Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Fadil Imran mengatakan Muslim Cyber Army (MCA) kerap mengunggah video, artikel, dan gambar yang menyerang pemerintah.
Tak main-main, sasaran mereka yaitu para petinggi negara, baik Presiden maupun Kapolri.
" Contoh yang paling banyak meresahkan masyarakat, (isu) penculikan ulama di akun Facebook, akun Twitter," kata Fadil di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Fadli mengatakan, kelompok ini memiliki struktur organisasi dan cara kerja yang rapi. Anggota mereka mencapai ratusan ribu.
Untuk mengontrol anggotanya, kata Fadli, MCA memiliki tim inti bernama United MCA. Tak hanya itu, MCA juga memiliki grup khusus bernama Sniper dengan member 177 orang.
" Tim Sniper tugasnya melakukan report akun yang dianggap lawan untuk dilakukan takedown atau menyebarkan virus, agar kelompok lawan nggak bisa operasionalkan gadget-nya," ujar Fadli.
Itu saja? Tentu tidak. Menurut Fadil, mereka masih punya tim lebih khusus dengan keanggotaan yang sedikit.
" Masih ada namanya Cyber Muslim Defeat Hoax, sangat tertutup, membernya juga sangat sedikit. Sedang kami dalami, tugasnya buat setting opini, kemudian share secara serentak," dia menambahkan.
MCA terindikasi telah beraksi sejak akhir 2017. Beberapa orang anggota MCA akhirnya ditangkap pada 27 Februari 2018. (ism)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah