Jennifer Haller jadi Pasien Pertama yang Mencoba Vaksin Corona

Reporter : Cynthia Amanda Male
Senin, 18 Maret 2019 23:59
Jennifer Haller jadi Pasien Pertama yang Mencoba Vaksin Corona
Di samping vaksin, obat untuk menangani covid-19 juga tengah diuji.

 

Dream - Minggu ini, vaksin covid-19 diuji klinis pada seorang pasien. Ini menjadi langkah pertama percobaan penemuan vaksin pencegah virus tersebut secara global.

 

Kaiser Permanente Washington Research Institute di Seattle mengembangkan vaksin covid-19 dalam maktu singkat dan mulai melakukan percobaan Senin kemarin.

 

Dilansir dari CBS News, pasien 43 tahun bernama Jennifer Haller yang menjadi orang pertama menerima vaksin tersebut. Menurut The Associated Press, ia merupakan manajer operasi di sebuah perusahaan teknologi.

 

“ Kita semua merasa putus asa. Dan ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk melakukan sesuatu,” kata Haller. Kedua anaknya juga merasa tindakannya cukup keren karena berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

 

Setelah Haller menurut National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat, terdapat 45 sukarelawan usia 18-55 yang akan mendapatkan dua dosis vaksin selama sekitar 6 minggu.

 

The National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), bagian dari NIH mendanai peneltiian tersebut. Vaksin yang diuji diberi nama mRNA-1273 dan dikembangkan ole NIAID serta Moderna, perusahaan bioteknologi di Cambridge, Massachusetts.

 

“ Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 adalah prioritas utama saat ini,” ujar Anthony Fauci, Direktur NIAID. “ Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus”.

 

Vaksin lainnya sedang dikembangkan di seluruh dunia, termasuk di Walter Reed Army Institute of Research. Senin kumarin, David Martin dari CBS Evening News berkonsultasi pada dokter mengenai pengobatan covid-19.

 

Kayvon Modjarrad, Direktur di the Walter Reed Army Institute of Research, menguji vaksin yang akan mencegah virus memengaruhi paru-paru. “ Jika tidak mengganggu paru-paru, virus ini tidak akan menyebabkan penyakit,” ujar Modjarrad.

 

Tapi menurut Martin, pengujian vaksin virus corona bisa memakan waktu 12-18 bulan. Sementara itu, Letnan Kolonel Mara Kreishman-Deitrick sedang membuat obat yang bisa dikonsumsi oleh oasien corona.

 

“ Apa yang ingin dikembangkan adalah pengobatan antivirus yang akan membunuh virus dan benar-benar menyembuhkan pasien corona, sehingga pandeminya tidak terus menyebar,” tutur Kreishman-Deitrick.

 

Menurutnya, obat yang digunakan untuk melawan virus ebola bisa efektif pada corona. “ Ini siap untuk diuji pada manusia dan jika efektif, akan disebarluaskan”.

 

Hingga kini, obat tersebut belum terbukti efektif, tapi dapat digunakan sebagai perawatan darurat. Covid-19 telah memakan lebih dari 90 nyawa di Amerika, menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.

 

Secara global, jumlah kematian mencapai lebih dari 7500 dan yang terbanyak ada di Eropa serta Iran. Caitlin Rivers, dokter di Johns Hopkins Center for Health Security memaparkan di sebum platform bahwa Amerika baru saja mulas memerangi virus corona. 

 

1 dari 6 halaman

Amerika Uji Coba Vaksin Corona ke Tubuh Manusia

Dream - Vaksin untuk menangkap sebaran virus corona memasuki uji coba pertamanya ke tubuh manusia. Tes pertama ini diberikan ke seorang partisipan pada Senin, 16 Maret 2020.

Vaksin ini dikembangkan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Amerika Serikat. NIAID bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Moderna Inc.

" Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 adalah prioritas kesehatan masyarakat yang mendesak," kata Direktur NIAID Anthony Fauci, dilaporkan Sydney Morning Herald, Selasa, 17 Maret 2020.

" Studi fase 1 ini, diluncurkan dengan langkah cepat, untuk menahan laju mewabahnya virus corona," kata dia.

Seperti diketahui, tidak ada vaksin atau terapi untuk memerangi SARS-Cov2, virus yang menyebabkan penyakit pernapasan yang dikenal sebagai Covid-19.

Juga tidak ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk virus corona lain, seperti SARS dan MERS.

Langkah penting dalam pengembangan vaksin datang ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyerukan untuk mencegah pertemuan 50 orang atau lebih untuk menangani pandemi.

Uji coba pertama ini hanyalah langkah awal. Vaksin ini sebenarnya masih terus dikembangkan dalam satu tahun hingga 18 bulan ke depan.

2 dari 6 halaman

Berburu Vaksin

Uji coba fase I menandai pertama kalinya vaksin eksperimental diperkenalkan ke dalam tubuh manusia. Langkah itu menjadi studi kecil untuk menilai apakah vaksin itu aman dan apakah itu membangkitkan respons kekebalan.

Vaksin itu membutuhkan uji coba fase II dan fase III untuk menghasilkan data yang cukup untuk menunjukkan apakah vaksin berfungsi dan cukup aman untuk mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (Sejenis Badan POM)

Sebelumnya, perusahaan medis asal Britania Raya, Glaxo Smith Kline mengumumkan mereka bekerja dengan Clover Biopharmaceuticals yang berbasis di China pada vaksin eksperimental bulan lalu.

Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan Amerika Serikat juga bekerja dengan Sanofi dan Johnson & Johnson untuk membuat vaksin potensial melawan virus corona.

3 dari 6 halaman

Para Ilmuwan Israel Klaim Sudah Kembangkan Vaksin Virus Corona Covid-19

Dream - Para ilmuwan di Institute for Biological Research di Israel diklaim telah membuat terobosan signifikan dalam memahami virus Corona baru atau COVID-19.

Dilansir Haaretz.com, sumber-sumber di institut tersebut baru-baru ini mengklaim bahwa mereka sudah bisa memahami mekanisme biologis dan kualitas dari virus Corona baru.

Tidak itu saja, mereka juga sudah mampu melakukan diagnostik yang lebih baik, memproduksi antibodi bagi mereka yang terinfeksi virus dan mengembangkan vaksin untuk virus.

Namun saat ditanya tentang kemajuan tersebut, Kementerian Pertahanan Israel enggan membuat pernyataan yang terkesan terburu-buru.

" Institut belum punya terobosan dalam menemukan vaksin untuk virus korona atau untuk mengembangkan alat ujinya," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Israel.

Disebutkan pula bahwa institut bekerja sesuai dengan jadwal dan rencana kerja yang pasti akan membutuhkan waktu.

Institute for Biological Researc adalah lembaga penelitian dan pengembangan yang terkenal di dunia. Mereka memiliki peneliti dan ilmuwan berpengalaman dengan infrastruktur dan pengetahuan yang bagus.

Saat ini ada lebih dari 50 ilmuwan berpengalaman yang bekerja di institut tersebut untuk meneliti dan mengembangkan vaksin untuk virus corona.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyhu sebelumnya memerintahkan lembaga tersebut untuk mencurahkan sumber daya untuk mengembangkan vaksin bagi COVID-19 pada 1 Februari 2020.

Biasanya, proses panjang dalam pembuatan vaksin melibatkan percobaan pra-klinis pada hewan yang diikuti oleh uji klinis pada manusia.

Hal ini dilakukan untuk memahami karakteristik dari efek samping vaksin tersebut dan dampaknya pada populasi yang terinfeksi.

Proses pengembangan tersebut membutuhkan serangkaian tes dan eksperimen lainnya yang dapat berlangsung berbulan-bulan sebelum vaksin dianggap efektif atau aman untuk digunakan.

4 dari 6 halaman

Ridwan Kamil Ungkap Obat Corona Bisa Dikembangkan di Jawa Barat

Dream - Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk virus corona (Covid-19). Para pasien positif dirawat seperti pasien pnemunia dengan obat untuk meredakan gejalanya agar tidak semakin parah.

Hingga saat ini, virus sendiri belum bisa ditangkal dengan obat dan vaksin tertentu. Sejumlah peneliti pengobatan di berbagai negara sedang bekerja keras untuk mencari obat untuk penyakit yang telah menjangkiti 124 negara ini.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melalui akun Instagram membawa fakta yang cukup menggembirakan. Ia mengungkap penelitian yang dipublikasi di China dan National Institute of Health, Amerika Serikat. Menurut penelitian tersebut 100 pasien corona membaik kondisinya karena pemberian obat yang mengandung Kloroquin Fosfat.

" Menurut Prof Keri Lestari @keri.unpad dari UNPAD Kloroquin Fosfat itu nama lain dari Obat KINA sebagai obat Malaria, yang ternyata bisa mencegah pertumbuhan dan memblokir infeksi virus covid-19. Dan Pohon KINA itu selama 70 tahun ditanam di tanah Jawa Barat yang diproduksi Kimia Farma,"  tulisnya.

Postingan RIdwan Kamil© © Instagram

(Foto: Instagram Ridwan Kamil)

Mengetahui fakta tersebut Ridwan Kamil langsung berkoordinasi dengan Profesor Keri. Ia juga meminta pihak tim penelitian di berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat untuk melakukan kajian lebih lanjut seputar virus Covid-19.

" Pemprov Jawa Barat mendorong perguruan tinggi di Jabar untuk segera melakukan kajian-kajian ilmiah terkait penanganan masalah virus covid-19,"  tulisnya.

5 dari 6 halaman

WHO Tetapkan Virus Corona Wabah Pandemik Global

Dream - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan Covid-19 sebagai wabah pandemik global. Ketetapan ini diumumkan pada Rabu malam waktu setempat atau Kamis pagi tadi.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kasus terkonfirmasi di luar China mengalami peningkatan tajam. Jumlah negara yang terjangkit pun semakin banyak.

" Dalam dua pekan terakhir jumlah kasus di luar China meningkat 13 kali lipat dan jumlah negara terdampak bertambah tiga kali lipat," kata Tedros, seperti dilaporkan CBNC.

Dia mengatakan beberapa negara bisa menekan dan mengendalikan wabah. Tetapi, dia marah ke sejumlah pemimpin dunia yang gagal bertindak cepat dan drastis untuk menahan penyebaran virus corona.

" Kami sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, juga oleh tingkat kelambanan yang mengkhawatirkan," kata dia.

Tudros menegaskan pihaknya telah memberikan peringatan kepada dunia untuk waspada sebelum wabah tersebut menjadi pandemik. " Kami sudah menyalakan alarm dengan keras dan jelas," kata dia.

6 dari 6 halaman

Kritik Pemimpin Dunia Kurang Tanggap Situasi

Kasus di China dan Korea Selatan, kata Tudros, telah menurun secara drastis. Sementara, 81 negara tidak memiliki kasus yang terkonfirmasi dan 57 negara punya 10 lebih kasus infeksi yang terkonfirmasi.

Dia juga kecewa masih ada negara yang kurang bertekad untuk melawan virus berbahaya ini. Tudros mengingatkan setiap negara dapat mengubah arah dari pandemik.

" Beberapa negara berjuang dengan kekurangan kapasitas. Beberapa negara berjuang dengan kekurangan sumber daya. Beberapa negara berjuang dengan kurangnya tekad," kata Tudros.

Jumlah kasus dan angka kematian akibat virus corona mengalami perubahan drastis dalam waktu singkat. Di Rabu malam, ada 121.564 kasus terkonfirmasi dan 4.373 pasien meninggal dunia berdasarkan data John Hopkins University.

Di luar China, kasus terkonfirmasi menjadi 32.778 dan sedikitnya terjadi di 109 negara per Kamis, 12 Maret 2020 pukul 03.00 pagi.

Beri Komentar