Eropa Alami Gelombang III Covid-19 Akibat Mobilitas Dibuka Terlalu Agresif

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 26 Maret 2021 18:01
Eropa Alami Gelombang III Covid-19 Akibat Mobilitas Dibuka Terlalu Agresif
Sejumlah negara Eropa tengah mengalami gelombang ketiga lonjakan Covid-19.

Dream - Eropa kini tengah mengalami gelombang ketiga infeksi Covid-19. Kasus infeksi terjadi termasuk oleh varian baru virus corona.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan lonjakan kaus Covid-19 di Eropa terjadi akibat pembukaan mobilitas yang terlalu agresif. Dari data yang didapat, ditemukan pula kasus strain baru seperti yang sudah masuk ke Indonesia yaitu B117 dari Inggris.

" Sudah kita amati memang terjadinya karena adanya strain baru yang juga sudah datang di Indonesia pada Januari dan juga karena terlalu agresif pembukaannya," ujar Budi, dalam konferensi pers disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Lonjakan kasus di Eropa dapat berdampak ke Indonesia. Sehingga Budi mengatakan Pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif.

 

 

1 dari 5 halaman

Cegah Dengan 3M

Budi pun meminta masyarakat untuk tetap memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Bahkan untuk masyarakat yang telah menerima vaksinasi.

" Karena kita tetap bisa terkena tapi tidak terlalu parah dan tidak perlu ke rumah sakit," kata Budi.

Dia juga menegaskan vaksinasi bukan membuat kebal dan tidak mungkin terkena Covid-19. Tetapi karena antibodi yang terbentuk sudah baik, maka sakit Covid-19 dapat segera sembuh.

" Tetap memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sehingga adanya strain baru pun tidak usah kita khawatirkan," ucap Budi.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 5 halaman

Menkes: Mulai Terjadi Embargo Vaksin Covid-19 di Sejumlah Negara

Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan, mulai terjadi embargo vaksin Covid-19 dari sejumlah negara. Ini dipicu terjadinya kembali lonjakan kasus infeksi virus corona, terutama disebabkan strain atau varian baru.

" Kami sudah sampaikan kepada Bapak Presiden, karena memang terjadi lonjakan kasus di beberapa negara, terutama di India sehingga mulai terjadi embargo vaksin," ujar Budi dalam konferensi pers disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Vaksinasi nasional yang dijalankan Pemerintah sudah menembus jumlah hampir 10 juta penerima dengan tingkat kecepatan sebanyak 500 ribu penyuntikan per hari. Embargo yang terjadi, kata Budi, dapat berpengaruh pada pasokan vaksin di Indonesia.

" Kemungkinan itu (embargo vaksin) bisa mengganggu kedatangan vaksina atau ketersediaan vaksin beberapa bulan ke depan terutama dari negara-negara yang melakukan embargo," kata dia.

3 dari 5 halaman

Perlu Langkah Antisipatif

Karena itu, terang Budi, pelaksanaan vaksinasi perlu hati-hati terutama dalam pengaturan laju penyuntikan. Ini untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan vaksin.

Budi juga menjelaskan Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan untuk mencari titik keseimbangan mengantisipasi dampak lonjakan kasus Covid-19 di negara-negara Eropa. Sehingga capaian yang telah baik dari hasil penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dan vaksinasi berupa penurunan kasus tidak sia-sia.

" Kita tidak kehilangan momentum perbaikannya, dengan demikian diharapkan agar kita terus turun (kasus Covid-19), tidak mengalami lonjakan berikutnya seperti terjadi di Eropa," kata dia.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

4 dari 5 halaman

Indonesia Sudah Terima 53,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Bentuk Bulk

Dream - Indonesia kembali menerima kiriman vaksin Sinovac yaang merupakan pengiriman ketujuh kalinya. Sebanyak 16 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk (setengah jadi) telah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis, 25 Maret 2021.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan total vaksin CoronnVac yang saat ini sudah tersedia mencapai 53,5 juta dosis bulk. Vaksin tersebut akan diproduksi Bio Farma menjadi siap pakai.

" Jumlah vaksin tersebut setara dengan (nilai) pemakaian US$101.003.080 (setara Rp1,4 triliun)," ujar Dante di Bandara Soekarno-Hatta, disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden.

Dante mengatakan vaksin tersebut disimpan dalam 9 envirotainer yang dibawa oleh pesawat Garuda Indonesia. Selanjutnya, akan diantarkan menuju ke fasilitas produksi Bio Farma di Bandung dengan tiga truk.

" Tentu saja setelah produksi akan dievaluasi baik secara mutu oleh BPOM sebelum nanti akan dijadikan vaksin akan dipakai masyarakat," kata Dante.

5 dari 5 halaman

Dari Program Berubah Menjadi Gerakan Vaksinasi Nasional

Ketersediaan vaksin menjad sangat vital dalam pelaksanaan vaksinasi. Pemerintah terus melakukan pengaturan percepatan pelaksanaan vaksinasi berdasarkan ketersediaan vaksin.

" Dengan adanya suplai vaksin yang baru pada hari ini maka tentu kecepatan akan kita tingkatkan sehingga kita akan mencapai 181,5 juta vaksin yang akan dijadikan target untuk mencapai herd immunity dalam waktu yang secepat-cepatnya," terang Dante.

Lebih lanjut, Dante menyatakan narasi vaksinasi yang dijalankan Pemerintah kini tidak lagi disebut dengan Program Vaksinasi Nasional. Tetapi, sudah berubah menjadi Gerakan Vaksinasi Nasional.

" Dengan melakukan vaksinasi ini maka seluruh elemen masyarakat terlibat di dalamnya untuk berperan serta menyukseskan vaksinasi," kata Dante.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar