Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Di tengah pesta demokrasi lima tahunan, kabar duka datang. Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Deden Damanhuri, 46 tahun, dikabarkan meninggal dunia usai proses perhitungan suara.
" Jadi, setelah mengutarakan sumpah jabatan, yang bersangkutan mengeluh sakit," kata Komisioner KPUD Purwakarta, Ramlan Maulana, kepada Merdeka.com, Rabu, 17 April 2019.
Berdasarkan laporan, kondisi kesehatan Deden mulai menurun saat pemungutan suara dimulai. Karena kondisinya yang terus menurun, Deden tidak bisa melanjutkan tugasnya.
Saat dibawa perjalanan menuju klinik, Deden mengembuskan napas terakhirnya. Setelah itu, jenazah Deden dibawa ke rumah duka.
" Kami mewakili KPU Purwakarta turut berduka. Semoga almarhum khusnul khotimah," ucap dia.
Ramlan mengatakan, proses pemungutan suara di TPS 03 Cipeundeuy tetap berlansung meski Deden tak ada. Tidak ada proses pemungutan suara yang terganggu.
" Pemungutan suara tetap berjalan normal. Untuk pengganti ketuanya, sudah ditunjuk salah satu dari enam anggota lainnya," kata dia.
Dream - Beragam cara unik dilakukan untuk menarik minat masyarakat hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Salah satunya dilakukan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, berikut ini.
Pada umumnya, TPS hanya menggunakan tenda, bilik suara, dan juga beberapa kursi. Tapi di TPS 073, Gunung Balong 1, Lebak Bulus, kita akan merasakan sensasi horor.
Pada pemungutan suara Rabu 17 April 2019 di TPS 073 ini, para panitia berdandan seperti hantu, misalnya saja mengenakan kostum pocong, hantu, bahkan hantu valak juga terlihat menjadi panitia.

(Foto: Merdeka.com/Arie Basuki)
Tak hanya dandanan, dekorasi TPS pun dibuat seram dengan berbagai ornamen, salah satunya ada kuburan.
Meski terlihat menyeramkan, warga yang mencoblos di TPS ini rupanya terhibur dengan apa yang ditampilkan oleh panitia.
Dream - Pemilihan umum (Pemilu) 2019 menjadi peristiwa lima tahunan yang istimewa. Masyarakat memanfaatkan peristiwa ini dengan cara yang unik.
Keunikan biasanya dilakukan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk memancing para pemegang suara menyalurkan haknya. Selain busana yang dipakai, KPPS memiliki ide unik dalam mendekorasi TPS.
Lihat saja salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Masyarakat yang datang ke TPS ini dijamin takkan merasa tengah datang ke TPS tapi ke sebuah kondangan.
Penyelenggara Pemilu di memang sengaja menghadirkan TPS layaknya sebuah tempat resepsi pernikahan.
Foto-foto TPS 16 RT 16 Kecamatan Kromengan, Malang itu diunggah akun Facebook, Meyta. Dalam foto yang dia unggah, hiasan bunga-bunga berwarna putih dan hijau menyamput pemilih.
Meja administrasi pun ditata seperti meja resepsi yang di setiap kondangan.
Bilik suara pun dihiasi pernak pernik dan bunga-bunga.

TPS unik di Malang, Jawa Timur (Foto: Facebook/Meyta)
Dua kursi mempelai juga tersedia. Label presiden dan wakil presiden terpasang. Salah satu kursi disediakan untuk anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

TPS unik di Malang, Jawa Timur (Foto: Facebook/Meyta)
TPS ini bahkan juga memampang salon rias. Tambahan akses ini semakin mengesankan TPS ini semakin mirip lokasi resepsi pernikahan.(Sah)
Dream - Pemilu (Pemilihan Umum) 2019 juga diikuti oleh pasien Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Namun dari ratusan pasien di rumah sakit tersebut, hanya tiga orang saja yang layak memberikan suara.
Ratusan pasien RSJ dinyatakan tak bisa mengikuti Pemilu karena tak mendapatkan rekomendasi dokter atau terkendalam masalah administrasi.
" Tipe pasien kita di sini, pertama pasien intensif kondisinya tidak stabil, yang baru datang ada yang diam, ada yang ngamuk-ngamuk. Lalu kategori kedua adalah pasien yang rawat tenang. Nah di sini yang menentukan oleh Dokter penanggungjawab pasien atau DPJP," kata Kepala Plt Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar, dr. Riza Putra, Rabu, 17 April 2019.
Mengutip laman Merdeka.com, pemungutan suara itu dilangsungkan di gedung Rumah Sakit Jiwa, Jalan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Petugas dari TPS 37 di Desa Jambudipa ikut diperbantukan membantu proses pemungutan suara.
Riza menjelaskan tiga orang yang bisa memilih itu masuk kategori sudah tahap penyembuhan. Pemilihan tiga orang itu pun ditentukan oleh dokter yang menanganinya.
Para petugas pun sudah bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan sosialisasi sebelum masa pencoblosan.
Kepala Perawatan RSJ Provinsi Jabar Nining Meriam menambahkan jumlah total pasien di RSJ Jabar ada 111 orang. Ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan memilih tiga orang yang boleh menyalurkan hak pilihnya.
Selain mayoritas pasien masih di bawah umur, sisanya masih dalam kategori penanganan intensif. Selain itu, tak sedikit yang terkendala dengan masalah administrasi.
" Jadi, yang bisa menyalurkan hak pilihnya ada tiga orang satu perempuan dan dua orang laki-laki," kata Nining.

(Ilustrasi Pasien Penderita Gangguan Jiwa ikut nyoblos Pemilu 2019. ©2019 Merdeka.com/Erwin Yohanes)
Nining mengatakan sebelum dilakukan pencoblosan, ada assement yang dialkukan oleh dokter kepada para pasien. Hasil assement ini yang menentukan siapa yang dinyatakan dapat menggunakan hak pilihnya.
" Ada tesnya ada assement yang dilakukan oleh dokter psikiater, apakah sudah boleh atau tidaknya (memilih)," imbuhnya.
Untuk jumlah pegawai yang turut memilih dalam Pemilu ini, Nining mengatakan ada 11 orang. Mereka terdiri dari delapan orang pegawai dan tiga konselor atau pembimbing para pengguna narkoba.
" Untuk pasien rehabilitasi itu ada lima orang, tiga orang di bawah umur dan dua lainnya tidak memiliki KTP, jadi tidak dapat memilih," ucapnya. (Sah/ Sumber: Merdeka.com/Aksara bebey)
Advertisement
Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya
