(Foto: Facebook Rozel Billones)
Dream - Di zaman yang sudah modern dengan pendidikan lebih baik seperti saat ternyata masih banyak orang yang menjadi korban diskriminasi.
Salah satunya dialami seorang pria tua lusuh yang hendak naik angkutan umum di Filipina ini.
Dia ditolak naik angkutan umum karena penampilannya yang seperti gelandangan.
Kisahnya viral setelah dibagikan oleh pengguna Facebook Rozel Billones pada pertengahan bulan Mei 2018 lalu.
Saat itu Rozel sedang naik angkutan umum khas Filipina yang disebut dengan nama jeepney.
Kebetulan jeepney yang dinaiki Rozel berhenti di depan pria tua yang juga ingin naik kendaraan yang sama.
Dream - Penampilan pria tua itu memang tampak lusuh. Rambut dan jenggotnya yang memutih dibiarkan tumbuh memanjang.
Hanya memakai kaos dan celana sederhana, pria tua itu menunggu angkutan dengan menenteng tas plastik berisi barang-barangnya.
Namun, saat pria tua itu akan naik, sopir menolaknya. Begitu juga dengan jeepney lain yang lewat di tempat pemberhentian angkutan umum itu.
Mereka selalu mengatakan kepada pria tua itu bahwa kendaraan mereka sudah penuh. Padahal, Rozel melihat masih banyak tempat yang kosong.
Para sopir jeepney itu malah berteriak memanggil penumpang lain yang ingin naik kendaraan mereka.
Karena merasa kasihan, Rozel menawarkan tempat duduk di sebelahnya. Rozel mengatakan para sopir menolak pria tua itu karena dianggap tidak mampu bayar ongkosnya.
Akhirnya, pria tua itu membayar sebelum turun di tempat tujuannya. Sopir dan penumpang lainnya tak menyangka 'pengemis' itu mampu membayar ongkos kendaraan.
Dream - Namun, melalui postingannya, Rozel mengungkapkan bahwa pria tua berpakaian lusuh itu adalah seorang profesor terkenal.
Dia adalah Ruben Madridejos, seorang profesor di Polytechnic University of the Philippines (PUP), Filipina.
Profesor Madri, begitu mahasiswanya menyebut, memiliki julukan 'Hokage Fisika di PUP'.
Dalam postingan di Facebooknya, Rozel juga mengunggah sekelumit riwayat pendidikan Profesor Madri.
Ternyata, Profesor Madri lulus cumlaude dari jurusan Ilmu Fisika di University of the Philippines Diliman, Quenzon City, pada tahun 1973.
Tidak hanya sampai di situ saja. Dia mendapat beasiswa ke Jerman untuk melanjutkan pendidikan Master di jurusan Ilmu Geofisika pada tahun 1985.
Setelah 10 tahun menyelesaikan gelar Master di Jerman, di pulang ke Filipina dan mengajari di PUP.
Selain menjadi dosen, Profesor Madri juga bekerja di Biro Pertambangan Filipina.
Di akhir ceritanya, Rozel sempat menulis sebuah kalimat bijak agar orang-orang tak punya penilaian buruk karena penampilan luar saja.
" Orang bijak tidak selalu diam, tapi mereka tahu kapan harus diam."
Postingan Rozel itu langsung viral setelah dibagikan 23 ribu kali dan mendapat 34 ribu Likes.
(Sumber: Definitely Filipino Buzz)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN