(c) Shutterstock / Moch Farabi Wardana
Update kasus Covid-19 di tanah air masih terus mengalami peningkatan. Hal ini juga yang membuat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB kembali diberlakukan di beberapa daerah untuk menahan laju penularannya. Namun, kunci utama melakukan pencegahan Covid-19 sebenarnya adalah perubahan perilaku masyarakat. Mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, dan menjaga jarak atau yang disingkat 3M.
Untuk mendukung pencegahan dan penanganan Covid-19 yang berlangsung di tanah air, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar webinar bertema Sosialisasi Perubahan Perilaku 3M pada Jumat (18/9/2020). Acara yang digelar selama 2 jam ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Ketua Subid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Sony Harry B. Harmadi dan Ketua Subid Edukasi Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Harris Iskandar, Ph.D.
Dalam webinar ini, Dr. Sony Harry B. Harmadi, Ketua Subid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 menjelaskan posisi strategis Kemdikbud dalam penanganan Covid-19. Ia menjelaskan bahwa institusi pendidikan berperan sebagai ujung tombak pencegahan Covid-19 lewat sosialisasi Edukasi Perubahan Perilaku 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, serta menjaga jarak.
Sony sendiri juga mengibaratkan penanganan Covid-19 yang sedang dihadapi Indonesia saat ini sebagai Perang Semesta, yaitu menggunakan seluruh sumber daya dan komponen yang ada untuk melawan Covid-19.
“ Kita menempatkan masyarakat sebagai garda terdepan dengan melakukan perubahan perilaku. Patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Sebetulnya sederhana sekali, yaitu kita mencoba mendorong seluruh masyarakat Indonesia secara konsisten menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air dan sabun,” jelasnya dalam sesi webinar tersebut.
Edukasi Perubahan Perilaku 3M ini menjadi hal yang penting dilakukan di bidang pendidikan. Mengapa sasarannya anak-anak? Sony menjelaskan bahwa diseminasi informasi lebih efektif dilakukan lewat change agent yang terpercaya. Selain itu, anak memiliki kemampuan menyerap informasi dengan cepat. Diharapkan juga anak dapat menyebarkan informasi yang diperoleh kepada keluarga untuk meningkatkan kesadaran orang tua.
Institusi pendidikan juga menjadi tempat yang strategis dalam Edukasi Perubahan Perilaku. Menurut Sony, diharapkan para peserta didik mendapatkan pemahaman yang benar tentang kasus Covid-19 yang terjadi. Jadi, sambil belajar mereka juga bisa menyebarluaskan pengetahuan yang sangat penting.
“ Namun yang lebih penting lagi adalah mentransformasikan pengetahuan menjadi perilaku. Guru dan dosen diharapkan bisa menjadi role model dan melakukan hal tersebut selama proses kegiatan belajar mengajar sehingga mereka bisa menjadi agent of change dalam keluarganya,” jelas Sony.
Ketua Subid Edukasi Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Harris Iskandar, Ph.D memberikan pemaparannya bahwa laju penularan virus harus ditekan sebagaimana perintah Presiden RI, Joko Widodo.
Dalam bidang pendidikan, Perubahan Perilaku menjadi hal yang penting karena jumlah penduduk berusia 6-18 tahun yang terkonfirmasi positif terus meningkat. Artinya pasien Covid-19 yang merupakan peserta didik jumlahnya banyak, bahkan Indonesia termasuk yang tertinggi untuk kasus Covid-19 pada anak. Edukasi Perubahan Perilaku sangat penting dalam rangka menyiapkan generasi muda yang sehat.
Harris juga menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi prinsip kebijakan pendidikan di masa Covid-19. Yang pertama adalah kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dan keluarga menjadi prioritas. Kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi hal yang diperhatikan.
Kemdikbud sendiri sudah menerbitkan berbagai kebijakan pembelajaran selama masa Covid-19. Salah satunya lewat sistem zonasi, di mana pembelajaran tatap muka boleh dilakukan di zona hijau dan kuning. Tapi, tentunya hal tersebut harus mendapatkan persetujuan pemerintah daerah, kantor wilayah, kepala sekolah, dan orang tua.
Harris juga menekankan selama belum ada vaksin yang bisa dijangkau, Perubahan Perilaku 3M menjadi satu-satunya vaksin saat ini sehingga sangat penting diterapkan. Kenapa ini penting diterapkan di institusi pendidikan? Ia menjelaskan bahwa jumlah peserta didik di Indonesia mencapai lebih dari 68 juta siswa dan tenaga pendidik mencapai lebih dari 4 juta jiwa. Jika ditotal, ada lebih dari 42 juta keluarga yang memiliki anak dalam sistem pendidikan. Jika Edukasi Perubahan Perilaku 3M ini berhasil diterapkan, maka 1/3 hingga ½ penduduk Indonesia bisa terlindung dari Covid-19.
Hal ini juga yang membuat kerja sama secara menyeluruh dari berbagai pihak dan masyarakat untuk melindungi para peserta didik agar bisa belajar dengan sehat dan selamat serta memastikan mereka terlindungi dan dapat tumbuh kembang dengan baik. (*)
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya