Sudah Muntahkan 320 Buah, Begini Kekuatan Akurasi Rudal Rusia Saat Invasi Ukraina

Reporter : Okti Nur Alifia
Rabu, 2 Maret 2022 14:01
Sudah Muntahkan 320 Buah, Begini Kekuatan Akurasi Rudal Rusia Saat Invasi Ukraina
Lebih dari 320 rudal telah ditembakkan hingga Minggu, 27 Februari 2022.

Dream - Rusia telah mengerahkan ratusan rudal balistik sejak hari pertama invasi ke negeri tetangganya, Ukraina. Serangan-serangan rudal Rusia telah meluluhlantakkan berbagai fasilitas militer milik Ukraina.

Serangan besar-besara yang dilancarkan Rusia menjadi pengamatan serius para ahli untuk mengetahui kemampuan rudal balistik jarak pendek (SRBM) yang dimiliki militer dibawah komando Presiden Vladimir Putin tersebut. 

Seperti negara China, Korea Utara dikabarkan sedang  mengembangkan persenjataan canggih semacam rudal dalam beberapa tahun terakhir. Begitu pula negara Barat yang melihat Rusia sebagai musuh untuk mendapatkan data dari dampak rudal dalam perang tersebut.

Namun di tengah banyaknya rudal yang telah dikerahkan, sejumlah pengamat pengamat dan pejabat Amerika Serikat mengatakan banyak target pertahanan Ukraina justru masih utuh bertahan.

Rudal Rusia dikatakan sangat akurat tapi juga ada yang berkomentar rudal Rusia mengalami kegagalan di sejumlah titik di bagian Ukraina.

1 dari 4 halaman

Lebih dari 320 Rudal Telah Ditembakkan

Rusia telah menembakkan rudalnya yang diperkirakan berjumlah lebih dari 320 buah hingga Minggu, 27 Februari 2022, pagi. Sebagian besar rudal yang ditembakkan berjenis SRBM. Informasi ini dikatakan pejabat Amerika Serikat kepada wartawan, seperti dilansir laman Reuters, pada Senin, 28 Februari 2022.

Menurut perkiraan Amerika Serikat, pada jam-jam awal serangan Rusia pekan lalu ada lebih dari 100 rudal diluncurkan dari darat dan laut, sebagian besar adalah SRBM yang ditembakkan dari kapal perang atau sistem rudal darat.

Pengamat senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Amerika Serikat, Ankit Panda, mengatakan serangan SRBM tersebut merupakan yang paling gencar dalam konflik antarnegara yang pernah ada.

" Apa yang kita lihat di Ukraina berhubungan dengan armada militer di banyak negara, termasuk China dan Korea Utara, mereka pun mempertimbangkan akan menggunakan rudal balistik presisi dalam konflik di masa depan," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Rudal Akurat

Pengamat dari International Institute for Strategic Studies, Timothy Wright, mengatakan Rusia tampaknya paling banyak menggunakan SRBM Iskander-M.

Rudal itu pertama digunakan pada perang 2008 di Georgia. Rudal ini dirancang untuk mengacaukan rudal pertahanan dengan meluncur pada lintasan rendah dan bermanuver guna menyasar target hingga sejauh 500 kilometer dengan akurasi 2-5 meter, kata Center for Strategic and International Studies (CSIS).

" Rudal ini bisa dengan akurat mengenai dan menghancurkan sasaran yang ditembak," kata Timothy Wright seraya mengatakan Rusia  tampaknya punya sekitar 150 peluncur rudal dan bisa ditembakkan dari kapal perang.

Ada juga bukti Rusia menggunakan SRBM OTR-21 Tochka, rudal yang diketahui sudah pensiun.

" Kalau rudal ini masih ada di gudang penyimpanan, Rusia mungkin memilih untuk menggunakannya daripada membiarkannya," lanjunya Timothy Wright.

Timothy melanjutkan, Ukraina juga memiliki sistem anti-rudal era Perang Dingin buatan Rusia S-300v yang juga memiliki kemampuan anti-rudal balistik, namun belum jelas apakah pertempuran dengan rudal Rusia membuat sejumlah S-300v hancur karena hantaman serangan.

 

3 dari 4 halaman

Rudal Rusia Menghantam Bandara

Penasihat menteri dalam negeri Ukraina juga berkomentar rudal Iskandar diluncurkan dari Belarusia dan menghantam sebuah bandara di Zhytomyr, sebelah utara Ukraina pada Minggu, 27 Februari 2022.

" Kita melihat ada kerusakan di bandara dan tampaknya cukup akurat," ujar Jeffrey Lewis, pengamat rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS).

Sejumlah rudal yang ditembakkan dari pangkalan udara tampaknya punya lingkup terbatas, namun dalam sejumlah kasus berpotensi meleset, seperti mengenai pertokoan ketimbang pesawat musuh. kata Joseph Dempsey, pengamat pertahanan di IISS.

 

 

4 dari 4 halaman

Sejumlah Rudal Rusia Gagal

Pejabat Amerika Serikat pada Minggu, 27 Februari 2022  menuturkan ada indikasi sejumlah rudal Rusia mengalami kegagalan.

" Tidak mayoritas memang. Tapi kami yakin sejumlah rudal tidak berhasil," demikian yang dikatakan.

Rusia belum memperlihatkan kemampuan penuh serangan rudal dari udara dan tampaknya akan terus meningkatkan gelombang serangan dalam beberapa hari ke depan untuk melumat sistem pertahanan Ukraina, termasuk sejumlah unit anti-serangan udara yang menembak jatuh beberapa jet tempur Rusia, kata Institute for the Study of War dalam sebuah laporan yang berbasis di AS.

" Kegagalan Rusia dalam melancarkan serangan terhadap aset Ukraina cukup mengejutkan dari yang diduga dan itu membuat pertahanan Ukraina lebih tangguh," kata laporan itu.

Sejumlah kegagalan Rusia bisa jadi akibat kurangnya data pengintaian termutakhir, namun dari sejumlah target statis, tampaknya alasannya adalah keinginan untuk meminimalkan korban terhadap warga Ukraina, kata Dmitry Stefanovich, pengamat senjata di Moscow Institute of World Economy and International Relations.

" Sementara itu Iskandar-M adalah sistem rudal yang sangat mumpuni dan akurat serta dampak kerusakannya jelas bisa kian parah tergantung intensitas senjata yang digunakan," kata dia. 

Sumber: Merdeka.com

 

Beri Komentar