Credit Via Shutterstock
Tanpa disadari ada banyak sekali contoh pemanfaatan energi terbarukan dan tidak terbarukan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak kelas 5, kedua istilah ini pun sudah mulai dikenalkan dalam materi belajar di sekolah. Hal inilah yang dijumpai dalam materi terbaru di episode 46 Program Belajar dari Rumah yang diadakan oleh Kemendikbud di TVRI.
Berkat metode pembelajaran yang seru dan menarik, anak-anak pun bisa lebih mudah memahami beda energi terbarukan dan tidak terbarukan. Kira-kira bisakah anak-anak menyebutkan contohnya masing-masing?
Secara umum energi terbarukan dijelaskan Kak Ivan yang menjadi pemandu dalam episode Belajar dari Rumah kali ini sebagai energi yang tak akan habis, karena diperbarui setiap waktu melalui proses yang terjadi di alam. Sebaliknya energi tidak terbarukan adalah energi yang tak dapat diperbarui secara alami, dan akan habis jika digunakan secara terus-menerus.
Setelah memahami perbedaan mendasar antara energi terbarukan dan tidak terbarukan, Kak Evan kemudian menjelaskan macam-macamnya. Ada energi surya dikumpulkan secara langsung dari cahaya matahari. Kemudian ada energi biomassa yang diperoleh dari bahan organik baik tanaman maupun hewan yang hidup maupun sudah mati. Ada pula energi panas bumi atau geotermal, hingga energi angin.
Sementara energi tidak terbarukan dapat dijumpai pada minyak bumi yang merupakan bahan bakar fosil berbentuk cair. Minyak bumi banyak dimanfaatkan pada elektronik, alat transportasi, sampai pembangkit listrik bahan bakar fosil. Contoh lainnya adalah batubaru dan gas alam.
Menariknya, energi tak terbarukan seperti minyak bumi tak bisa langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebaliknya, ada serangkaian proses panjang untuk mengolah minyak mentah dalam tungku 400 derajat Celcius, hingga akhirnya bisa diubah menjadi gas, bensin, nafta, kerosin, solar, bahan bakar kapal, pelumas, hingga residunya diolah sebagai parafin lilin dan aspal.
Lewat topik energi terbarukan dan tak terbarukan, anak-anak kelas 5 lantas diajak mengenali kalimat baku dan tak baku. Secara umum kalimat baku ini memiliki beberapa ciri-ciri, seperti hemat artinya kalimat efektif, tidak boros atau bertele-tele.
Kalimat baku juga resmi, artinya menggunakan kaidah bahasa Indonesia, bukan menggunakan bahasa lisan, daerah maupun asing. Selain itu, sebuah kalimat disebut baku jika menggunakan huruf kapital dan ejaan yang tepat. Apabila tak sesuai dengan ciri-ciri tersebut, maka kalimat tersebut disebut kalimat tak baku.
Pembelajaran pun makin lengkap karena anak kelas 5 juga diajak berlatih menghitung persentase dan operasi pembagian pecahan. Saksikan pembelajaran selengkapnya dengan menonton langsung Program Belajar dari Rumah bersama Kemendikbud di TVRI setiap Senin-Jumat dari jam 10.30-11.00 WIB untuk anak kelas 5.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN