Israel: Penembakan Relawan Razan Najar Tak Sengaja

Reporter : Sugiono
Rabu, 6 Juni 2018 15:20
Israel: Penembakan Relawan Razan Najar Tak Sengaja
Padahal, saat kejadian hari Jumat kemarin itu, Razan sedang berusaha menyelamatkan seorang demonstran yang terluka.

Dream - Pihak militer Israel menegaskan tertembaknya relawan medis Palestina, Razan Ashraf Al-Najar terjadi karena ketidaksengajaan. Klaim itu disampaikan berdasarkan hasil penyelidikan awal kasus penembakan yang terjadi saat aksi demonstrasi di perbatasan Gaza.

Pejabat kesehatan Gaza dan saksi mengatakan, tentara Israel menembak mati gadis 21 tahun itu ketika berlari ke arah pagar perbatasan di kota Khan Younis.

Padahal, saat kejadian hari Jumat kemarin itu, Razan sedang berusaha menyelamatkan seorang demonstran yang terluka.

Rezim militer Israel mengatakan para pejuang Palestina menyerang anggotanya di sepanjang perbatasan dengan senjata api dan granat.

" Penyelidikan awal atas insiden itu menyebutkan hanya sejumlah kecil tembakan yang dilepaskan, dan tidak ada tembakan yang sengaja ditargetkan secara langsung ke arahnya," menurut sebagian pernyataan singkat yang dirilis militer Israel.

Penyelidikan masih berlangsung, dan hasilnya akan diperiksa oleh komandan senior sebelum diserahkan kepada jaksa militer.

Ribuan orang menghadiri pemakaman Razan di Gaza pada hari Sabtu lalu. Termasuk beberapa orang yang dia rawat ketika terluka dalam demonstrasi sebelumnya.

Tim medis Gaza mengatakan tentara Israel menewaskan 120 orang Palestina selama demonstrasi yang dilancarkan setiap hari Jumat pada 30 Maret di Jalur Gaza.

(Sah, Sumber: Mynewshub.cc)

1 dari 2 halaman

Momen Terakhir Relawan Medis Razan Tewas Ditembak Israel

Momen Terakhir Relawan Medis Razan Tewas Ditembak Israel © Dream

Dream - " Dia terbang seperti seekor burung di hadapanku." Kalimat itu meluncur dari mulut Sabreen al-Najar, 43 tahun. Dia tak lain adalah ibunda dari relawan medis yang tewas ditembak tentara Israeal Razan Ashraf Al-Najar.

" Dalam sekali tatapan, dia sudah berada di luar. Saya lari ke balkon untuk menyaksikannya pergi, tapi dia telah membuat jalannya sendiri dengan berakhir di jalanan," kata Sabreen terisak semabari dikelilingi keluarganya.

Di lokasi protes di Khuza, para saksi mata melihat Raza mendekati pagar perbatasan pada Jumat, lalu. Dengan pakaian medis dan kedua tangan di angkat sebagai bukti kehadirannya bukan ancaman bagi tentara yang berjaga 100 yard di depannya.

Razan berniat untuk mengevakuasi para demonstran yang terbaring di sisi lain dari pagar.

Namun ajal menjemput Razan saat akan melakukan aksi kemanusiaannya. Dia ditembak sebutir peluru yang menembus dari belakang rompinya.

Hanya Kami Berdua

Rida Najar, seorang relawan, mengatakan dia berdiri disamping Razan saat rekannya tertembak.

" Saya memasuki pagar untuk mengevakuasi para demonstran. Tentara Israel menembakkan gas air mata kepada kami," ujar wanita 29 tahun itu.

" Lalu seorang penembak melesakkan sebutir peluru yang langsung diarahkan ke Razan. Pecahan peluru juga melukai tiga anggota lain dari tim."

Kisah Razan Najjar, Perawat Palestina Tewas Ditembak Israel

" Awalnya Razan tak menyadari telah ditembak tetapi kemudian dia mulai menangis. Punggungku, punggungku!' Dia kemudian jatuh ke tanah."

Menurut Rida, tentara Israel seharusnya mengetahui jiak Razan dan timnya adalah para relawan medis. " Itu sangat jelas dari seragam kami, rimpi kami, dan tas medis kami," ujarnya. " Tak ada pemrotes lain, hanya kami," .

(Sah, Sumber: Aljazeera)

2 dari 2 halaman

Kisah Razan Najjar, Perawat Palestina Tewas Ditembak Israel

Kisah Razan Najjar, Perawat Palestina Tewas Ditembak Israel © Dream

Dream - Ribuan warga berkumpu di Gaza, Palestina, pada Sabtu, 2 Juni 2018 untuk menghadiri pemakaman Razan Ashraf Al-Najjar, relawan medis Palestina (21 tahun ) yang ditembak mati tentara Israel di dekat pagar perbatasan, Jumat (1 Juni 2018).

Dengan berpakaian putih, para relawan medis bergerak mengantarkan Razan ke pemakamannya. Mereka membawa foto wajah Razan dan bendera.

Lebih dari 115 orang telah terbunuh sejak asi protes di perbatasan yang berakhir Maret lalu. Namun Razan merupakan satu-satunya wanita yang menjadi korban tewas. Korban pertama adalah seorang remaja.

Foto peristiwa penembakan Razan cepat beredar dengan memperlihatkan sekelompok pria membawa relawan ini yang tengah mengenakan pakaian putih. Kepalanya miring ke belakang dan tangannya yang masih mengenakan sarung terlihat terjuntai di sekitar bahu mereka.

Para saksi mengatakan Razan meninggal setelah ditembak di dada.

Razan Al-Najjar

Saksi lain, Ibrahim Najjar mengatakan, saat kejadian, Razan berniat memberikan pertolongan pertama kepada seorang lansia yang berada di antara para demonstran yang terluka di dekat perbatasan. Perempuan tangguh itu tetap berupaya keras, meski matanya sakit bukan kepalang gara-gara semburan gas air mata Israel.

" Razan mengenakan jas putih, simbol paramedis jelas terpampang," kata Najjar. Setelah ditembak, Razan sempat dilarikan ke rumah sakit.

" Saya membawanya sampai ambulans. Saat itu dia masih hidup. Saya menemaninya di dalam ambulans menuju ke rumah sakit, beberapa menit sebelum dia meninggal," ujar Ibrahim seperti dikutip dari laman Liputan6.com.

Militer Israel berjanji akan menyelidiki kasus penembakan yang menyebabkan kematian Razan. Namun mereka mengklaim pasukan Israel telah bekerja sesuai dengan standar operasional (SOP).

" IDF (Israel Defence Force) konsisten bekerja sesuai operasional dan mengurangi kematian di sekitar kawasan pengamanan d pagar perbatasan," ujar pihak Militer Israeal dalam pernyataannya. " Sayangnya. organisasi teroris Hamas dengan sengaja dan metodis menempatkan warga sipil dalam bahaya."

Surat kabar New York Timur, bulan lalu pernah mewawancarai Razan di Gaza. Dia merupakan satu-satunya relawan medis perempuan yang terjun membantu pengobatan selama aksi protes yang diorganisir Hamas.

" Kami mempunya satu tujuan- menyelematkan dan mengevakuasi warga," katanya dalam sebuah rekaman video. " Serta mengirim pesan ke dunia: tanpa senjata, kita bisa melakukan apapun."

Usai kematian Razan di ruang operasi itu, perwakilan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov dalam cuitannya akun Twitternya menuliskan, " #Israel harus menyesuaikan penggunaan kekuatan militer dan Hamas perlu mencegah insiden di perbatasan. Ketegangan hanya akan membuat korban lebih banyak."

" Petugas medis #bukan target!" tulisnya.

(Sah, Sumber: Washingtonpost)

Beri Komentar