Pemain Film Ranah 3 Warna (Foto : @ranah3warna.movie)
Dream - Festival film berskala internasional, Jakarta Film Week (JFW) 2021, resmi dibuka pada Kamis 18 November 2021 dan akan berlangsung hingga 21 November 2021. Sederet film Tanah Air disuguhkan kepada khalayak dan dapat dinikmati di CGV Grand Indonesia Jakarta.
Di hari pertama, 'Ranah 3 Warna' terpilih sebagai film pembuka JFW 2021. Film yang diadaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi dengan judul yang sama berkisah tentang seorang pemuda bernama Alif Fikri yang berjuang melanjutkan pendidikan.
" Film ini berkisah tentang seorang pemuda yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk meneruskan pendidikan, namun belum juga berhasil. Sebelumnya menggunakan frasa Man Jadda Wa Jadda, namun ternyata perlu juga adanya kesabaran, Man Sabhara Zhafira," ujar Sutradara Ranah 3 Warna, Guntur Soeharjanto.

Foto : @jakartafilmweek
Film Ranah 3 Warna dibintangi dua artis muda sudah malang melintang di dunia layar lebar, Arbani Yasiz dan Rawles. Film ini juga didukung peran sejumlah artis senior seperti Teuku Rassya, Maudy Koesnaedi, David Chalik, Donny Alamsyah dan Tanta Ginting.
Direktur Utama PT MNC Pictures, Titan Hermawan, mengaku sangat bangga Ranah 3 Warna terpilih sebagai film pembuka JFW 2021. Apalagi Ranah 3 Warna bisa menjadi representasi Indonesia di mata internasional.
" Sebuah kehormatan tersendiri bahwa World Premiere film Ranah 3 Warna menjadi film pembuka di ajang JFW, film ini adalah film yang sangat sarat pesan moral," tutur Titan.
Dream - Produser film yang sering melahirkan karya terbaik, Mira Lesma, menyambut kembali dibukanya operasional bioskop di masa PPKM dengan menghadirkan tontonan terbaru. Digarap dari pengalamannya dihinggapi kecemasan, Mira memperkenalkan film berjudul Paranoia yang bisa ditonton publik mulai pekan depan.
Film terbaru dari Miles Films yang bisa ditonton di bioskop seluruh Indonesia mulai 11 November itu menggandeng sutradara Riri Riza. Meski baru akan tayang, Paranoia telah meraih nominasi Piala Citra untuk Kategori Film Panjang Terbaik FFI 2021.
Festival Film Australia-Indonesia Digelar, Cek Judul-judulnya di Sini
Mira Lesmana dalam Press Screening Paranoia, di Epicentrum, Jakarta, Kamis, 4 November 2021 mengungkapkan ide pembuatan film ini salah satunya lahir akibat dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menurut Mira, sekitar April 2020 atau dua bulan masa PSBB, masyarakay berada dalam situasi sangat menegangkan dengan informasi yang simpang siur. Dia juga mengaku tak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan kehidupan Indonesia kala itu.
" Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tingkat paranoia kami saat itu sangat tinggi, kami rutin zoom 2 minggu sekali, kami memikirkan what can we do?” ungkap Mira.
Titik terang terlihat ketika pemerintah akhirnya melonggarkan ketentuan PSBB. Tanpa mau membuang waktu, Mira langsung memutuskan beraktivitas di kantor. Mengundang Riri Riza, mereka memutuskan mencari ide untuk membuat sebuah film.
“ Nomor satu yang utamakan semua perasaan was-was, takut, khawatir, itu yang kita tumpahkan, dan itu menjadi inspirasi untuk membuat cerita seperti ini,” ungkap Mira Lesmana.
Mira Lesmana Tak Gentar Lawan Captain Amerika
Dibintangi artis senior seperti Nirina Zubir, Nicholas Saputra, Lukman Sardi, dan Caitlin North-Lewis, Paranoia terlebih dahulu tayang di 25th Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2021, Korea Selatan. Film ini juga terplih untuk berkompetisi di Spanyol untuk Asian Film Festival Barcelona 2021.
Sebelum ditayangkan serentak, film Paranoia sudah lebih dulu menjalani pemutaran khusus di empat kota yaitu Jakarta dan Bekasi pada Oktober lalu. Menyusul Bandung pada 6 November dan terakhir di Yogyakarta 8 November 2021.
Selama masa pemutaran khusus tersebut, Mira mengungkapkan antusiasme masyarakat Indonesia sangat tinggi untuk bisa menonton filmnya. Ini dibuktikan dengan tiket yang terjual habis pada hari pertama pembukaan ticket box.
Tiket untuk pemutaran khusus film di Jakarta bahkan habis dalam waktu 20 menit sejak penjualan dibuka.
Sekuel Baru Tayang, Mira Lesmana Siapkan AADC 3?
Paranoia yang digarap dengan tujuan membuat film berkualitas ini menyajikan ketegangan yang mencekam. Seluruh elemen mulai dari penyutradaraan yang terampil dan dukungan akting yang mumpuni, bercampur dengan apik lewat scoring musik yang membawa penonton terbawa dalam ketegangan cerita sampal akhir.
Lewat film PARANOIA hal tersebut terbukti, karena film Tersebut telah meraih 4 nominasi Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2021, yaitu Film Terbaik, sutradara Terbaik untuk Riri Riza, Pemeran Utama Perempuan Terbaik untuk Nirina Zubir, dan Penata suara Terbalk untuk Aria Prayogi dan Arief Budi Santoso.(Sah)
Dream - Film NUSSA yang akan rilis di bioskop 14 Oktober 2021 mendatang bertabur bintang ternama, sebut saja Dewi Sandra dan Alex Abbad.
Mereka dengan antusias bercerita pengalaman seru saat mengisi suara film NUSSA. Dewi Sandra yang berperan sebagai Tante Dewi mengaku senang karena tidak perlu berdandan untuk mengisi suara.
Film NUSSA Rilis di Bioskop Minggu Depan, Tayang 90 Menit Sarat Pesan Moral
" I'm not wasting 2 jam untuk makeup, terus pakai baju dan segala macam," tutur Dewi Sandra.
© © NUSSA
Istri Agus Rahman ini menuturkan bahwa jadi pengisi suara di sebuah film animasi merupakan pengalaman yang sangat menarik, seru, dan lucu.
Dipandu voice coach berpengalaman, prosesnya dibuat seseru agar semangat sampai ke penoton. Terlebih, film animasi ini khusus untuk anak-anak.
Meski terbilang seru, Dewi juga mengatakan bagian sulit proses rekaman yang bergantian dengan pengisi suara lainnya.
Pengisi suara, tambah Dewi, harus membayangkan suasana dalam film, bagaimana karakter sedang melakukan sesuatu, karena saat ada karakter lain berbicara seperti Nussa atau Rarra, rupanya mereka tidak ada dalam lokasi.
Hore! Edutainment Nussa Hadir dengan Cerita & Konsep Baru Lewat Aplikasi
© © NUSSA
" Jadi seperti monolog namun sebenarnya berdialog. Dan saat take recording, tidak dikasih suara karakter lain untuk memancing. Benar-benar harus menghayal," sambung Dewi Sandra.
Berbeda dengan Dewi, Alex yang dulu pernah menjadi dubber berpendapat, zaman ini lebih mudah namun yang susah adalah bagaimana benar-benar memerankan sebuah peran.
© © NUSSA
Dapatkan Ilmu Merawat Anak Bersama 'Generasi Cerdas Nussa'
" Waktu itu saya hanya mengisi suara, sekarang mewakili karakter dari cerita di film ini. Jadi kita harus benar-benar bersuara seperti wujudnya, karakternya, bergerak seperti karakternya. Mewakili emosi dan plot yang ingin disampaikan karakternya," jelasnya.
Karakter Abba yang diperankan Alex dibuat sebagai sosok bapak kekinian. Challenge terbesar di sini, bagi Alex adalah menjadi suara bapak Nussa yang merupakan karakternya baru dan belum pernah muncul sebelumnya.
Rarra yang menjadi karakter favorit hampir semua orang karena tingkahnya yang menggemaskan dan sebagai ice breaker, bisa mencairkan suasana, ternyata diisi Ocean Fajar.
Uniknya, gadis cilik itu diketahui belum bisa membaca sehingga saat lakonnya mengisi suara ia diarahkan langsung coach director.
Misi Dakwah 'Nussa' di Busana Muslim Ibu dan Anak Ria Miranda
© © NUSSA
Tantangan lainnya juga dialami Ryan Adriandhy selaku Co-Produser, ia mengatakan bahwa sebuah film layar lebar mempunyai bahasa yang berbeda, durasi dan mempunyai ruang untuk mengeksplor karakter.
Jadi, challenge Ryan di sini adalah berani nge-push karakter Nussa yang memiliki core karakter tentang kebaikan, edutainmentnya yang berlandaskan edukasi islami.
" Nussa memanglah seorang anak yang sangat baik, taat agama dan berpengetahuan, tapi dia tetap seorang anak umur sembilan tahun. Kita akan menantang bagaimana seorang Nussa menghadapi perasaan jealous, cemburu, kecewa dan mencoba menyelesaikannya. Bagaimana kita mengeksplor karakter Nussa ini lebih manusia lagi," tutur Ryan.
Sutradara Bony Wirasmono beserta tim mendevelop cerita yang dibangun setiap karakternya agar tidak flat dan mMempunyai emosi-emosi yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Ryan melanjutkan bahwa tantang terbesar adalah bagaimana menyelesaikan film NUSSA dalam masa pandemi.
Film animasi ini mulai produksi dari awal 2019. Saat take voice recording selesai dan akan memasuki produksi animasi, pandemi Covid-19 melanda.
Sehingga lebih dari 70 persen animasi NUSSA dikerjakan animator dari Work From Home (WFH). Ryan berharap, saat rilis di bioskop nanti film NUSSA dapat dinikmati dan disukai lebih banyak masyarakat.
Ketika menonton film NUSSA di bioskop nanti, tentunya Sahabat Dream harus tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku di masing-masing bioskop.
Hanya mereka yang berusia di atas 12 tahun dengan kategori kuning dan hijau pada aplikasi pedulilindungi saja yang dapat memasuki area bioskop.
Laporan: Syifa Putri Naomi
Advertisement
WhatsApp Bakal Luncurkan Fitur Chat Lintas Aplikasi, Pengguna Eropa dapat Giliran Pertama

Sadari Damkar Lebih Dipercaya Publik untuk Urusan Darurat, Kapolri Mau Sempurnakan Hotline 110

Dompet Dhuafa Heartventure, Berbagi Bersama Content Creator di Pelosok Samosir

Berawal dari Perasaan Senasib, Komunitas Kuda Klub Eksis 10 Tahun Patahkan Mitos `Mobil Malapetaka`

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera


Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Geger Pengakuan Suami Wardatina Sudah Menikah Siri dengan Inara Rusli

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Insanul Fahmi Akui Nikah dengan Inara Rusli, Pihak Kajian Teman Searah Klarifikasi

WhatsApp Bakal Luncurkan Fitur Chat Lintas Aplikasi, Pengguna Eropa dapat Giliran Pertama

Rentetan 9 Gempa Guncang Aceh, BMKG Ingatkan Waspada Aktivitas Seismik di Sekitar Simeulue
