Krisis Makanan, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 2 April 2024 09:01
Krisis Makanan, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak
Saed harus mencari makan apapun berupa tanaman berdaun dan gulma yang bisa ditemukan.

1 dari 10 halaman

Krisis Makanan, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak

Krisis Makanan, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak © Krisis Makanan, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak NPR

2 dari 10 halaman

© Krisis Makanan, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak NPR

Dream - Ramadan yang seharusnya menjadi masa tenang tak pernah bisa dirasakan warga Gaza Palestina. Untuk bisa mendapat makanan, warga Gaza Utara yang wilayahnya sudah hancur harus membeli makanan kaleng, sedikit tepung, dan biji-bijian di pasar darurat.

3 dari 10 halaman

Seorang ibu bernama Nermeen Tafesh bersama lima anaknya harus menjelajahi kios setiap hari untuk mendapatkan makanan dengan harga terjangkau.


Namun, kondisi yang terjadi saat ini membuat bahan makanan yang tersedia memiliki harga yang sangat mahal.

Tanpa adanya pekerjaan, kebanyakan warga tidak memiliki penghasilan yang bisa digunakan untuk berbelanja.

4 dari 10 halaman

© Dream

Tafesh terkejut ketika mengetahui harga 1 kilogram kentang mencapai 40 shekel atau Rp173 ribu.

Sedangkan beras dengan berat yang sama dijual seharga 80 shekel atau Rp346 ribu. Padahal sebelum perang harga beras hanya sekitar Rp31 ribu.

5 dari 10 halaman

Serba Mahal

Kondisi tersebut tak jarang membuatnya harus kembali dari pasar dengan tangan kosong. " Saya sekarang menjadi satu-satunya pencari nafkah bagi keluarga saya dan kami belum menerima bantuan kemanusiaan apapun semenjak perang dimulai," ucap Tafesh, dilansir dari NPR.

6 dari 10 halaman

Putra sulung Tafesh, Yousef (14) membantu ibunya mencari kayu untuk membuat api. Hal ini dilakukan Yousef karena Israel telah memutus pasokan bahan bakar dan listrik.

" Dulu ada tepung sampai akhirnya habis. Lalu kita mendapat gandum dan itu juga habis. Lalu biji jagung. Setelahnya kita coba pakan ternak. Sekarang ibu membuatkan kami puding hanya dengan air dan tepung kanji dan kami memakannya," cerita Yousef.

7 dari 10 halaman

Tafesh mengatakan bahwa mereka tidak memiliki susu, protein, buah, dan sayuran. Sang anak terus menangis karena kelaparan dan menginginkan roti.

Kondisi tersebut membuat anak-anak melemah, tulang mulai menonjol, dan tidak berdaya. 

8 dari 10 halaman

© Dream

Putra bungsu Tafesh yang masih berusia empat tahun sebelum perang sangat aktif dan ceria.

Namun kini putranya itu menghabiskan banyak waktunya dengan tidur.

9 dari 10 halaman

" Setiap malam saya pergi tidur dalam ketakutan saat bangun menemukan salah satu anak saya meninggal," cerita Tafesh.


Hal serupa juga dialami oleh Riwa Massoud Saed, seorang wanita Gaza yang tinggal bersama putrinya. Saed harus mencari makan apapun berupa tanaman berdaun dan gulma yang bisa ditemukan.

10 dari 10 halaman

"Beberapa makanan yang kini terpaksa kami berikan kepada anak-anak kami, semoga Tuhan mengampuni anda. Maksud saya keledai pun menolak memakannya."

"Pakan ternaknya tidak berasa. Seperti mengunyah kayu, dan sulit dicerna."

Beri Komentar