Masjid Ibrahim Di Hebron, Yerusalem (news.sky.com)
Dream - Israel dan Amerika Serikat memutuskan keluar dari UNESCO akhir pekan lalu. Kedua negara menilai badan budaya Perserikatan Bangsa-bangsa ini punya pandangan bias anti-Israel.
" Keputusan ini tidak bisa dianggap ringan, dan mencerminkan kekhawatiran AS akan meningkatnya tanggungan di UNESCO, kebutuhan mendasar reformasi kelembagaan, dan melanjutkan bias anti-Israel," kata ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, dikutip dari Sky News, Jumat 13 Oktober 2017.
Setelahh AS, beberapa jam kemudian Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan negaranya juga mengikuti langkah sekutunya itu. Dia memuji AS dengan " keputusan berani dan berdasar moralitas."
" UNESCO telah menjadi teater yang absurd dan alih-alih menjaga budaya, malah mendistorsinya," demikian pernyataan dari Kantor PM Netanyahu.
© Dream
Pemimpin Israel berbicara di hadapan pemimpin negara-negara anggota Majelis Umum PBB akhir bulan lalu. Israel menyebut UNESCO telah mempromosikan sejarah palsu terkait keputusan yang menyatakan Hebron dan dua tempat suci yang ada di sana sebagai Warisan Budaya Palestina dalam Keadaan Bahaya. Dua tempat yang dimaksud, dianggap suci baik oleh umat Islam maupun Yahudi.
Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, sangat menyayangkan keputusan yang diambil AS. Menurut dia, mundurnya AS merupakan kerugian bagi keluarga besar PBB dan untuk multikulturalisme.
" AS dan UNESCO telah bekerja sama lebih erat dari sebelumnya karena meningkatnya ekstremisme dan terorisme dan menyerukan tanggapan jangka panjang untuk perdamaian dan keamanan," ujar Bokova.
Advertisement