Bumi Penuh Sesak, Tahun 2100 Manusia Tinggal di Luar Angkasa

Reporter : Sandy Mahaputra
Sabtu, 20 September 2014 17:05
Bumi Penuh Sesak, Tahun 2100 Manusia Tinggal di Luar Angkasa
Bangunan koloni itu berupa struktur besar seperti sebuah kota yang akan menjadi rumah bagi ratusan atau ribuan orang.

Dream - Menurut para ahli, Bumi tak lama lagi akan penuh sesak hingga tak mungkin manusia mencari tempat tinggal baru. Diperkirakan pada tahun 2100 nanti, manusia sudah bisa tinggal kota buatan di luar angkasa.


Dr Al Globus, kontraktor Lembaga Antariksa AS (NASA) dan ahli pemukiman luar angkasa mengatakan, langkah logis selanjutnya adalah membangun koloni-koloni di ruang angkasa dan memindahkan manusia ke dalamnya. Dengan mengindahkan semua bencana nasional, akan segera terwujud 'Kota Luar Angkasa' mengambang di orbit Bumi pada akhir abad ini.

Bangunan koloni itu berupa struktur besar seperti sebuah kota yang akan menjadi rumah bagi ratusan atau ribuan orang. Seperti konsep sebelumnya. Bangunan koloni itu akan berputar pada porosnya dan memiliki gravitasi buatan pada bagian-bagian yang berputar.

Globus mengatakan kepada Mail Online, struktur seperti itu bisa saja dibangun pada akhir abad ini. Asal bencana besar tidak melanda Bumi dalam beberapa abad ke depan.

" Kita mampu secara ilmu pengetahuan dan finansial. Kita bisa melakukannya," kata ilmuwan yang bekerja di pusat riset NASA dan telah bekerja dalam proyek Teleskop Hubble, ISS dan pesawat ulang-alik.

" Jika tidak ada bencana besar di beberapa abad berikutnya, seperti perang nuklir, saya akan terkejut jika kita tidak melakukannya." Bahkan dia mengklaim manusia bisa membangun koloni tidak dalam hitungan abad, tapi dekade.

Koloni itu dibuat seperti Bumi. Manusia bisa berbelanja, membesarkan anak, sekolah, dan melakukan kegiatan sehari-hari layaknya di Bumi. Dan mungkin, mengunjungi Bumi menjadi liburan yang menyenangkan.

Tapi dia menjelaskan beberapa langkah kunci yang harus dicapai sebelum kota orbit besar dapat dibangun dan manusia bisa tinggal di ruang angkasa. Pertama, biaya untuk melakukan perjalanan ke ruang angkasa harus dibuat murah.

Kemudian, harus diupayakan agar koloni tersebut bisa mendukung kehidupan manusia. Koloni masa depan harus bisa memberikan semua kebutuhan hidup manusia mulai air, udara, dan bahan makanan. Energi mungkin bisa diambil dari tenaga matahari sementara makanan bisa menggunakan teknologi pertanian indoor yang saat ini sudah banyak dikembangkan.

Sebuah koloni harus bisa menyediakan perlindungan bagi penduduknya. Perisai dari radiasi bisa dikembangkan untuk melindungi penduduknya dari sinar kosmik dan matahari yang membahayakan.

Namun menurutnya, memulai membangun pemukiman ruang angkasa untuk sekarang ini bukan ide yang baik. Sebab, teknologi dan infrastruktur manusia saat ini belum memadai. Manusia memerlukan teknologi yang mungkin bisa didapat dalam beberapa lompatan waktu ke depan, sebelum menetap di ruang menjadi pilihan yang layak. Dan salah satunya adalah pariwisata ruang angkasa.

Beberapa perusahaan swasta seperti Boeing dan SpaceX sedang sibuk membangun pesawat ruang angkasa berawak, sementara yang lain seperti Bigelow Aerospace berencana untuk membangun 'hotel ruang angkasa' di orbit Bumi.

Timeline untuk semua ini tentu saja masih menjadi perdebatan, tetapi Dr Globus yakin itu akan terjadi, cepat atau lambat. " Dalam dua atau tiga dekade ke depan kita mungkin memiliki beberapa hotel kecil (di orbit), dan orang-orang akan bergerak dari dan ke Bumi secara teratur," katanya. (Ism)

Beri Komentar