Dream – Kaum Majusi dikenal sebagai kelompok yang menyembah api sebagai Tuhannya. Api yang disembah kaum Majusi pun telah menyala selama ratusan tahun. Namun demikian, api yang tak pernah padam sejak ratusan tahun itu mendadak padam tepat saat Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia.
Momen padamnya api kaum Majusi tersebut terjadi pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April 571 Masehi. Api Majusi atau Zoroastrianisme itu berada di Persia.
Masyarakat Majusi menyembah api sebagai tuhannya. Api itu dikisahkan tidak pernah padam selama berates-ratus tahun. Akan tetapi kobaran api Majusi mendadak redup dan padam saat Sang Pencerah lahir dari seorang Ibu bernama Siti Aminah.
Para penganut agama Majusi pun kaget dan berusaha menyalakan kembali api yang telah dituhankan itu. Tetapi usaha mereka tidak membuahkan hasil, api pun tidak bisa menyala kembali.
Kemudian mereka berkeyakinan padamnya api Majusi itu berkaitan dengan peristiwa besar di belahan dunia lain. Benar adanya, hal itu ternyata berkaitan dengan kelahiran Sang Nabi Penutup yang akan mendakwahkan ajaran kedamaian kepada seluruh umat manusia
Dalam buku ‘Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua’, Fuad Abdurrahman menyebutkan banyak peristiwa besar yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa yang terkenal berkaitan dengan kelahiran Nabi SAW adalah serangan pasukan Gajah yang dipimpin Abrahah untuk menghancurkan Kabah.
Namun pasukan tersebut berhasil dipukul mundur atas pertolongan Allah SWT.
Sekawanan burung ababil membawa batu-batu panas dari neraka untuk menumbangkan pasukan gajah yang akan menghancurkan Kabah tersebut.
Peristiwa besar lain yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah robohnya tiang-tiang di Istana Kaisar dan beberapa gereja.
Imam Thabari dalam Tarikh Al-Rasul wal Muluk meriwayatkan peristiwa besar itu terjadi bertepatan dengan kelahiran Rasulullah SAW.
Raja Persia, Kistra, dalam tidurnya bermimpi istana Raja Persia diguncang dan 14 puncaknya roboh.
Selain api Majusi yang telah beratus-ratus menyala tiba-tiba padam, api suci Fars yang selama seribu tahun tidak pernah padam pun juga turut padam secara mendadak. Sumber-sumber api abadi lainnya pun turut padam.
Seiring berjalannya waktu, penganut Majusi berkurang secara signifikan dan hanya menyisakan sedikit kelompok. Hal ini disebabkan karena krisis iman dan lebih memilih memeluk agama baru yaitu Islam.
Saat perkembangan Islam di Jazirah Arab, penganut Zoroastrianisme yang masih tersisa disebut umat Majusi. Nama ini merujuk pada golongan penyembah api di Persia Kuno yang mencakup Iran dan Azerbaijan di masa lampau.
Kisah padamnya api Majusi adalah salah satu dari banyak mukjizat yang meneguhkan status kenabian Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan kekuatan Tuhan melebihi segala sesuatu, termasuk kekuatan unsur alam seperti api.
Kisah padamnya api Majusi ini memiliki makna penting dalam memperlihatkan keajaiban dan kebenaran kenabian Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang pada masa itu dan bagi umat Islam sepanjang sejarah.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas