Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Dalam masyarakat modern, suami dan istri yang sama-sama bekerja bukan lagi jadi hal aneh. Mereka pun mendapatkan penghasilan yang menjadi hartanya masing-masing.
Banyak wanita berkeluarga meniti karier di luar rumah. Menjadi guru, profesional, maupun menjadi pengusaha.
Tidak sedikit pula wanita yang mendapatkan harta dari usahanya di rumah. Tidak hanya dari membuka toko melainkan menjadi kaum profesional yang mengerjakan segala kontrak dari rumahnya.
Tentu mereka punya penghasilan tersendiri. Tidak jarang pula penghasilan mereka lebih tinggi dari suaminya.
Lantas, bagaimana sebenarnya kedudukan harta istri dalam rumah tangga?
Dikutip dari Bincang Muslimah, sudah jadi permakluman suami merupakan pengayom, pelindung sekaligus pemimpin keluarga. Karena itulah, dia berkewajiban memberikan penghasilannya untuk nafkah kepada istri dan anak-anaknya.
Hal ini seperti dijelaskan dalam Surat An Baqarah ayat 233.
" Dan merupakan kewajiban bapak (orang yang mendapatkan anak) untuk memberikan nafkah kepada istrinya dan memberinya pakaian dengan cara yang wajar."
Nafkah merupakan hak yang didapat istri dari suaminya. Tetapi, harta yang ada pada istri adalah milik pribadinya yang tidak diwajibkan untuk diberikan kepada suami.
Dalam Surat An Nisa ayat 32, Allah SWT berfirman.
" Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Mengetahui Segala Sesuatu."
Ayat tersebut menjelaskan antara suami dan istri punya hak atas apa yang mereka usahakan. Penghasilan istri jadi hartanya, pun demikian halnya dengan pendapatan suami.
Bedanya, suami punya kewajiban untuk memberikan sebagian pendapatannya sebagai nafkah kepada keluarganya. Maka, harta yang diberikan suami menjadi hak istri dan anak-anaknya untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Lain halnya jika suami istri bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka istri dapat memberikan hartanya secara sukarela.
Meski begitu, hal itu tidak menjadi penyebab gugurnya kewajiban suami atas istri sebagai pemberi nafkah. Sehingga, harta istri hanya sebagai pendukung untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. (mut)
Sumber: Bincang Muslimah
Dream - Alquran merupakan petunjuk dan bernilai ibadah untuk setiap muslim yang membacanya.
Umat Islam dianjurkan untuk menjadikan Alquran sebagai bacaan rutin setiap hari. Tak hanya setelah sholat, membaca Alquran bisa dilakukan di waktu-waktu tertentu.
Biasanya, ketika selesai membaca Alquran seseorang akan menutupnya dengan mengucapkan kalimat 'Shadaqallahul 'Adzim'. Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.
Tetapi, bagaimana sebenarnya hukum membaca kalimat tersebut usai tadarus Alquran?
Dikutip dari Bincang Syariah, para ulama menghukumi amalan tersebut sebagai sunah. Membaca 'Shadaqallahul 'Adzim' artinya kita bersaksi atas kebenaran Alquran.
Hal ini dijelaskan oleh Syeikh Muhammad Makki dalam kitabnya Nihayatul Qaulil Mufid li Ilmit Tajwid.
" Disunahkan bagi seseorang saat rampung membaca Alquran untuk membenarkan pada Tuhannya dan bersaksi bahwa Rasulullah Saw telah menyampaikan Alquran, serta bersaksi bahwa Alquran adalah benar. Ini dilakukan dengan mengucapkan; ‘Shadaqallahul ‘adzim wa balagha rasuluhul karim wa nahnu ‘ala dzalika minasy syahidin.’
Imam Al Qurthubi dalam kitab Al Jami' li Ahkamil Quran menjelaskan adab apa saja dalam membaca Alquran. Salah satunya dengan membaca kalimat 'Shadaqta Rabbana' usai tadarus Alquran.
" Di antara menghormati Alquran ialah, jika seseorang selesai membacanya, ia membenarkan Tuhannya dan bersaksi bahwa Rasulullah SAW telah menyampaikan Alquran, serta bersaksi bahwa Alquran adalah benar dengan mengucapkan, 'Shadaqta rabbana wa balaghat rusuluka wa nahnu 'ala dzalika minasy syahidin. Allahummaj'alna min syuhadail qaimina bil qisthi.’ Kemudian ia berdoa dengan doa-doa lainnya."
Kalimat 'Shadaqta Rabbana' memiliki makna serupa dengan 'Shadaqallahul 'Adzim.' Dengan membaca kalimat ini, kita bersaksi akan kebenaran Alquran.
Sumber: Bincang Syariah
Advertisement
Campus Beauty Fair, Belajar Skin Prep Bareng Emina Cosmetics
Pesawat Ini Mendadak Putar Balik Gegara Dapurnya Kebakaran
Cantik Banget, Lihat Polwan Sebelum dan Setelah Dipulas Makeup Artist
Indomie Masuk Daftar Mi Instan Terenak di Dunia Versi Ramen Rater 2025
Prabowo: Alhamdulillah Kita Tidak Impor Beras Lagi
Momen Prabowo Singgung Duit Negara Dicolong Koruptor Ratusan Triliun
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
3 Tempat Makan Milik Artis di Luar Negeri, Ada Warkop di New York
3 Komunitas Seru di Bawah Naungan BNI, Mulai dari Bisnis hingga Olahraga
Campus Beauty Fair, Belajar Skin Prep Bareng Emina Cosmetics
Jaga Kesehatan Jantung dan Otak dengan Rajin Konsumsi Ikan Sembilang