Dream - Pemerkosaan dan pembunuhan sadis EP (19), buruh pabrik di Tangerang bermula dari pesan singkat atau SMS kencan tengah malam.
Menurut keterangan Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Handik Zusen, EP dan salah satu pelaku berinisial RA berkomunikasi via SMS.
Awalnya, RAI mengirimkan SMS kepada EP pada Kamis 12 Mei. " Tersangka RA siangnya SMS korban, ‘Teh, nanti malam ada acara gak?’ Kemudian dijawab oleh korban ‘Emang kenapa kalo gak ada acara?’," kata Handik menirukan percakapan EP dan RAI.
RAI merasa diberi sinyal setelah mendapat jawaban seperti itu dari EP. RA lantas membalas pesan dari EP. " Jika tidak acara apakah bisa bertemu?"
Ajakan itu kemudian dijawab EP dengan menanyakan di mana lokasi bertemu. RA kemudian mengatakan, bagaimana jika di kamar korban.
EP sempat ragu karena khawatir kedatangan RA ke kamarnya diketahui oleh teman-teman mess. " Ya itu mah gampang, nanti aja dipikirinnya," kata RAI meyakini EP.
Setelah sepakat bertemu tengah malam di kamar EP, keduanya menyusun siasat agar RA masuk tanpa diketahui orang lain.
" Nanti pintu pager gak dikunci," bunyi SMS EP. SMS itu kemudian dibalas RAI; “ OK. Bye.”
Tapi siapa sangka, undangan EP itu justru mengantarkannya ke kematian. Setelah keduanya bertemu dan sempat bercumbu, RA membawa 2 tersangka lainnya yang kemudian menyiksa dan membunuhnya secara keji. (Ism)
© Dream
Dream - Ketiga pelaku pembunuhan EP buruh pabrik di Tangerang, ternyata memiliki motif berbeda terhadap korban.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono mengatakan, Tersangka RAR (24), mengaku sering diejek jelek oleh korban, kemudian tersangka RAI (15) kesal karena korban yang juga kekasihnya tidak mau diajak berhubungan intim.
Sementara IH mengaku kesal karena cintanya di tolak setelah sekian lama pendekatan.
" Jadi motif mereka berbeda-beda, begitu juga peranan dari ketiganya," kata Awi saat memberikan keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa 17 Mei 2016.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Khrisna Murti menambahkan, pelaku yang pertama kali ditangkap adalah RAI, pelajar SMP yang juga kekasih korban selama satu bulan terakhir.
" Saat ditangkap pelaku mengaku melakukan pembunuhan tersebut seorang diri," katanya.
Namun, penyidik tidak begitu saja percaya hingga akhirnya dia mengaku yang melakukan pembunuhan dan memasukan cangkul ke dalam kemaluan korban adalah RAR dan IH.
Hasil pemeriksaan menunjukan ketiganya tidak saling kenal. Mereka bertiga berkenalan di lokasi kejadian.
Menurut pengakuan RAI, dia janjian dengan korban melalui pesan singkat untuk bertemu di mess korban. Ketika itu, korban yang membukan pintu gerbang karena kondisi pintu harus di buka dari dalam.
" RA langsung diajak ke kamar oleh korban, dari pengakuanya dia sempat bercumbu tapi ditolak saat diajak berhubungan intim," jelasnya.
Saat ditolak, tersangka RAI keluar kamar dan langsung keluar gerbang tanpa dikunci karena dia berniat untuk kembali ke kamar korban.
Tersangka RA kemudian...
© Dream
Dream - Tersangka RA kemudian merokok di depan gerbang. Saat itu dia bertemu dengan pelaku RAR yang juga karyawan pabrik. RAI ditanya oleh RAR habis bertemu siapa dia di dalam mes yang dikhususkan untuk perempuan.
RAI mengaku dia baru bertemu dengan Indah (nama alias dari korban). Karena tidak mengenal nama tersebut akhirnya ia meminta RAI menunjukan kamar korban dan diketahui kalau dia baru saja bertemu dengan EP.
RAR ternyata menaruh dendam kepada korban kemudian berniat untuk memperkosa korban. Saat sedang berbincang-bincang datang tersangka IH.
" Mereka sebenarnya memang tidak saling mengenal, jadi mereka berkenalan di luar mess korban," kata Krishna.
Dari perbincangan mereka ternyata para pelaku kesal dengan korban karena telah dikecewakan. Mereka sepakat untuk memperkosa korban. Ketiganya langsung menuju kamar korban yang memang tidak terunci.
" Pelaku melihat korban sedang tidur dalam posisi terlentang, tersangka IH kemudian langsung membekap korban dan dilanjutkan dengan tersangka RAF dan RA yang memegang tubuh korban," ujarnya.
Setelah terkulai lemas, tersangka RAR kemudian langsung meminta RAI mengambil pisau di luar. Karena tidak ditemukan pisau, RAI berinisiatif mencari keluar mes hingga ditemukan adanya cangkul.
Saat RA keluar mencari alat untuk membunuh, tersangka RAR memperkosa korban sedangkan IH hanya melihat kebejatan RAR.
Tak sampai di situ...
© Dream
Dream - Tersangka RAR kemudian menusukkan gagang cangkul ke kelamin korban. Setelah memastikan korban tewas, para tersangka meninggalkan mess dengan membawa ponsel korban. Mayat korban ditemukan teman pabriknya pada Jumat, 13 Mei 2016.
" Dari pengakuan mereka, hanya RAR yang memperkosa sementara dua pelaku lainnya tidak. Tapi kami masih menunggu hasil DNA untuk memastikannya. Jadi korban memang disukai banyak lelaki di sana," kata Krishna.
Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti yang disita adalah, sepotong kaos oblong hitam, celana pendek jins tersangka, sandal jepit dan ponsel milik tersangka. Ada juga sebuah ponsel milik korban.
Ketiganya dijerat dengan pasal yang berbeda. Untuk RAR dikenakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, 338 KUHP tentang pembunuhan, 339 KUHP tentang pembunuhan yang disertai kejahataan lainnya dan 285 KUHP tentang perkosaan.
Sedangkan IH dikenakan pasal 55 KUHP tentang turut serta meakukan kejahatan, 340 KUHP tentang pasal pembunuhan berencana.
Kemudian RA dikenakan pasal 55 KUHP tentang turut serta melakukan kejahatan 338 tentang pasal pembunuhan dan 365 KUHP tentang pasal perampokan. (Ism)
Advertisement

Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget