John Kei
Dream - Sempat tenggelam, John Kei kembali menjadi pemberitaan. Sebabnya, dia bersama kelompoknya terlibat dua kasus kekerasan di hari yang sama pada Minggu, 21 Juni 2020.
Kasus pertama yaitu penyerangan rumah milik Nus Kei di Cluster Australia Perumahan Green Lake City, Kota Tangerang, Banten. Sedangkan kasus kedua yaitu kekerasan dengan senjata tajam terhadap pengendara sepeda motor.
Sontak, kabar masa lalu John Kei seketika kembali muncul. Salah satunya mengenai mualafnya John Kei saat mendekam di lapas Nusakambangan yang ujungnya dibantah oleh Kalapas Permisan Pulau Nusakambangan saat itu, Supriyato, tidak lama setelah kabar itu beredar.
" Wah, berita hoaks itu. Wong, mereka saja masih di gereja kok," kata Supriyanto pada 16 September 2017, seperti dikutip dari Liputan6.com.
Malahan, Supriyanto mengatakan kabar mualafnya John Kei tidak terdengar di Lapas Permisan. Dia kala itu juga memastikan John Kei rutin mengikuti kebaktian di fasilitas keagamaan yang tersedia di Lapas.
" Di Lapas, kehidupan keagamaannya rajin ke gereja. Kalau ada kebaktian rutin dia selalu ikut. Kalau kebaktian atau kegiatan bersama-sama selalu ikut," kata dia.
Tetapi, Supriyanto menyatakan tidak mengetahui apakah John Kei ada niatan untuk memeluk Islam. Sejauh yang dia tahu, John Kei sering ke gereja.
" Kalau setahu saya, saya kan di dalam, saya sering bersama dengan dia. Dia juga sering ke gereja. Dia juga tidak ikut kegiatan agama Islam," kata dia.
Pengakuan senada disampaikan Kepala Pembina Rohani Islam Lapas Nusakambangan, KH Hasan Makarim. Saat itu, dia juga mengatakan tidak mengetahui kabar John Kei masuk Islam, apalagi mendapat permintaan dari Lapas untuk melakukan pembimbingan terhadap terpidana kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia Tan Harry Tantono alias Ayung.
" Saya sempat bertemu dengan semua Kalapas dan tidak ada perbincangan yang menyinggung soal itu. Saya juga sempat telepon bagian pembinaan, juga mereka tidak tahu," kata Kiai Hasan.
Menurut dia, jika narapidana ingin pindah keyakinan maka perlu mengutarakan niatnya kepada pengelola lapas dan rohaniwan. Kemudian, perlu ada keterangan resmi dari Kementerian Agama.
" Sejauh ini saya katakan berita itu tidak benar," ucap Kiai Hasan.
Meski sempat ramai di media sosial, nyatanya kabar mualafnya John Kei hilang begitu saja.
Sumber: Liputan6.com/Muhamad Ridlo
Dream - John Kei kembali ditangkap polisi. Padahal, dia baru saja bebas dari Lapas Nusakambangan pada 2019. Kali ini, dia dibekuk karena diduga terlibat dalam kasus kekerasan yang menyebabkan kematian.
Sebelumnya, pria bernama lengkap John Refra Kei itu divonis 12 tahun terkait kasus pembunuhan bos Sanex Steel, Tan Hary Tantono. Dia semula dijebloskan ke Rtmah Tahanan Salemba.
Namun pada Maret 2014, John Kei dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kedatangannya di Lapas Nusakambangan pun sempat menyita perhatian publik.
John Kei tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Minggu 2 Maret 2014 pukul 12.05 WIB. Dia digiring bersama puluhan napi lainnya. Para napi tersebut menumpang empat kendaraan Transpas, tiga di antaranya berupa bus dan satu Suzuki Elf.
Para napi dikawal sejumlah mobil petugas dari Rumah Tahanan Negara Salemba dan Lembaga Permasyaratan Cipingan bersama personel Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap.
Setelah menunggu selama 12 menit, John Kei berssama napi lainnya diturunkan dari mobil dan diharuskan berjalan jongkok menuju Kapal Pengayoman IV yang akan menyebrangkan mereka menuju Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
© Dream
Dilansir oleh Liputan6.com, kelompok napi tersebut terdiri dari lima orang dengan kondisi tangan yang saling dirantai antarnapi. Namun, John Kei yang mengenakan kaos warna oranye dan celana jeans warna abu-abu tidak mau berjalan jongkok seperti napi lainnya.
Sesampainya di atas geledak, empat napi lainnya yang satu kelompok dengan John Kei, langsung berdiri. Hal ini sempat memunculkan ketegangan di antara pihak pengawas dan John Kei.
Koordinator Lembaga Pemasyarakatan se-Nusakambangan dan Cilacap, Liberti Sitinjak, tampak memantau proses pemindahan tersebut di Dermaga Wijayapura.
Setelah seluruh napi dipindahkan ke atas Kapal Pengayoman IV, Liberti Sitinjak yang juga Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu, Nusakambangan, ikut naik ke kapal itu.
Kapal Pengayoman IV diberangkatkan ke Dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan, pukul 12.47 WIB,
Setelah sempat tertahan selama beberapa menit karena bagian belakangnya kandas akibat air di Segara Anakan surut sehingga harus ditarik menggunakan Kapal Pengayoman III agar bisa berlayar.
Saat dihubungi dari Cilacap, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah, Hermawan Yunianto, mengatakan ada 60 napi yang dipindahkan dari Jakarta ke Nusakambangan, kala itu.
" Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, ada 60 napi yang dipindah dari Jakarta (Lembaga Pemasyarakatan Cipinang dan Rumah Tahanan Negara Salemba, red.). Dari 60 napi tersebut, 15 orang ditempatkan di Lapas Purwokerto dan 45 orang ke Nusakambangan, salah satunya John Kei," katanya, waktu itu.
45 napi yang dipindah ke Nusakambangan untuk sementara akan ditempatkan di Lapas Kelas I Batu sebelum didistribusikan ke lapas-lapas lainnya di pulau itu. Belakangan, John Refra alias John Kei dibui di Lapas Permisan.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta menjatuhkan vonis 12 tahun penjara kepada John Kei pada persidangan tanggal 27 Desember 2012.
Dalam persidangan tersebut, majelis hakim menyatakan bahwa John Kei terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap Tan Harry Tantono alias Ayung yang ditemukan tewas di kamar 2701 Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada tanggal 26 Januari 2012.
Dalam kasus tersebut, John Kei dinyatakan melanggar Pasal 340 juncto Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Akan tetapi setelah mengajukan banding, Mahkamah Agung justru menambah vonis terhadap John Kei menjadi 16 tahun penjara. Namun dia bebas bersyarat pada 2019.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media