Dream - Ramadan yang seharusnya menjadi masa tenang tak pernah bisa dirasakan warga Gaza Palestina. Untuk bisa mendapat makanan, warga Gaza Utara yang wilayahnya sudah hancur harus membeli makanan kaleng, sedikit tepung, dan biji-bijian di pasar darurat.
Seorang ibu bernama Nermeen Tafesh bersama lima anaknya harus menjelajahi kios setiap hari untuk mendapatkan makanan dengan harga terjangkau.
Namun, kondisi yang terjadi saat ini membuat bahan makanan yang tersedia memiliki harga yang sangat mahal.
Tanpa adanya pekerjaan, kebanyakan warga tidak memiliki penghasilan yang bisa digunakan untuk berbelanja.
Tafesh terkejut ketika mengetahui harga 1 kilogram kentang mencapai 40 shekel atau Rp173 ribu.
Sedangkan beras dengan berat yang sama dijual seharga 80 shekel atau Rp346 ribu. Padahal sebelum perang harga beras hanya sekitar Rp31 ribu.
Kondisi tersebut tak jarang membuatnya harus kembali dari pasar dengan tangan kosong. " Saya sekarang menjadi satu-satunya pencari nafkah bagi keluarga saya dan kami belum menerima bantuan kemanusiaan apapun semenjak perang dimulai," ucap Tafesh, dilansir dari NPR.
Putra sulung Tafesh, Yousef (14) membantu ibunya mencari kayu untuk membuat api. Hal ini dilakukan Yousef karena Israel telah memutus pasokan bahan bakar dan listrik.
" Dulu ada tepung sampai akhirnya habis. Lalu kita mendapat gandum dan itu juga habis. Lalu biji jagung. Setelahnya kita coba pakan ternak. Sekarang ibu membuatkan kami puding hanya dengan air dan tepung kanji dan kami memakannya," cerita Yousef.
Tafesh mengatakan bahwa mereka tidak memiliki susu, protein, buah, dan sayuran. Sang anak terus menangis karena kelaparan dan menginginkan roti.
Kondisi tersebut membuat anak-anak melemah, tulang mulai menonjol, dan tidak berdaya.
Putra bungsu Tafesh yang masih berusia empat tahun sebelum perang sangat aktif dan ceria.
Namun kini putranya itu menghabiskan banyak waktunya dengan tidur.
" Setiap malam saya pergi tidur dalam ketakutan saat bangun menemukan salah satu anak saya meninggal," cerita Tafesh.
Hal serupa juga dialami oleh Riwa Massoud Saed, seorang wanita Gaza yang tinggal bersama putrinya. Saed harus mencari makan apapun berupa tanaman berdaun dan gulma yang bisa ditemukan.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik