Mengelilingi Kota Nabi Madinah dalam 120 Menit

Reporter : Syahid Latif
Senin, 25 Maret 2019 07:01
Mengelilingi Kota Nabi Madinah dalam 120 Menit
Dari bukit peperangan Gunung Uhud sampai Masjid Nabawi dilalui hanya 120 menit.

Dream - Dua bus berwarna dominan putih terparkir di dekat tugu depan Masjid Nabawi. Di dinding bus terlihat banyak gambar dan tulisan. Gambarnya sangat kekinian. Sebuah kubah masjid dan menara terlihat lebih menonjol di sisi bagian belakang.

Bentuknya berbeda dari busa yang biasa dipakai jemaah Di bagian atap, dua per tiga bagian bus dibiarkan terbuka tanpa atap. Berganti teralis besi orange yang terpasang di kanan dan kiri. Delapan deret bangku berada di tengahnya. Terdiri dua seat di kanan dan kiri.

Bagian depan bus tingkat dibuat tertutup. Ada penyejuk ruangan terpasang. Berharap membuat penumpang tetap nyaman di tengah terik kota Madinah.

Sepanjang hari bus itu berlalu-lalang di depan Masjid Nabawi. Disiapkan untuk peziarah yang sedang berkunjung ke Kota Nabi. Itulah bus wisata yang diberi nama City Sightseeing. Model bus serupa juga banyak ditemukan di destinasi wisata terkenal lain di dunia. 

Selama 24 jam sehari, bus akan melayani para peziarah yang singgah di Madinah. Dengan 80 riyal, atau sekitar Rp320 ribu, penumpang bisa menikmati berbagai sudut kota Madinah hanya dalam 120 menit. Penumpang anak-anak dapat tarif lebih murah senilai 40 riyal, sekitar Rp 160 ribu. Ada juga paket keluarga terdiri dari 2 orag dewasa dan 2 anak-anak) yang dijual 200 riyal (Rp800 ribu)

Dari kawasan bersejarah sejak zaman Rasulullah hingga era modern dapat dilihat para peziarah. Madinah Development Authority dan Jawal ditunjuk sebagai pengeloa bus wisata ini.

Untuk sekali jalan, bus ini bisa mengangkut 63 penumpang. Seperti bus wisata di negara lain, penumpang akan mendengarkan penjelasan tentang berbagai objek bersejarah di Madinah.

Tak peru khawatir, meski menggunakan bahasa Arab, pengelola bus telah menyediakan 8 bahasa terjemahan untuk penumpang. Beruntung, salah satu bahasa yang disediakan adalah Bahasa Indonesia.

Penumpang cukup memakai earphone yang diberikan pengelola bus. Di sisi kanan dan kiri tempat duduk, tersedia colokan untuk memasukan kabel earphone itu.

Kami, tim Media Trip Umroh Scoot Airline dan Zamzam Wisata memilih tempat pemberhentian di dekat Masjid Nabawi. Lokasinya hanya beberapa meter dari tempat menginap.

Perjalanan menjelajah Madinah kami lakukan di siang hari. Cukup terik tapi hawa dingin yang sedang berhembus di Madinah membuat kami tetap merasa nyaman.

1 dari 2 halaman

Melihat dari Dekat Sejarah Nabi

Usai tiket dibeli, kami segera menaiki bus yang terlihat lapang. Kursi penumpang sengaja dikurangi untuk membuat ruang lebih lapang. Sebuah tangga untuk menuju tingkat 1 bus dibuat disisi bus.

Kami memilih untuk duduk di lantai 1 bus. Memilih tempat tanpa atap agar lebih leluasa melihat suasana Madinah. Posisinya yang cukup tinggi memang memudahkan jarak pandang kami.

Jalanan Madinah memang terlihat lapang. Berbeda ketika musim haji tiba kala jutaan manusia memadati Madinah.

Bus mulai bergerak menyusuri jalanan Madinah. Sebanyak 11 pemberhentian akan kami lalui. Kesebelas lokasi itu berada di situs-situs bersejarah Madinah.

Selain Masjid Nabawi, bus City Sightseeing ini akan mengantarkan kami melihat dari luar areal pemakaman Baqi setelah melewati gerbang As-Salam yang merupakan pintu utama menuju Masjid Nabawi dimana jemaah bisa melalui kubah hijau yang didalamnya terbaring makam Rasulullah.

City Tour Madinah

Di makam Baqi, beberapa sahabat Nabi, termasuk khalifah Usman bin Affan dan istrinya, putrinya Siti Aisyah dikisahkan dimakamkan di tempat ini. Tak ada nisan yang bisa dilihat. Hanya batu besar penanda sebuah makam.

Bus selanjutnya membawa kami sebuah sebuah areal terbuka Al-Manakha yang menjadi tempat berkumpul masyarakat Madinah. Dikisahkan, Rasulullah membuat tempat terbuka ini sebagai sebuah pasar. Manakha sendiri merujuk pada makna sebagai tempat unta beristirahat.

City Tour Madinah

Di lokasi ini berdiri sebuah masjid bernama Al-Gamama. Nabi diceritakan sering meakukan sholat hari raya dan Istisqa, atau memohon hujan, di masjid ini. Terdapat pula masjid khalifah Abu Bakar dan Umar di lokasi ini.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Sisi Modern Madinah

Dua lokasi bersejarah lain yang dilalui bus wisata ini adalah Masjid Quba dan Masjid Qiblatain. Masjid Quba yang berwarna putih di keliling pohon kurma terlihat jelas dari bus yang ditumpangi

Sementara masjid Qiblatain dikenal muslim dunia karena menjadi saksi dilaksanakannya perintah Allah SWT kepada Muhammad SAW untuk mengubah arah kiblat dari masjidil Aqsa di Palestina ke Masjidil Haram di Mekah.

City Tour Madinah

Satu lagi lokasi bersejarah yang bisa dilihat adalah tujuh masjid di lokasi Perang Khandak. Di selatan gunung Sala terdapat beberapa masjid berukuran besar dan kecil yang memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Namun salah satu yang terkenal adalah masjid Salman Al-Farisi yang dikenal sebagai penggagas pembuat parit saat perang Khandak.

Dari kejauhan kita bisa melihat sebuah gunung dan bukit yang dimasa Rasulullah pernah menjadi areal peperangan melawan kaum Quraisy.

City Tour Madinah

Untuk menunjukan Madinah yang lebih modern, bus ini juga membawa kami menuju Al-Nour Mall dan Sultana Shopping Street. " Biasanya kawasan ini ramai di malam hari. Warga Madinah memang lebih banyak beraktivitas di malam hari," terdengar penjelasan dari earphone yang kami pakai.

City Tour Madinah

Satu modernitas Madinah lainnya adalah sebuah stasiun kereta api, Hijaz. Stasiun ini dibangun di masa kesultanan Ottoman dan kini tak lagi berfungsi. Pemerintah Saudi mengubahnya menjadi sebuah museum yang menyimpan sejarah kota suci Madinah.

Mengutip laman saudigazette.com, tempat pemberhentian bus ini akan bertambah menjadi 33 titik. " Kami perlahan-lahan akan menambah tempat pemberhentian untuk mengubah Madinah menjadi tujuan wisata," ujar Taha Al-Jwaiber dikutip Dream dari situs tersebut.

Penumpang bisa turun dari bus untuk melihat lokasi wisata lebih dekat. Sopir memang sengaja memberikan waktu meski cukup singkat.

Jelang ashar, bus yang kami tumpangi makin mendekati Masjid Nabawi. Dalam kurun waktu 120 menit, kami diperlihatkan kota Madinah dan membayangkan jejak Rasulullah selama tinggal di kota tersebut.

Beri Komentar