Bocah Digigit Tokek (Facebook - Workpoint News)
Dream - Nasib malang dialami seorang bocah dari Thailand. Bibir bocah lelaki yang tak disebutkan namanya ini digigit tokek.
Malangnya lagi, gigitan itu sangat sulit dilepaskan. Sehingga bocah itu harus menahan sakit dalam waktu lumayan lama.
Dikutip Dream dari laman Siakap Keli, Minggu 19 Juni 2016, foto bocah yang digigit tokek ini pertama kali oleh akun Facebook Volunteer Rescue Club, Wangnua, Lampang, Thailand.
Sejak diunggah 16 Juni lalu, foto ini telah dibagikan ulang sebanyak 42,000 kali. Selain itu juga mendapat 85.000 tanda like dan 15.000 komentar.
Namun tak disebutkan di daerah mana peristiwa ini terjadi. Yang jelas, foto itu mengundang keprihatinan dari banyak pengguna media sosial.
“ Saya pernah diserang cicak dan dia menggigit baju saya. Gigitannya sangat kuat sehingga saya terpaska memotong baju itu,” tulis seorang netizen.
Dream - Sejak bulan lalu, warga di Kampung Cempaka, Kuantan, Pahang, Malaysia, digegerkan oleh kemunculan buaya. Yang unik, buaya tersebut hanya akan muncul jika dipanggil dengan nama “ Awang”.
“ Kalau ada yang berteriak nama Awang, dia baru mau muncul,” kata penduduk Kampung Cempaka, Mohd. Zaki Taufik, penduduk Kampung Cempaka, sebagaimana dikutip Dream darimynewshub.cc, Jumat 29 Januari 2016.
“ Tapi kalau dipanggil dengan nama lain, buaya itu tak mau ke permukaan,” tambah pria berusia 31 tahun tersebut.
Penduduk setempat menyebut buaya itu berwarna kuning kecokelatan. Sehingga sebagian juga menyebutnya sebagai buaya tembaga. Buaya ini diduga terdampar di parit kampung tersebut akibat meluapnya Sungai Kuala Baru ketika terjadi banjir tahun lalu.
Zaki menambahkan, setelah kemunculan Awang, banyak warga datang ke parit itu setiap pagi dan petang. Mereka semata-mata ingin melihat buaya itu muncul dan memberinya makanan.
“ Buaya ini tidak mengancam penduduk di sini. Sebaliknya keberadaan Awang membuat desa kami terkenal karena banyak orang dari luar datang untuk melihatnya,” katanya.
Sementara itu, kepala desa Kampung Cempaka, Mat Lazim Kadir, mengatakan, sejak daulu, daerah kampung itu sering menjadi tempat 'persinggahan' buaya yang terdampar akibat hanyut oleh air pasang sungai dan laut.
Menurutnya, buaya-buaya tersebut kembali ke habitat aslinya ketika terjadi air pasang yang berikutnya.
“ Kemunculan buaya di sini sebenarnya sudah lama terjadi. Tapi karena media sosial, baru kali ini menjadi buah mulut orang sampai tersebar luas,” ujar Kadir.
“ Ada yang bilang ada tiga ekor buaya tembaga di dalam parit ini, tapi saya hanya pernah melihat dua karena mereka tidak muncul secara serentak,” tambah Kadir.
Namun, menurut Kadir, reptil sepanjang hampir dua meter itu tidak berbahaya bagi penduduk, karena sudah jinak dan mengenal penduduk sekitar.
“ Parit yang dalam dengan jumlah ikan yang banyak menyebabkan buaya nyaman berada di dalam parit itu. Reptil itu hanya akan meninggalkan parit tersebut ketika terjadi banjir besar dan air pasang besar lagi,” tutur dia.
Selain itu, tambah Kadir, karena sering diberi makanan, buaya itu tampaknya tidak takut manusia dan akan muncul meskipun dikerumuni orang banyak yang menunggu untuk melihatnya.
Sekretaris Kampung Cempaka, Mohd. Azri Abdul Rahman, berharap pemerintah memasang papan tanda peringatan agar warga lebih berhati-hati.
Sementara itu, Departemen Perlindungan Satwa Negeri Pahang akan melakukan operasi penangkapan buaya tembaga itu. Salah satu caranya dengan menggantung ayam di permukaan parit.
“ Sebelum ini tali yang digunakan untuk menjerat moncong buaya yang diapung menggunakan pelampung tidak berhasil karena arus air yang deras,” tutur Datuk Khairiah Mohd. Shariff, Direktur Departemen Perlindungan Satwa.
“ Kami menyarankan warga agar tidak mendekati daerah itu untuk menghindari kejadian tidak diinginkan. Jika perlu kami harus bertindak tegas dengan membatasi warga dari mendekati tebing parit itu,” tambah dia.
Menurutnya, parit tersebut bukan tempat tinggal reptil seperti itu dan dikhawatirkan buaya tersebut akan menjadi buas ketika lapar dan terancam.
“ Hanya sungai saja menjadi habitat alami buaya,” kata Khairiah Shariff. (Ism)
Dream - Pengguna sosial media Facebook ramai memperbicangkan foto lucu seorang murid yang menangis, lalu dihampiri oleh sang guru.
Foto itu pertama kali dibagikan pemilik akun Facebook Regina Lukkari. Dalam keterangan foto itu diberi keterangan, dia melihat seorang guru yang menghampiri muridnya yang menangis.
Saat ditanya oleh sang guru, murid itu tetap saja menangis, tidak mengatakan alasannya mengapa menangis.
Setelah menunggu beberapa saat, muridnya berhenti menangis dan ibu guru itu kembali bertanya lagi. Ternyata, murid berkepala botak itu mengaku menangis karena tak bisa buang air kecil akibat resleting celananya hilang.
Setelah diperiksa oleh guru tersebut, resleting celananya tidak hilang. Hanya saja, muridnya itu tidak bisa menemukan resletingnya karena terbalik saat memakai celana. Duh, kasihan si adik.
(ism)
Dream - Balap liar merupakan aktivitas yang kerap dilakoni sejumlah remaja. Tak cuma di berbagai negara, aktivitas adu cepat ilegal bersama kendaraan bermotor ini juga sering dilakukan pemuda di Indonesia.
Baru-baru ini, sebuah aksi balap liar di Pendawa, Bekasi, Jawa Barat.
menyedot media otomotif ternama. Balap liar ini ramai diperbincangkan karena dibumbui aksi terbilang kocak. Penasaran? tonton langsung videonya!
(Ism, Sumber: Autoevolution)
Advertisement
Kenapa Seseorang Bisa Terkena Cacingan? Ini Kata Dokter
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`