangkan semua pilihan."

Eran Arielli, salah satu promotor konser tersebut, mengklarifikasi pembatalan konser itu di Facebook pada Minggu, 24 Desember 2017.

" Naif seandainya berpikir bahwa seorang seniman seusianya dapat menyerap tekanan yang terlibat saat datang ke Israel," tulis Eran.

Rupanya rencana pembatalan konser itu itu didengar Duta Besar Israel untuk Selandia Baru, Itzhak Gerberg. Dia langsung mengutarakan keinginannya bertemu dan meminta klarifikasi dari Lorde.

Itzhak " menyesalkan" bahwa konser tersebut dibatalkan dan usaha pemboikotan negaranya menandai " permusuhan dan intoleransi" .

Manajemen Lorde tidak segera menanggapi permintaan duta besar tersebut.

Penyanyi New Zealand berusia 21 tahun itu dijadwalkan tampil di Tel Aviv pada Juni 2018 sebagai bagian dari tur global untuk mempromosikan album barunya Melodrama.

Tak hanya Lorde, beberapa penyanyi papan atas dunia juga memboikot Israel. Mereka diantaranya Roger Waters dari Pink Floyd dan Elvis Costello.

Meski begitu, tak sedikit pula musisi dunia yang tak ambil pusing mengenai posisi politik Israel. Mereka yang tetap tampil di Israel antara lain, Elton John, Aerosmith, Guns and Roses, Rolling Stones, Justin Bieber dan Rihanna.

(Sah)