Bukan Karena Langit, Ini Penjelasan Ilmiah Laut Berwarna Biru. (Foto: Pixabay.com)
Dream - Selama ini teori menyebutkan laut berwarna biru karena air menyerap cahaya gelombang panjang seperti merah, jingga, dan kuning.
Sedangkan cahaya gelombang pendek seperti biru hanya sedikit yang terserap. Akibatnya, ketika cahaya putih menimpa laut, hanya warna biru yang dipantulkan.
Dengan kata lain, warna air laut dipengaruhi oleh kondisi langit. Jika cuaca cerah maka air laut berwarna biru.
Namun fenomena alam ini hanya berlaku jika air tidak tercemar atau dalam kondisi jernih.
Jika laut penuh dengan lumpur atau ganggang, cahaya yang disebarkan kotoran tersebut akan mengalahkan warna biru alami air.
Lantas, bagaimana dengan laut berwarna kemerahan saat hari senja? Apakah itu juga terjadi karena pengaruh langit?
Teori bahwa warna biru laut karena air menyerap warna atmosfer adalah salah. Apalagi jika warna laut dikaitkan dengan warna langit.
Hal itu diungkapkan oleh Michael Kruger dari Jurusan Fisik di University of Missouri, Missouri, Amerika Serikat.
Menurut Kruger, atmosfer cenderung menyebarkan cahaya gelombang pendek (biru) daripada cahaya gelombang panjang (merah).
Cahaya biru dari matahari tersebar secara luas ke mana-mana, lebih dari warna-warna lainnya.
Sehingga, apabila menatap langit atau laut pada siang hari, kita akan melihat warna biru di mana pun kita berada.
Fenonema penyebaran cahaya biru ini disebut dengan Hamburan Rayleigh atau Rayleigh Scattering.
Penyebaran cahaya biru inilah yang menembus ke dalam laut tanpa diserap oleh air untuk kemudian dipantulkan lagi.
Efek ini terjadi ketika partikel-partikel yang melakukan hamburan, ukurannya lebih kecil dari panjang gelombang cahaya.
Sementara refleksi warna biru langit hanya kecil sekail dalam proses tersebut.
Beberapa contoh partikel tersebut adalah molekul nitrogen dan oksigen yang ada di atmosfer.
Hal yang sebaliknya terjadi ketika warna laut dan langit berubah jadi warna kemerahan saat senja.
" Sekarang kita bisa tahu mengapa saat senja laut dan langit terlihat kemerahan," kata Kruger.
Ketika matahari terbenam, cahaya yang mencapai Bumi harus melewati lebih banyak atmosfer. Dibandingkan ketika matahari berada di atas kepala.
Karenanya, satu-satunya cahaya warna yang tidak tersebar adalah cahaya gelombang panjang merah.
Hal yang sama juga terjadi pada awan, gula, dan garam yang berwarna putih.
Partikel-partikel dalam bahan ini yang bertanggung jawab untuk menyebarkan cahaya lebih besar dari cahaya panjang gelombang.
Akibatnya, semua warna cahaya tersebar dengan jumlah yang kurang lebih sama.
Begitu juga dengan susu. Persebaran warna pada susu lebih banyak karena kandungan lemaknya.
Jika kita mengambil lemaknya, maka warna susu skim pasti berubah, dan tidak putih lagi.
(ism, Sumber: Scientific American)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya