Ilustrasi Purnama Di Atas Kabar (Alarabiya)
Dream - Fenomena alam langka akan kembali terjadi. Bulan purnama penuh berada tepat di atas Kabah.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, mengungkapkan, bulan purnama akan muncul pada Kamis, 29 Januari 2021. Pada pukul 04.43 WIB, purnama diprediksi berada tepat di atas kiblat umat Islam.
" Pada dini hari 29 Jan 2021 pk 04.43 WIB bulan berada pada posisi kulminasi (di zenit, altitude 90 derajat) di atas Mekah," ujar Djamaluddin di akun media sosialnya.
Djamaluddin menyatakan purnama akan berbentuk sempurna. Fase terbentuknya sudah 100 persen.
" Itu artinya, di mana saja kita melihat purnama saat itu berarti kita sdg menghadap ke arah kiblat/kabah di Mekah," kata dia.
Lihat postingan ini di Instagram
Dream - Bulan purnama akan sejajar tepat di atas bangunan ka'bah, tempat paling suci umat Islam, di Mekah, Arab Saudi pada Kamis, 28 Januari. Fenomena ini cukup langka dan bisa disaksikan dengan mata telanjang
Menurut astronom, fenomena posisi bulan purnama tepat di atas Kabah akan terjadi pada hari Kamis pukul 12:43 waktu setempat. Masyarakat Mekkah akan dapat melihat bulan purnama yang muncul secara vertikal di atas Masjidil Haram.
Presiden Asosiasi Astronomi Jeddah, Majed Abu Zahira dalam wawancara dengan Al Arabiya, menjelaskan bulan akan terbit dengan matahari terbenam dari ufuk utara / timur laut, dan terbenam di ufuk utara / barat laut.
" Berarti bahwa ia akan mensimulasikan jalur tinggi matahari musim panas setelah enam bulan melintasi langit malam, tetapi di utara Lingkaran Arktik, bulan tetap 24 jam di atas cakrawala, seperti matahari tengah malam di musim panas," jelas Majed.
Menurut Abu Zahra, bulan purnama akan sejajar dengan Ka'bah pada 12:43:34 setelah tengah malam waktu Saudi (09:43:34 pm GMT) pada ketinggian 89,57,46 derajat dan piringannya diterangi sepenuhnya sebesar 99,9 persen pada jarak 381,125 km dari bumi.
“ Bulan akan tetap terlihat di langit selama sisa malam sampai terbenam dengan terbitnya matahari Jumat,” tambahnya.
Ia menyebut, fenomena langit ini dapat digunakan sebagai arah kiblat (arah menuju Ka'bah) dengan cara yang sederhana dari beberapa wilayah di dunia, karena umat Islam yang berada di lokasi geografis yang jauh dari Masjidil Haram dan dapat mengandalkan arah bulan.
(Sah, Sumber: Al Arabiya)
Dream - Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan pembatasan jamaah haji 2020 dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Keputusan tersebut dibuat untuk melindungi para jemaah haji dan warga Saudi dari pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Pada awal Juni lalu, Menteri Kesehatan Arab Saudi, Dr. Tawfiq Al Rabiah secara resmi mengumukan pembatasan jumlah jemaah haji 2020.
Keputusan itu diambil kerajaan Saudi sebagai salah satu upaya mengurangi kemungkinan tingkat infeksi dan memastikan keselamatan jemaah. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Arab Saudi juga telah menetapkan protokol khusus untuk seluruh lokasi ibadah haji.
Salah satu protokol khusus yang dikeluarkan adalah larangan menyentuh Kabah dan Hajar Aswad.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Mohammed Saleh Benten, mengatakan keputusan untuk membatasi jumlah jemaah tersebut diambil dengan tujuan melindungi orang di atas segalanya, yang telah menjadi prioritas negara Kerajaan sejak pandemi mulai muncul" .
Mulai 19 Juli, pihak berwenang akan membatasi akses masuk ke Mina, Muzdalifah, dan Arafah bagi yang tidak memiliki izin, demikian seperti dilansir dari Liputan6.com, Selasa 7 Juli 2020.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN