Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Makan dan sholat adalah dua hal yang perlu dipenuhi dalam kehidupan seorang Muslim. Dari makanan, kita mendapatkan energi yang bisa digunakan untuk menunjang segala aktivitas termasuk juga sholat.
Tetapi, ada kalanya jam makan berbarengan dengan waktu sholat. Saat perut sudah kerondongan, seseorang biasanya dilanda dilema. Mengerjalanan sholat terlebih dahulu atau makan dulu.
Dalam pergaulan sehari-hari, kamu mungkin pernah mendengar alasan mereka yang memilih makan terlebih dahulu karena ingin sholat yang ditunaikan lebih khusyuk. Bisa fokus mengerjakan sholat tanpa memikirkan makanan yang ingin disantap.
Dikutip dari Bincang Syariah, terdapat anjuran untuk mendahulukan makan ketika dalam kondisi tertentu. Seperti ketika perut sangat lapar.
Perut lapar dapat menganggu konsentrasi. Dikhawatirkan sholat tidak bisa khusyuk lantaran terus kepikiran makanan.
Hal ini sesuai hadis riwayat Imam Bukhari dari Anas bin Malik RA. Rasulullah Muhammad SAW bersabda demikian.
Apabila makan malam sudah tersaji, maka dahulukanlah makan malam tersebut daripada sholat Maghrib. Dan janganlah kalian tergesa-gesa dari makan kalian.
Beberapa sahabat Rasulullah menerapkan cara ini. Mereka mendahulukan makan daripada sholat dalam kondisi tertentu.
Salah satu sahabat yang melakukannya adalah Abdullah bin Umar RA. Sahabat satu ini lebih mendahulukan makan meskipun sholat jemaah sudah dimulai, seperti disebutkan dalam kitab Nailul Authar.
" Ibnu Umar diletakkan padanya makanan dan sholat telah dilaksanakan, maka dia tidak mendatangi sholat hingga selesai (makan) dan sungguh dia mendengar bacaan imam."
Meski lebih baik makan dulu daripada sholat, Imam An Nawawi menilai anjuran ini berlaku jika waktu masih panjang. Tetapi jika waktu sholat sudah sangat mepet atau hampir habis, wajib menunaikan sholat terlebih dahulu.
Hal ini dituangkan Imam An Nawawi dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim.
" Jika waktu sudah sempit, sekiranya jika makan atau bersuci waktu segera habis, maka dia wajib sholat saat itu juga untuk menjaga kehormatan waktu dan tidak boleh mengakhirkan sholat."
Sumber: Bincang Syariah
Dream - Mungkin banyak dari kita yang menganggap saat ini sudah zaman modern. Segala hal berbau kuno mungkin tertolak. Salah satunya perjodohan.
Meski begitu praktik perjodohan ternyata masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan tidak hanya pada masyarakat kelas ekonomi rendah, mereka yang kaya juga melakukannya.
Tentu, ada rasa tidak ikhlas dalam hati saat menjalani pernikahan tanpa keinginan sendiri. Apalagi sampai kesannya sangat dipaksakan.
Salah satu dampak yang timbul adalah tidak adanya rasa cinta pada suami atau istri. Sehingga rumah tangga dijalani dengan keterpaksaan.
Jika dalam situasi ini, apa yang sebaiknya dilakukan?
Dikutip dari Bincang Muslimah, cinta adalah kecenderungan hati kepada kebahagiaan. Apa yang dianggap tidak baik oleh lain bisa jadi dianggap baik karena cinta.
Sebenarnya, cinta adalah pekerjaan hati yang sifatnya rumit. Ini lantaran keberadaannya hanya bisa diketahui oleh pemilik dan sesuatu yang menjadi objek cinta.
Masalah cinta, Rasulullah Muhammad SAW juga pernah mengalaminya. Bahkan Rasulullah mengadu kepada Allah SWT. Hal ini dapat kita ketahui dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Sayyidah Aisyah RA.
" Sesungguhnya Nabi SAW menggilir para isterinya dengan adil, dan berkata, 'Ya Allah, inilah batas kemampuan yang kumiliki, maka janganlah kecam aku menyangkut apa yang Engkau miliki tapi tidak kumiliki'."
Hadis di atas menunjukkan Rasulullah juga pernah bermasalah soal cinta. Sang Nabi mengadukan betapa sulitnya berbuat adil dalam cinta kepada para istrinya.
Meski begitu, perasaan tidak cinta kepada suami tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerah. Apalagi sampai memutuskan hubungan suami istri dengan jalan perceraian.
Sehingga, jika seorang istri tak bisa mencintai suaminya karena perjodohan, dia dianjurkan untuk berusaha menumbuhkan rasa itu pada pasangan sahnya. Diiringi dengan doa agar Allah menumbuhkan rasa cinta itu dalam hatinya.
Apabila sudah dilakukan namun tetap tak bisa, hendaknya selalu berhusnudzon (berprasangka baik) kepada Allah. Juga selalu berperilaku baik kepada pasangan.
Sumber: Bincang Muslimah
Advertisement
Alasan Orang Korea Sangat Percaya MBTI Bisa Ungkap Kepribadian
Presiden Prabowo Bertemu Marc Marquez dan Pebalap Tanah Air Bahas Sport Tourism
Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Menag Tanggapi Isu Pelibatan Santri dalam Pengecoran Gedung
Cara Mudah Bikin Parfum Bareng Casablanca di Campus Beauty Fair
5 Fakta Ambruknya Musola Ponpes Al Khoziny, Masih Ada Korban di Bawah Reruntuhan
Momen Prabowo Singgung Duit Negara Dicolong Koruptor Ratusan Triliun
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
3 Tempat Makan Milik Artis di Luar Negeri, Ada Warkop di New York
3 Komunitas Seru di Bawah Naungan BNI, Mulai dari Bisnis hingga Olahraga
Ibunda Tasya Kamila Jalani Operasi Bariatrik Usai Gagal Diet Selama 25 Tahun
Alasan Orang Korea Sangat Percaya MBTI Bisa Ungkap Kepribadian
Presiden Prabowo Bertemu Marc Marquez dan Pebalap Tanah Air Bahas Sport Tourism