Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menyatakan layanan pencatatan dan akad nikah tetap dijalankan khusus untuk calon pasangan yang mendaftarkan diri sebelum 1 April. Layanan tidak dapat diberikan kepada pasangan yang melakukan pendaftaran nikah setelah tanggal tersebut.
" Sekarang kita tidak menyelenggarakan layanan pernikahan bagi mereka yang terdaftar setelah 1 April. Calon pengantin (Catin) yang sudah mendaftar sebelum 1 April, jumlahnya besar sehingga masih terjadi peristiwa nikah," ujar Kamaruddin, dikutip dari Kemenag.go.id.
Dia menjelaskan jumlah peristiwa nikah yang didaftarkan sebelum 1 April mencapai ribuan pasangan. Sehingga, layanan tetap harus diberikan.
" Di Jawa Timur saja misalnya, ada 18 ribu calon pengantin yang sudah terdaftar sebelum 1 April. Di Sulawesi Selatan hampir 2.000. Jadi masih ada peristiwa nikah yang terjadi hingga saat ini dan dilayani KUA dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Kamaruddin.
Selain itu, dia menjelaskan penyelenggara pernikahan diwajibkan gunakan protokol kesehatan. Pelayanan akad dan pencatatan nikah saat ini hanya dilakukan di KUA, tidak di luar KUA demi mencegah penyebaran Covid-19.
" Pelayanan di KUA juga masih terus berjalan meski secara online. Kita berharap kondisi bisa segera normal sehingga masyarakat bisa menggelar akad nikah dalam suasana yang lebih meriah sebagaimana biasanya," kata Kamaruddin.
Khusus untuk calon pengantin yang mendaftar setelah 1 April, jumlahnya ternyata cukup banyak. Berdasarkan data dari simkah.kemenag.go.id, ada sekitar 30 ribu pasangan yang mendaftarkan pernikahannya.
Kepada mereka, layanan pencatatan dan akad tidak dapat dijalankan. Layanan tersebut baru bisa dilakukan setelah wabah corona mereda.
Dream - Biaya paket data menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran secara online. Melihat kondisi itu, Kementerian Agama (Kemenag) mengkahi kemungkinan menjalin kerja sama dengan provider jaringan internet untuk penyediaan paket data secara gratis.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar mengatakan, pembelajaran secara online di madrasah akan terus dikembangkan.
Kemenag saat ini telah mengembangkan e-learning madrasah. Namun agar pengoperasiannya oleh pihak sekolah dan anak didik bisa optimal perlu sinergi dengan provider.
" Kami tengah menginisiasi kerjasama dengan provider jaringan internet untuk memberikan dukungan paket data bagi siswa madrasah," ucap Umar di Jakarta, baru-baru ini.
Dia mengatakan, skema kerja sama dengan provider itu bisa dalam bentuk pemberian paket data gratis atau pemberian kuota tertentu bagi siswa dan guru madrasah untuk mengakses situs tertentu yang terkait pembelajaran.
" Skema kerjasama ini tentu mengacu pada ketentuan peraturan tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah. Ini yang sedang dikaji," ujar dia.
Umar menyebut, e-learning madrasah sedianya akan mulai digunakan mulai tahun ajaran 2020/2021, Juli 2020. Tetapi, seiring pemberlakuan daring dalam pencegahan Covid-19, e-learning sudah digunakan lebih awal, sejak Maret 2020.
" Sampai sekarang sudah 9.561 madrasah, 45.956 guru, dan lebih 420 ribu siswa yang memanfaatkan layanan e-learning madrasah," kata dia.
" Kemenag juga sedang menyusun Modul Pembelajaran Jarak Jauh bagi siswa dan madrasah yang masih terisolir dan mempunyai hambatan jaringan internet di daerahnya," ucap dia.
Dream - Kementerian Agama tahun ini mulai menerapkan penggunaan e-Learning Madrasah dalam proses pembelajaran anak didik. Sistem baru ini diharapkan bisa mendorong madrasan berinovasi di bidang teknologi informasi.
" Saat ini, sudah lebih dari ribuan madrasah dengan puluhan ribu guru dan siswa yang telah menggunakan e-learning madrasah," terang Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah A Umar, di Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020.
Menurut Umar E-Learning Madrasah akan membuat para pelajar mendapatkan beragam fitur yang mampu memudahkan mereka mendapatkan informasi serta pembelajaran dengan cepat.
Selain anak didik, terdapat lima pengguna lain yang dapat mengakses e–Learning Madrasah yaitu operator madrasah, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, wali kelas dan kepala madrasah.
Masing-masing pengguna itu akan memiliki user sendiri untuk masuk ke dalam aplikasi e-Learning Madrasah.
Lalu apa saja fitur yang terdapat dalam e-Learning Madrasah?
Pertama, Kelas Online.
Fitur kelas online berisi konten mulai dari awal proses pembelajaran, pembuatan standar kompetensi, rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP), materi pembelajaran, jurnal guru, pengolahan penilaian harian, ujian berbasis komputer (CBT) hingga pengolahan nilai rapor.
Kedua, Guru Berbagi.
Fitur guru berbagi ini adalah platform yang akan menampung kreativitas guru madrasah di seluruh Indonesia untuk saling berbagi informasi apapun yang bermanfaat. Guru hanya tinggal memposting informasi tersebut dalam kolom dengan mudah. Selain itu, siapapun dapat berkomentar dan memberi masukkan, bahkan menyukai postingan tersebut.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia