Makna di Balik Surat Yasin Ayat 9, Terhalangnya Kebenaran Bagi Orang yang Gelap Hatinya

Reporter : Arini Saadah
Rabu, 27 April 2022 15:01
Makna di Balik Surat Yasin Ayat 9, Terhalangnya Kebenaran Bagi Orang yang Gelap Hatinya
Surat Yasin ayat 9 memiliki makna mendalam tentang terhalangnya kebenaran bagi orang yang hatinya diliputi kegelapan dan kebencian serta kesombongan.

Dream – Surat Yasin memiliki keutamaan yang luar biasa apabila rutin dibaca. Surat Yasin juga sering dibaca ketika pengajian maupun saat ada orang yang meninggal dunia. Surat Yasin juga sering dipakai untuk mengusir gangguan setan dan jin.

Setiap ayat dari Surat Yasin menyimpan banyak keutamaan dan rahasia yang besar. Salah satunya Surat Yasin ayat 9.

Surat Yasin ayat 9 memiliki makna yang mendalam tentang terhalangnya kebenaran bagi orang yang hatinya diliputi kegelapan dan kebencian serta kesombongan.

Tafsir Surat Yasin ayat 9 juga menerangkan tentang golongan orang yang dicap kafir yang kesulitan mendapat hidayah dari Allah Swt. Bahkan peringatan dari Rasulullah Saw sudah tidak mempan bagi mereka.

Dilansir Dream dari berbagai sumber, berikut penjelasan makna di balik Surat Yasin ayat 9 tentang terhalangnya kebenaran bagi orang yang gelap hatinya.

1 dari 4 halaman

Bacaan Surat Yasin Ayat 9

Sebelum membahas tentang maknanya, ketahui terlebih dahulu bacaan Surat Yasin ayat 9 berikut ini lengkap arab, latin dan artinya.

وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Waja'alnaa mim-baini aydiihim saddaw-wamin khalfihim saddann fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruuun.

Artinya:

" Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat." (QS. Yasin ayat 9)

2 dari 4 halaman

Makna di Balik Surat Yasin Ayat 9

Yasin ayat 9 di atas secara garis besar mengabarkan bahwa orang-orang yang sudah dicap kafir tidak akan mendapat hidayah dari Allah Swt. Rasulullah Saw telah mengajak mereka beriman, namun tetap saja tidak mampu membuat mereka beriman kepada Allah Swt.

Menurut Wahbah az-Zuhaili, tafsir surat Yasin ayat 9 adalah perumpamaan akan tertutupnya iman orang yang telah dicap kafir. Mereka akan sulit mendapatkan kebenaran iman karena hatinya gelap dan tertutup oleh kesombongan. Dalam Yasin ayat 9 digambarkan dengan seseorang yang berhadapan dengan tembok besar hingga menutupi pandangannya.

Meskipun Allah berhak atas siapa saja yang dicap beriman dan dicap kafir, namun setiap orang diberi kemampuan (qudrah) dan keinginan (iradah) yang menjadikannya bebas menetukan pilihan serta nasibnya sendiri.

Maka dari itu, Wahbah az-Zuhaili mengatakan bahwa kekafiran mereka disebabkan keangkuhan, sombong, arogan, keras kepala, serta tidak mau menerima dan tunduk pada kebenaran.

Ahli tafsir Prof. M. Quraish Shihab pun membenarkan pendapat tersebut. Ketidakmampuan mereka melihat kebenaran yang diturunkan oleh Allah didasari oleh ketidakmauan mereka sendiri, akibatnya peringatan dari Rasul pun tidak berpengaruh apa-apa pada diri mereka.

3 dari 4 halaman

Enggan Menerima Kebenaran

Ilustrasi

Masih menurut M Quraish Shihab, kebanyakan orang menjadi kafir bukan karena tidak yakin kepada Allah Swt, melainkan keengganan mereka untuk menerima kebenaran.

Perilaku dan sikap mereka sama seperti iblis yang durhaka kepada Allah Swt dengan menolak bersujud pada Nabi Adam alahissalam. Padahal iblis sendiri tahu bahwa menolak perintah Allah Swt adalah kesalahan yang besar, namun ia tetap melakukannya.

Dari penjelasan tafsir tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa setiap manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya, termasuk akan beriman maupun akan menjadi kafir. Akan tetapi dari segala pilihan tersebut tentu saja ada konsekuensi yang ditanggungnya.

4 dari 4 halaman

Tembok Penghalang Hidayah

Sementara itu, berkaitan dengan kata saddan pada Yasin ayat 9, Syekh Nawawi Banten menyebutkan ada dua cara membacanya. Pertama yaitu sin dibaca dengan fathah (saddan) yang merupakan qiraat Hamzah, al-Kisa’i dan Hafs. Versi yang kedua yaitu dengan men-dammah-kan sin (suddan) yang merupakan qiraat selain dari tiga imam yang telah disebutkan.

Kata saddan disebutkan sebanyak dua kali pada Surat Yasin ayat 9 ini, yang artinya tembok atau dinding besar yang menghalangi penglihatan.

Menurut Ar Razi, tembok atai dinding ini membatasi seseorang untuk mendapatkan hidayah Allah Swt, baik hidayah bawaan dari lahir maupun hidayah yang diusahakan.

Yasin ayat 9 juga menyimpan makna bahwa orang yang telah dicap kafir tidak akan menemukan hidayah yang diusahakan (hidayah nazariyyah) karena terhalang tembok di hadapannya. Sementara itu mereka juga tidak akan menerima hidayah fitriyyah atau bawaan lahir karena terhalang tembok di belakangnya.

Beri Komentar