Warga Yang Baru Dari Luar Negeri Wajib Karantina 8 Hari
Dream - Pemerintah memperketat aturan warga asing masuk ke Indonesia. Langkah ini diterapkan seiring terjadinya kembali lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara.
" Kedatangan orang asing juga kami lakukan pengetatan untuk orang dari daerah-daerah yang kita anggap punya kecenderungan tinggi atau level 4 istilah kita," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, disiarkan Sekretariat Presiden.
Luhut mengatakan ada beberapa negara yang saat ini sedang mengalami lonjakan kasus. Hal ini membuat Pemerintah perlu membuat langkah antisipatif.
" Terdapat beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Turki, itu juga dalam kategori cukup tinggi," kata Luhut.
Selanjutnya, Luhut menjelaskan karantina selama 8 hari akan terus dijalankan bagi pendatang dari luar negeri. Ketentuan ini tidak dicabut mengingat adanya rekomendasi dari epidemiolog yang menyatakan gejala infeksi varian Delta dapat terlihat dalam dua hari usai penularan terjadi.
" Hasil dari epidemiolog itu dua hari sudah kelihatan reaksi kalau dia kena untuk varian Delta ini," kata dia.
Pemberlakukan karantina juga tidak ada pengecualian. Bahkan orang asing dari negara dengan kasus Covid-19 rendah tetap diharuskan menjalani karantina selama 8 hari usai tiba di Indonesia.
Lebih lanjut, Luhut juga mengatakan Pemerintah juga akan mengatur arus kedatangan pesawat dari luar negeri. Langkah ini untuk mencegah terjadinya penumpukan mengingat pintu kedatangan hanya boleh melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Sam Ratulangi, Manad0.
" Ini untuk menghindari hal-hal lain, jadi detail kami periksa setiap satu minggu dua kali. Jadi satu minggu kami adakan rapat untuk pemeriksaan detail ini," kata dia.
Dream - Hasil evaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada pekan ini menunjukkan perbaikan secara signifikan. Berbeda dengan sebelumnya, pelaksanaan PPKM kali ini berlangsung dua munggu mulai 21 September 2021 hingga 4 Oktober mendatang.
Meski pelaksanaan PPKM diperpanjang dua pekan, pemerintah telah melakukan evaluasi mingguan untuk menilai hasil dari penerapan kebijakan tersebut.
Berikut hasil evaluasi PPKM terhitung 21 September hingga 27 September 2021 yang disampaikan pemerintah.
Pemerintah melaporkan kondisi pandemi menunjukkkan perbaikan. Hal ini terbukti dari menurunnya angka kasus aktif hingga reproduksi virus Corona.
Secara nasional, kasus aktif Covid-19 turun hingga 92,6 persen dibanding puncaknya pada 24 Juli 2021. Per Senin, 27 September 2021 kasus aktif nasional berada di angka 40.270. Angka ini lebih rendah dibandingkan September tahun lalu mencapai 43.059 kasus.
" Kasus aktif Jawa-Bali turun 96 persen ari puncak (24 Juli 2021). Kasus aktif 26 Septmber (15.895 kasus), lebih rendah dari angka 27 Juni 2020 (16.362 kasus)," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers virtual disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin 27 September 2021.
Penambahan kasus harian juga menurun. Secara nasional, pada Senin 27 September 2021, bertambah 1.390 kasus Covid-19 dalam sehari.
Lebih lanjut ia menerangkan, wilayah Jawa-Bali juga mengalami penurunan dengan jumlah penambahan kasus turun hingga 98 persen dibanding pada puncak penambahan kasus yakni 15 Juli 2021 lalu.
Hal ini tentu berimbah pada turunnya tingka reproduksi virus corona. Di Jawa, angka reproduksi virus berada di angka 095 persen. Sedangkan di Bali, tingkat reproduksi yakni 1,01 persen.
Sementara di Sumatera, tingkat reproduksi Dovid-19 mencapai 0,98 persen.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto menyamoaikan, kasuss aktif Covid-19 mayoritas berasal dari luar wilaya Jawa-Bali.
" Kasus aktif nasional 42.769 kasus (pada 26 September 2021), distribusi luar jawa sebesar 62,84 persen," terangnya pada Senin, 27 September 2021.
Ia juga mengungkapkan, angka kesembuhan pasien Covid-19 di Jawa-Bali lebih rendah dari rata-rata nasional, sedangkan angka kematian pasian di luar Jawa-Bali melebih rata-rata nasional.
" Kesembuhan nasional yang 95,62 persen di luar Jawa-Bali adalah 94,96 persen. Tingkat kematian nasional 3,36 persen dan di luar jawa-Bali adalah 3,08 persen," ujarnya.
Dengan kondisi yang kerap membaik, pemerintah melakukan pelonggaran pembatasan PPKM. Pelonggaran dilakukan di berbagai sektor, mulai dari perkantoran, pendidikan, pusat perbelanjaan, hingga tempat wisata. Kebijakan tersebut secara cepat memberikan dampak pada mobilitas warga.
" Peningkatan mobilitas terutama terjadi di aktivitas ritel dan recreation park," kata Luhut dalam konferensi pers yang sama.
" Ini mobilitas tetap menunjukkan peningkatan waluapun sudah diambil langkah-langah, mulai genap ganjil dan sebagainya," tambahnya.
Peristiwa tersebut menjadi perhatian bersama. Sebab, peningkatan mobilitas warga berpotensi menyebabkan lonjakan virus corona.
" Mungkin orang sudah sangat lelah untuk tinggal di rumah. Itu tinggal pengaturannya harus kita sama-sama perhatikan karena berbahaya kalau tidak ditangani dengan baik," ujarnya.
Dari segi testing, pemerintah mengklaim saat ini angka pengetesan Covid-19 rata-rata mencapai 170.000 orang per hari.
Luhut juga menerangkan, angka tersebut sudah cukup baik meski belum memenuhi target yang ditetapkan pemerintah.
" Jadi kalau ada orang berkomentar testing itu cuma 30.000, sekarang yang di testing itu rata-rata 170.000 per hari," tegasnya.
" Jadi angka itu cukuo oke walaupun target kami sebenarnya masih lebih dari itu."
Pelonggaran aktivitas pendidikan dengan penyelenggaran pembelajaran tatap muka (PTM) diklaim pemerintah menunjukkan hal baik. Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Dalam pemaparannya, ia menyebutkan bahwa ribuan lebih sekolah sudah melaksanakan PTM terbatas dan tidak adanya klaster Covid-19.
" Jadi kalau banyak yang kemarin diskusi atau beredar hoaks bahwa klaster (Covid-19) yang demikian banyak, sebenarnya enggak demikian," terang Budi, Senin 27 September 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) juga menyampaikan klarifikasi terkait isu klaster sekolah.
" Angka 2,8 persen satuan pendidikan itu sudah kecil tetapi itu pun data kumulatif bukan data per 1 bulan, jadi itu semua dari seluruh masa Covid ini, bukan dari bulan terakhir di mana PTM terjadi," terangnya.
Meski menunjukkan perbaikan situasi, Menko Luhut tetap memberikan peringatan kepada warga untuk tetap taat terhadap protokol kesehatan.
" Angka-angka ini membuat kita tidak boleh berpuas diri, justru harus hati-hati," katanya.
Peringatan yang serupa juga sempat disampaikan Presiden Joko Widodo dalam unggahan akun Instagram resmi @Jokowi, Senin 27 September 2021.
" Kini kita bersiap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dan menyambut pandemi ini sebagai endemi karena Covid-19 takkan hilang dari muka bumi dalam waktu yang lama," kata Jokowi.
" Tetaplah waspada dan jangan pernah lengah, Covid-19 tetap mengintai di sekitar kita," katanya.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi