Kisah Fatmah Tanggol Guiling, Muslimah yang Menunggu 40 Tahun untuk Berangkat Haji

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Senin, 19 Juni 2023 13:43
Kisah Fatmah Tanggol Guiling, Muslimah yang Menunggu 40 Tahun untuk Berangkat Haji
Berada di Tanah Suci menurut Fatmah seolah bisa berbicara secara langsung dengan Tuhan.

Dream - Haji merupakan perjalanan ibadah yang sarat makna bagi seluruh umat Islam. Ketika ibadah ini telah ditunaikan, maka lengkap sudah bagi seorang muslim dalam memenuhi rukun Islam yang kelima.

Namun, haji bukanlah ibadah yang mudah. Selain harus mempersiapkan biaya dan kondisi tubuh yang baik, proses menunggu antrean ibadah haji terbilang cukup lama. Bahkan ada yang sampai menunggu hingga 40 tahun lamanya.

Ia adalah Fatmah Tanggol Guiling, seorang muslimah dari Filipina yang terpilih untuk menunaikan ibadah haji di tahun 2023 ini. Kabar tersebut membuatnya tak kuasa menahan air mata setelah sekian lama menunggu.

Fatmah adalah salah satu dari sekitar 7.500 warga Filipina yang akan menunaikan ibadah haji di tahun ini. Bagi Fatmah, perjalanan haji tidak hanya memenuhi salah satu dari lima kewajiban Islam. Tetapi juga kembali ke tempat di mana ada peran penting tentang masa kecilnya.

Kembali ke Makkah adalah impian Fatmah. Selain itu, perjalanan haji ini juga menjadi momen baginya untuk bisa berkomunikasi dengan Tuhan secara langsung, terutama saat berada di Masjidil Haram.

Untuk mengetahui bagaimana kisah penantian Fatmah Tanggol Guiling selama 40 tahun untuk menunaikan ibadah haji yang akhirnya terwujud, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui arabnews.com.

1 dari 4 halaman

Menunggu 40 Tahun untuk Naik Haji

Fatmah Tanggol Guiling menunjukkan rasa bahagianya setelah 40 tahun menunggu untuk menunaikan ibadah haji. Air matanya tak terbendung ketika tahu dirinya terpilih untuk melaksanakan ibadah haji di tahun 2023 ini.

Bagi Fatmah, ini bukan sekadar menunaikan ibadah haji untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima saja. Namun lebih dari itu, ada masa kecilnya di tanah suci tersebut.

" Ibu dan ayah saya tinggal di Jeddah selama lebih dari 10 tahun. Ayah saya bekerja di sana. Ketika saya berusia 12 tahun sekitar tahun 1986 saya dapat mengunjungi mereka di sana." jelas Fatmah melalui pegawai pemerintah dari Marawi kepada Arab News.

Saat itu keberadaan Fatmah di Jeddah bertepatan dengan musim haji di tahun tersebut. Namun, usianya masih terlalu muda untuk menjalankan ibadah haji. Dan setelahnya, perjalanan untuk kembali ke tanah suci pun bagi Fatmah terlalu mahal.

2 dari 4 halaman

Mendapat Bantuan dari Kerabat

Kesulitan Fatmah untuk bisa kembali ke tanah suci dan menunaikan ibadah haji dikarenakan adanya masalah biaya. Meskipun ia dan sang suami sudah memiliki pekerjaan tetap, namun ia memiliki empat anak. Sehingga ada biaya lain yang harus mereka tanggung dan ia cukup kesulitan untuk bisa mengumpulkan biaya haji.

" Meski saya dan suami punya pekerjaan tetap, kami punya empat anak dan ada biaya lain, jadi tidak mudah bagi kami untuk menggalang dana haji." jelas Fatmah.

Melihat keinginan Fatmah yang ingin menunaikan ibadah haji, hal tersebut menggerakkan hati para kerabatnya untuk turut mengulurkan tangan membantunya.

" Saya menangis ketika beberapa keluarga saya menawarkan bantuan, karena mereka tahu itu adalah impian saya untuk menunaikan ibadah haji. Ini adalah salah satu hal yang akan memenuhi hidup saya. Ini adalah realisasi dari impian saya. Dan saya sekarang selangkah lebih dekat dengan itu." ucap Fatmah.

3 dari 4 halaman

Lebih Dekat dengan Tuhan di Tanah Suci

Melakukan perjalanan ke tanah suci bagi seorang Muslim adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bahkan perasaan ibadah yang lebih dalam serta kedekatan dengan Tuhan pun akan lebih terasa. Ini jugalah yang diungkapkan oleh Fatmah.

" Ketika anda berada di sana, anda merasa seperti sedang berbicara dengan Tuhan secara langsung, terutama ketika anda berada di Masjidil Haram." jelas Fatmah.

" Ketika anda berdoa dan meminta pengampunan, anda merasa Dia ada di sana mendengarkan anda. Saya tidak dapat menjelaskan dengan tepat bagaimana rasanya, tetapi itu luar biasa dan anda sangat gembira, dan anda merasa seperti anda dapat berbicara dengan Allah dan menceritakan segalanya kepada-Nya dan Dia mendengarkan." tambah Fatmah.

Fatmah juga mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat yang menjadi impiannya sejak kecil.

" Ini pertama kalinya saya naik pesawat. Sudah menjadi impian saya sejak saya masih kecil untuk mengedarainya." ucap Fatmah kepada Arab News menjelang penerbangan haji.

4 dari 4 halaman

Muslim di Filipina Adalah Minoritas

Fatmah yang adalah muslimah dari Filipina berasal dari Guiling, Filipina Selatan. Muslim sendiri adalah minoritas di Filipina. Di mana hanya sekitar 5 persen dari 110 juta penduduk di negara tersebut yang sebagian besar adalah beragama Katolik.

Mayoritas Muslim berada di pulau selatan Mindanao dan Kepulauan Sulu atau Provinsi Palawan di tengah - barat. Untuk penerbangan haji khusus terakhir yang membawa Muslim Filipina ke Arab Saudi berangkat pada hari Jumat. Ziarah tahunan diharapkan dimulai pada tanggal 26 Juni.

Beri Komentar