Ilustrasi Buka Bersama. (Foto: Gulfnews)
Dream - Beberapa negara mulai melonggarkan pembatasan sosial yang sebelumnya diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona baru yang jadi penyebab Covid-19.
Meski sudah mulai bisa kembali ke kehidupan normal, mungkin perlu diingat bahwa segala sesuatunya tidak akan sama seperti sebelumnya.
Dengan Covid-19 masih dapat menyebar di tengah masyarakat, warga tetap dihimbau untuk mempertahankan norma dan kebisaan baru.
Beberapa norma dan kebiasaan baru itu adalah menghindari pertemuan besar, menjaga kebersihan tangan, dan menjaga jarak antara satu sama lain.
Tetapi satu keluarga di Bahrain ini mengabaikan langkah-langkah pencegahan penting tersebut sehingga mereka harus menerima akibatnya.
Halaman situs Gulf News melaporkan kurang lebih 16 orang dalam sebuah keluarga di Bahrain dinyatakan positif Covid-19 setelah mengadakan acara buka bersama.
Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Bahrain, Dr Noor Hisham Abdullah, keluarga tersebut mengadakan buka puasa bersama pada Sabtu, 9 Mei 2020 lalu.
Mereka melanggar aturan yang melarang orang berkumpul dalam jumlah besar. Anggota keluarga tersebut juga tidak memakai masker dan tidak menerapkan social distancing saat menggelar acara buka puasa bersama itu.
Akibatnya, salah satu dari anggota keluarga yang terinfeksi virus corona yang menghadiri buka puasa itu menyebarkan virus kepada orang tua, saudara kandung, dan juga anak-anak.
Dalam laporannya, Dr Noor Hisham mengatakan sebanyak 16 anggota dari keluarga tersebut telah tertular virus corona baru.
(Sah, Sumber: World of Buzz)
Dream - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengimbau umat Islam melaksanakan ibadah Ramadan dengan aman. Salah satu imbauannya adalah umat muslim disarankan beribadah di rumah selama bulan puasa.
Kamaruddin mengatakan pemerintah telah mengeluarkan imbauan berkaitan keselamatan diri di masa pandemi virus corona. Demikian pula, para ulama juga telah mengeluarkan fatwa agar umat Islam beribadah di rumah agar tidak mendapat bahaya ataupun membahayakan orang lain.
" Pemerintah menghimbau agar seluruh umat Islam tetap berada di rumah, melaksanakan ibadah di rumah saja," ujar Kamaruddin.
Tak hanya itu, Kamaruddin juga meminta umat Islam sementara waktu tidak menggelar buka puasa Ramadan bersama.
" Insya Allah kita menganjurkan agar tidak ada buka puasa bersama yang biasa, sering kita laksanakan di kantor-kantor pemerintah, di kantor-kantor swasta," ucap dia.
Selain buka puasa bersama, Kamaruddin juga mengharapkan umat Islam melaksanakan sholat Tarawih tidak di masjid dan mushola untuk sementara waktu. Tindakan itu dikhawatirkan akan berpotensi tertular atau menularkan penyakit kepada orang lain.
Meski beribadah di rumah, Kamaruddin mengatakan kualitas ibadah sesesorang tidak akan berkurang. Karena kualitas ibadah terletak bukan pada tempatnya, melainkan pada keikhlasan dan kekhusyukan.
" Kualitas ibadah kita insya Allah tidak akan berkurang dengan kita berada di rumah, kualitas ibadah kita tidak hanya ditentukan oleh lokus di mana kita beribadah, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas ibadah kita ditentukan oleh keikhlasan kita, ditentukan oleh kekhusyukan kita, ditentukan oleh kesucian jiwa kita," kata Kamaruddin.
Dream - Menjamu orang untuk berbuka puasa dalam acara berbuka puasa (iftar) bersama adalah hal yang lazim dilakukan. Selain lebih nikmat, kegiatan ini juga bisa mempererat tali silaturahmi sesama muslim.
Meski demikian, menggelar buka puasa bersama juga harus dibarengi dengan kecukupan biaya. Maklum, jumlah orang yang berbuka biasanya lebih banyak dari hari-hari biasanya.
Dilansir dari Al-Arabiya, Senin 20 Juni 2016, buka puasa bersama di sekitar Kerajaan Arab Saudi bisa menelan biaya yang fantastis.
Seorang jurnalis, Ayman al-Ghabawee, menghitung-hitung satu makanan buka puasa seharga 10 riyal (Rp35,35 ribu). Apabila ada 150 ribu orang yang ikut serta dalam iftar ini, dana yang digelontorkan untuk menjamu mereka sebesar 1,5 juta riyal atau Rp5,3 miliar.
Jika dilakukan sebulan penuh, uang yang harus dikeluarkan bisa mencapi 45 juta riyal atau Rp159,1 miliar. " Lalu, kita bayangkan kota-kota yang punya banyak pekerja," kata Al-Ghabawee.
Dia pun mengkritisi banyaknya dana yang dikeluarkan untuk berbuka puasa. Menurutnya, ratusan miliar itu bisa digunakan untuk menolong pihak-pihak yang layak dibantu, seperti orang sakit dan orang miskin. Uang tersebut pun bisa masuk ke yayasan sosial yang ada di Kerajaan Arab Saudi.
" Jutaan riyal ini bisa digunakan untuk membayar perawatan pasien yang gagal ginjal atau janda," kata Al-Ghabawee.
Al-Ghabawee mengatakan uang tersebut seharusnya masuk ke organisasi atau yayasan yang dikelola kerajaan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN