Kaligrafi Rasulullah Muhammad SAW (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Mendengar kata sihir, mungkin sebagian dari kita mengira hal ini tidak masuk akal. Apalagi di era modern dan canggih seperti sekarang.
Tetapi, kenyataan justru menunjukkan hal sebaliknya. Meski tidak bisa kita percayai, sihir memang benar-benar ada.
Sihir merupakan cara yang dipakai seseorang untuk melukai orang lain dengan bantuan setan. Biasanya menggunakan perantara berupa anggota tubuh atau benda yang identik dengan korban yang disasar, seperti rambut, kuku, atau barang kesenangannya.
Praktik sihir sudah berlangsung ribuan tahun lamanya. Tidak terkecuali di zaman Rasulullah Muhammad SAW. Bahkan Rasulullah sendiri pernah menjadi target serangan sihir.
Dikutip dari NU Online, kisah ini tercantum dalam kitab hadis Imam Bukhari dan Imam Muslim yang diriwayatkan dari Asy Syaikhan. Rasulullah pernah disihir oleh seseorang bernama Labid Al Asham.
Suatu hari, Rasulullah pernah berhalusinasi mendatangi istrinya satu demi satu. Ternyata, hal itu tidak pernah terjadi.
Kepada Aisyah RA, Rasulullah mengatakan Allah telah memberikan jawaban atas pertanyaannya mengenai apa yang sedang terjadi. Jawaban itu disampaikan dua malaikat.
" Aku kedatangan dua laki-laki, salah seorang duduk di sisi kepalaku, seorang lainnya duduk di sisi kakiku," kata Rasulullah.
Salah seorang malaikat memberitahu, Rasulullah sedang terkena sihir, sedangkan pelakunya adalah Labid bin Al Asham.
Malaikat itu juga mengatakan Labid melakukan sihir menggunakan sisir dan rambut Rasulullah serta kulit mayang kurma jantan. Benda-benda itu diletakkan di dalam sumur Dzarwan.
Keesokan harinya, Rasulullah meminta Ammar bin Yasir dan beberapa sahabat untuk melihat isi sumur Dzarwam. Mereka mendapati air di sumur itu berwarna merah kecoklatan sedangkan mayangnya terlihat menyerupai kepala setan.
Satu riwayat menyebut Rasulullah meminta benda-benda itu dibiarkan tetap berada di dalam sumur dan tidak diangkat karena sudah disembuhkan Allah. Rasulullah juga tidak mau menyebar keburkan seseorang, lalu meminta sumur itu ditutup.
Riwayat lain menyebutkan benda itu diangkat dari dalam sumur lalu dibakar. Kemudian muncul tali dengan 11 simpul yang sulit dibuka.
Ketika itu, turun wahyu berupa Surat Al Falaq dan An Nas. Setiap kali Rasulullah selesai membaca dua surat itu, satu simpul terbuka. Rasulullah terus membacanya hingga semua simpul terurai.
Sejak saat itu, Rasulullah selalu membaca dua surat tersebut yang dikenal dengan muawwidzatain sebelum tidur. Surat tersebut untuk melindungi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti sihir.
Pun ketika Rasulullah sakit parah. Aisyah akan membacakan surat-surat tersebut dan mengusapkan tangannya pada tubuh Rasulullah.
Dalam bukunya The Great Episodes of Muhammad SAW, Said Ramadhan Al Buthy menyatakan sihir tersebut hanya menyerang tubuh luar Rasulullah. Tidak pernah bisa menyerang hati maupun keimanan Sang Nabi.
Rasulullah memang maksum atau bebas dari dosa. Namun begitu, Rasulullah juga manusia yang tidak bisa lepas dari penyakit.
Karena sihir itu pula, mengalami sakit parah. Dalam kondisi itulah Rasulullah mengalami halusinasi.
(ism, Sumber: NU Online.)
Dream - Di masa-masa awal Rasulullah Muhammad SAW dan umat Islam berada di Madinah, gangguan masih kerap dialami. Salah satunya dari komunitas Yahudi lewat ekonomi.
Komunitas Yahudi sempat menguasai perekonomian Madinah. Mereka menjalankan praktik ekonomi yang tidak manusiawi. Salah satunya menjebak orang dengan utang berbunga sangat tinggi.
Selain itu, komunitas Yahudi Madinah juga suka memantik perselisihan antara Suku Aus dan Suku Khazraj. Sehingga, kondisi perekonomian Madinah kala itu benar-benar merugikan penduduk terutama umat Islam.
Begitu tiba di Madinah, Rasulullah kemudian mendirikan pasar dan mengajari umat Islam mengenai tata krama dalam perdagangan, mendorong para sahabat untuk berbisnis, serta mencari rezeki dengan jalan halal.
Kabar pendirian pasar oleh Rasulullah membuat komunitas Yahudi Madinah kala itu gusar. Apalagi, umat Islam kala itu bisa menumbangkan hegemoni ekonomi komunitas Yahudi yang menyengsarakan
Alhasil, komunitas Yahudi kala itu menjadi terpuruk. Mereka juga tidak bisa lagi meneror masyarakat Madinah dengan bunga pinjaman yang tinggi dan praktik perdagangan yang memeras.
Komunitas Yahudi tidak terima dan menuding Rasulullah serta umat Islam menghancurkan bisnis mereka.
Tudingan itu memicu perang komunitas Yahudi melawan umat Islam, baik perang dagang maupun pertempuran fisik. Sayangnya, komunitas Yahudi tidak pernah sekalipun menikmati kemenangan.
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Dulu Cupu Sekarang Suhu, Kiky Saputri Tantang Menteri Tanding Padel

Riset: Si Paling AI, Orang Indonesia Ngebet Liburan Mancanegara pada Tahun 2026


Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Membedah Desa Wisata Pemuteran Bali, Destinasi Tenang yang Cocok Buat Liburan Keluarga Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun