Presiden Jokowi Bersama Mbah Moen (Setkab.go.id)
Dream - Presiden Joko Widodo mengaku sangat kehilangan sosok KH Maimoen Zubair. Bagi Jokowi, ulama sepuh yang biasa disapa Mbah Moen tersebut meninggalkan banyak kesan.
Selama menjabat sebagai presiden, Jokowi mengaku memiliki banyak kenangan bersama Mbah Moen.
Jokowi mengaku sudah dua kali berkunjung ke kediaman Mbah Moen di Rembang, Jawa Tengah selama menjadi presiden. Setiap kali berkunjung, Jokowi selalu diundang Mbah Moen masuk kamar.
Dia juga mengingat betul saat-saat diajak sholat jemaah oleh Mbah Moen. Kala itu, Mbah Moen selalu bertindak sebagai imam sholat.
" Dan terakhir waktu itu saya dengan Mbah Maimoen juga sholat jemaah Maghrib di kamarnya beliau, beliau imami sendiri," kata Jokowi, dikutip dari Setkab.go.id.
Tak hanya itu, Mbah Moen juga meninggalkan banyak pesan kepada Jokowi. Bahkan Sang Pemimpin Negara juga dihadiahi serban saat kampanye Pilpres April lalu.
Mbah Moen meninggal di sela aktivitas menjalankan ibadah haji di Mekah Al Mukarromah, Arab Saudi, pada Selasa subuh waktu setempat. Mustahsyar PBNU ini dimakamkan di Mekah sesuai keputusan keluarga.
Dream - KH Maimoen Zubair dikenal banyak orang sebagai ulama yang kharismatik. Ulama sepuh yang meninggal dunia subuh tadi, Selasa, 6 Agustus 2019, punya penguasaan keilmuan yang sangat mumpuni.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud, menggambarkan Mbah Moen ibarat kitab berjalan. Kepakaran ilmu agama Mbah Moen kerap menjadi rujukan mengenai segala sesuatu terkait Islam dan kebangsaan.
" Beliau itu sosok seperti kitab hidup yang berjalan," ujar Marsudi saat dihubungi Dream, Selasa 6 Agustus 2019.
Kesan itu sangat melekat karena Mbah Moen selalu berusaha memberikan solusi atas masalah setiap orang yang datang bersowan. Kebaikan itulah yang membuat banyak jemaahnya tidak segan mengutarakan persoalannya agar dicarikan jalan keluar oleh Mbah Moen, minimal wejangan.
" Kalau lagi mumet (pusing) itu kita, ini lagi persoalan kayak gini itu beliau memberikan solusi sekaligus memberikan referensi-referensinya," ucap Marsudi.
Lebih lanjut, Marsudi mengatakan keluarga besar PBNU saat ini tengah berduka cita atas meninggalnya Mbah Moen.
" PBNU merasa kehilangan atas meninggalnya beliau, karena beliau itu satu-satunya sesepuh jembar (lapang) pikirannya dan juga jembar dadanya," kata dia.
Dream - Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kabar duka datang dari Mekah. Tanah Suci. Kiai Haji Maimoen Zubair wafat pada Selasa Pon 5 Dzulhijjah 1440 H. Tepat 6 Agustus 2019.
Indonesia berduka. Ucapan duka cita datang dari segala penjuru. Doa dilambungkan untuk kiai sepuh itu. Ratusan orang pun mengantar jenazah pengasuh Ponpes Sarang, Rembang, Jawa Tengah, tersebut. Mbah Moen dimakamkan di Mekah.
Wafat di Mekah pada hari Selasa merupakan keinginan Mbah Moen. Keinginan itu terucap saat membahas Kitab Tanbuhul Mughtarin pada Ramadan lalu.
Mbah Moen benar-benar cinta pada hari Selasa. Ponpes Sarang yang dibina pun menetapkan Selasa sebagai hari libur. Hari Selasa merupakan hari saat Allah menurunkan ilmu ke Bumi.
“ Allah membuat (alam semesta dalam) empat hari, Ahad, Senin, Selasa, Rabu. Kalau orang Jawa Rabu Wekasan, selesainya Bumi dibuat. Selasa, Allah menyelesaikan segala ilmu di hari ini,” ujar Mbah Moen dalam sebuah rekaman video.
Soal ilmu, tak ada yang ragu. Mbah Moen adalah rujukan. Wawasan luas. Pengetahuan kitab, mendalam. Mbah Moen bahkan dijuluki sebagai kitab berjalan. “ Beliau itu sosok seperti kitab hidup yang berjalan,” ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud.
Mbah Moen lahir di Sarang, 28 Oktober 1928. Sang ayah, Kiai Zubair, merupakan ulama kharismatik. Keluarga Mbah Moen memang bukan sembarangan. Menurut laman Laduni.id, sang nenek, Nyai Hasanah, merupakan keturunan kiai yang juga bangsawan Madura.
Sementara, dari jalur sang kakek, Mbah Maimoen mewarisi darah dari Sunan Giri. Sang Wali Kharismatik yang dimakamkan di kawasan Giri, Gresik, Jawa Timur.
Semasa hidup, Mbah Moen menikah dua kali. Pertama dengan Hj Fatimah. Setelah Hj. Fatimah meninggal, Mbah Moen kembali menikah dengan Nyai Masthi’ah, putri KH. Idris asal Cepu.
Dari kedua pernikahan itu, Mbah Moen dikarunia sepuluh anak, mereka adalah KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, dan Gus Abd. Ghofur.
Kemudian Gus Abd. Rouf, Gus M. Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Sobihah, dan Rodhiyah.
Bermula dari lingkungan keluargalah, Mbah Moen digembleng. Di bawah bimbingan sang ayah, Mbah Moen mulai menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah, dan bermacam Ilmu Syara’ lainnya.
Saat remaja, sekitar usia 17an tahun, Mbah Moen sudah hafal kiab-kitab nadzam, di antaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq, serta Rohabiyyah fil Faroidl.
Mbah Moen muda juga melahap kitab-kitab fikih madzhab Syafi’I, seperti Fathul Qorib, Fathul Mu’in, dan Fathul Wahhab.
Mbah Moen kemudian keluar Sarang. Mengembara ke Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Mbah Moen muda menimba ilmu di bawah bimbingan KH. Abdul Karim alias Mbah Manaf, KH. Mahrus Ali, dan KH. Marzuqi. Mbah Moen menempa diri selama lima tahun di Lirboyo.
Tamat dari Lirboyo, Mbah Moen menyeberang samudera. Saat usia 21, dia pergi ke Mekah, Arab Saudi. Mbah Moen diantar sang kakek, KH. Ahmad bin Syu’aib, untuk menuntut ilmu di Tanah Suci.
Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki, Syekh Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, Syekh Yasin bin Isa Al- Fadani, dan Syekh Abdul Qodir Almandily, merupakan beberapa guru Mbah Moen selama dua tahun di Mekah.
Mbah Moen rupanya tipe orang yang tak pernah kenyang ilmu. Sepulang dari Mekah, Mbah Moen masih menuntut ilmu kepda sejumlah ulama terkemuka di Tanah Jawa.
Mbah Moen memang mengabdikan dirinya untuk ilmu. Pada 1965, dia mendirikan Ponpes Al Anwar di sebelah rumah. Pondok itu mulanya sebuah mushola untuk kelompok pengajian yang diasuh sang ayah, KH. Zubair Dahlan, dan KH Ahmad Syuaib.
Pada tahun 1971, mushola itu direnovasi pada tahun-tahun berikutnya, hingga menjadi pesantren besar.
Pada 2008, Mbah Moen membuka pesantren ke dua. Pondok Al Anwar 2 itu berdiri di Gondan, Sarang, Rembang. Pesaantren itu kini diurus oleh sang putra, KH. Ubab Maimun.
Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, al-ulama al-mujaddidun.
Tak hanya keilmuan, Mbah Moen juga mumpuni di dunia politik. Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama tujuh tahun. Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan itu juga pernah duduk di kursi MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Sosok Mbah Moen mampu mendialogkan agama dan negara. Mendampingkan Islam dengan kebangsaan. Mbah Maimun merupakan ahli fikih sekaligus penggerak. Khusnul khotimah. Amin.
Dream - Presiden Joko Widodo meyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya KH Maimoen Zubair di Mekah. Meninggalnya Mbah Moen, sapaan Maimoen Zubair, menjadi duka seluruh masyarakat Indonesia.
" Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Allah SWT, Kiai Haji Maimun Zubair di Mekah tadi pagi," ujar Jokowi, dikutip dari Merdeka.com.
Jokowi mengatakan banyak yang merasa kehilangan atas meninggalnya Mbah Moen. " Saya atas nama pemerintah, seluruh rakyat Indonesia, kita semua betul-betul berbela sungkawa atas wafatnya beliau," kata dia.
Selanjutnya, Jokowi mendoakan Mbah Moen mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Juga keluarga diberikan ketabahan dan keikhlasan.
Di mata Jokowi, Mbah Moen adalah ulama yang kharismatik. Selain itu, Mbah Moen dikenal gigih menjaga NKRI.
" Kita tahu bahwa beliau adalah kiai kharismatik, kiai yang selalu menjadi rujukan bagi umat Islam, terutama dalam hal fikih, dan beliau juga sangat gigih dalam menyampaikan masalah NKRI harga mati," ucap Jokowi.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati