Dua Pilot Air France Tidur Sebelum Pesawat Jatuh, 228 Tewas

Reporter : Eko Huda S
Selasa, 14 Oktober 2014 13:03
Dua Pilot Air France Tidur Sebelum Pesawat Jatuh, 228 Tewas
Sejumlah temuan mengungkap kecelakaan yang menewaskan 228 orang itu. Salah satunya, dua pilot Air France 447 itu tidur sebelum pesawat jatuh di Samudera Atlantik.

Dream - Sejumlah temuan baru terungkap untuk mengetahui detik-detik kecelakaan pesawat Air France di Laut Atlantik pada 2009 silam. Salah satu temuan baru itu menyebut, dua dari tiga pilot Penerbangan 447 itu tengah tidur sebelum pesawat jatuh ke laut.

Hasil penyelidikan yang dimuat dalam Majalah Vanity Fair edisi Oktober itu, sebagaimana dikutip Dream dari Mirror, Senin 13 Oktober 2014, menimbulkan pertanyaan besar tentang keselamatan pesawat jet penumpang sipil dan `budaya` pilot Air France.

Berdasarkan kutipan rekaman pembicaraan antara pilot yang berada di kokpit, David Robert (37), Pierre-Cedric Bonin (32), dan Marc Dubois (58), diketahui dua dari mereka sedang tidur saat pesawat masuk ke dalam kesulitan karena melewati badai tropis.

Para pilot senior diduga menyerahkan kendali pesawat Airbus 330 itu kepada Bonin yang paling junior di antara mereka. Laporan itu menyebut: " Dengan cuaca yang sebagian besar masih menantang di depan dan kepanikan pilot junior sebagai pengontrol, Dubois memutuskan sudah waktunya untuk tidur."

Kepala penyelidik, Alain Bouillard, mengatakan, jika kapten tetap pada posisinya melalui zona badai tropis, seharusnya dia menunda tidurnya lebih dari 15 menit. Dan karena pengalamannya, kemungkinan besar ceritanya akan berakhir berbeda.

" Tapi saya tidak percaya itu adalah kelelahan yang menyebabkan dia meninggalkan (kontrol). Itu lebih seperti adat perilaku, bagian dari budaya dalam Air France," tutur Bouillard. Jika pilot bertanggung jawab, tambah dia, maka tidak akan meninggalkan kendali pesawat.

Dan dari rekaman itu juga diketahui bahwa Dubois tidur larut malam sebelum melakukan penerbangan. Dia di Rio de Jainero bersama sang pacar, yang merupakan seorang penyanyi opera dan termasuk sebagai korban penerbangan nahas itu. " Saya tidak tidur cukup semalam. Satu jam - itu tidak cukup," kata Dubois, sebelum ia pergi tidur.

Di belakang kemudi pesawat, terdapat sebuah ruangan kecil dengan dua kasur. Di sanalah Dubois beristirahat. Robert juga ikut terlelap di sana sebelum kecelakaan. " Pada 31 Mei 2009 malam, para pilot penerbangan 447 sungguh tidak melayani penumpang mereka dengan baik," demikian artikel pada Majalah Vanity Fair.

Pesawat nahas itu kemudian kehilangan keseimbangan. Hidung pesawat terangkat. Parahnya lagi, sensor kecepatan udara pun tidak berfungsi. Namun, bukannya menurunkan hidung pesawat, sebagaimana prosedur normal, mereka justru menaikkannya.

Dubois akhirnya memasuki kokpit 1 menit 38 detik setelah tabung pilot tak berfungsi, namun saat itu kepanikan telah membalut seisi pesawat. Saat itulah Robert berkata, " Sial, kita akan jatuh. Ini tidak benar. Tapi apa yang terjadi?"

Pesawat itupun menghunjam ke Samudera Atlantik. Sebanyak 228 orang di dalam pesawat tewas. Butuh dua tahun untuk mengangkat bangkai pesawat, bersama dengan catatan penting seperti perekam suara penerbangan ini.

Air France telah membantah bahwa pilot tidak kompeten, tetapi sejak ditingkatkan pelatihan, berkonsentrasi pada bagaimana menerbangkan pesawat secara manual ketika ada sebuah kondisi sulit.

Air France dan Airbus kini menghadapi tuduhan pembunuhan. Proses hukum dan penyidikan yang dipimpin oleh hakim Paris kini masih berlangsung.

(Ism)

Beri Komentar