Foto: Instagram IDI
Dream - Pandemi Covid-19 di Indonesia kembali menelan korban jiwa di kalangan medis. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan kembali kabar duka, dua dokter meninggal dunia pagi ini, 5 April 2020.
Keduanya atas nama dr. Wahyu Hidayat spesialis Telinga Hidung Tenggorok (THT) dan dokter gigi Anna Herlin Ratnasari. " Innalilahi wa Innailaihi Rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 5 April 2020 pukul 02.50 di RSUD Pasar Minggu drg Anna Herlina Ratnasari," kata Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Halik Malik kepada Liputan6.com, Minggu, 5 April 2020.
Satu lagi dokter juga meninggal dunia hari ini, yaitu dr Wahyu Hidayat. Wah lanjut Halik, meninggal pada pagi ini pukul 06.13 WIB.
" Semoga diampuni dosanya dan diterima arwahnya di sisi Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin," harap Halik.
Halik menyebut, keduanya merupakan pasien dalam pemantauan atau PDP virus corona Covid-19.
Laporan Yopi Makdori/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Dunia kedokteran Indonesia lagi-lagi kehilangan putra-putri terbaiknya. Dua dokter meninggal dunia dan terkonfirmasi positif virus Corona COVID-19.
Mereka adalah Dokter H Efrizal Syamsudin selaku Direktur RSUD Kota Prabumulih, Sumatera Selatan dan Ratih Purwarini yang merupakan Direktur RS Duta Indah Jakarta Utara.
Berita meninggalnya kedua dokter tersebut diunggah dalam laman akun media sosial Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada Selasa, 31 Maret 2020.
IDI menyampaikan duka yang sangat mendalam.
" Semoga hal-hal baik menjadi perjuangan beliau, diterima oleh Allah SWT dengan limpahan yang mulia. Amin YRA. Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan dan keikhlasan dalam cobaan ini. Amin YRA," tulis Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih dalam kabar duka tersebut.
View this post on InstagramA post shared by PB Ikatan Dokter Indonesia (@ikatandokterindonesia) on
Sampai saat berita ini ditayangkan, Liputan6.com masih menunggu konfirmasi lebih lanjut, kapan dan berapa lama kedua mendiang dokter tersebut dirawat karena Covid hingga akhirnya meninggal dunia.
Laporan Fitri Haryanti Harsono/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Dunia kedokteran Indonesia kembali berduka. Amutavia Pancarsari Artsianti Putri, seorang dokter gigi, meninggal dunia pada 29 Maret 2020 lalu tepatnya pukul 05.40 WIB.
Mendiang diketahui positif corona COVID-19. Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), Hananto Seno menyampaikan, Amutavia meninggal di RS Persahabatan, Jakarta Timur.
" Benar dokter gigi Amutavia meninggal dunia. Mendiang positif Corona. Sebelumnya, dirawat beberapa minggu di RS Prikasih, Pondok Labu," tutur Hananto saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon.
" Makin lama, kondisinya memburuk sehingga dipindahkan ke RS Persahabatan. Di RS Persahabatan pada waktu itu sempat penuh, tapi kami berjuang agar mendiang mendapat perawatan di sana."
Laporan Fitri Haryanti/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Seluruh tenaga kesehatan, bukan hanya dokter, tapi juga perawat, analis laboratorium, penjaga keamanan RS dan lainnya jadi garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19. Sayangnya kondisi mereka tak diperhatikan dengan baik oleh pihak-pihak terkait.
Seperti yang dialami dokter dan perawat di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur. Paramedis tersebut justru mendapat perlakuan tak menyenangkan, tiba-tiba diusir dari kosan yang disewa.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah membenarkan adanya aduan dan keluh kesah dari paramedis tersebut.
" Iya ada. Ya mereka kan sejak Rumah Sakit Persahabatan ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan itu, bukan hanya perawat, ada juga dokter, mahasiswa juga yang di situ, diminta untuk tidak kos di situ lagi," ujar Harif saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 25 Maret 2020.
Harif menduga, peristiwa itu ada kaitannya dengan rasa cemas dan ketakutan masyarakat terkait penyebaran virus corona Covid-19. Meski disebut hanya beberapa dari perawat yang mengadu, dia menyayangkan adanya tindakan tersebut.
" Menurut saya tidak harus seperti itu. Justru dalam masa-masa begini ini, ada perawat ada dokter di lingkungan kita malah harusnya bersyukur. Bisa menjadi tempat bertanya, tempat konsultasi, ya kan. Karena mereka tahu banyak soal seperti ini, supaya tidak salah informasi. Bisa menjadi sumber informasi yang utama harusnya untuk di bidang kesehatan," katanya.
Meski begitu, Harif tidak dapat menyalahkan kekhawatiran masyarakat terkait kondisi ini. Pasalnya, Covid-19 sudah menjadi pandemi global dan memberikan tekanan luar biasa besar terhadap psikologis setiap orang.
" Dari pihak kita ya sayang saja, harusnya senang ada tenaga kesehatan di sana," kata Harif.
Sejauh ini, lanjutnya, belum ada laporan dari rumah sakit lain yang mengalami hal serupa. Dia berharap masyarakat dapat memahami kondisi para petugas medis dan bekerja sama dalam memberikan pertolongan.
" Rumah Sakit Persahabatan sedang berusaha mencarikan alternatif sementara ya. Infonya rumah sakit juga sedang mencarikan," Harif menandaskan.
Laporan Nanda Perdana Putra/ Sumber: Liputan6.com
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati