Festival Jeblugan Atau Meriam Bambu Digelar Di Desa Sindangsari, Majenang, Cilacap Menjelang Malam Nuzulul Quran, 17 Ramadan 1439 Hijriyah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Dream - Bocah kecil itu tertawa mendengar bambu yang meledak. Satu bambu dia dekati.
" Boom!" suara kencang itu dibarengi semburan api.
Bocah itu terkaget. Dia menghampiri bocah lain yang memantik meriam bambu.
Si pemantik ogah disalahkan. Bocah kecil yang terkena semburan suara itu akhirnya menangis.
#PuasaMasaKecil ngabuburit nya ya kek gini pic.twitter.com/Z1luTEbfWT
— ð��¼ð���ð���ð���ð���ð��� ð��´ð���ð��� ð��¿ð���ð���ð���ð���ð���ð��� (@martin_pradita)May 15, 2019
Aksi bermain meriam bambu itu muncul di berbagai media sosial. Permainan yang punya banyak sebutan, long bumbung di Jawa Tengah atau Lodong di kalangan masyarakat Sunda.
Ada pula yang menyebut mercon bumbung. Atau di kawasan Banyumas, disebut dengan jeblugan.
Tapi, beragam penamaan itu mengarahkan pada satu obyek. Sebuah bambu yang sudah dilubangi di bagian tengah dan ujung atasnya. Digunakan untuk menjadi wadah minyak tanah atau karbit sehingga memunculkan letusan.
Sudahi Keributan yang Sumir soal Klepon dan Onde-onde yang sebenarnya sama. Kini saatnya geser sedikit soal Meriam Bambu agak suasanya agak hangat pic.twitter.com/k43zYLELOt
— Rio Ramabaskara (@Rio_Ramabaskara)May 14, 2019
Permainan ini biasanya marak dimainkan saat berbuka. Tapi, di beberapa daerah, permainan meriam bambu ini juga digunakan untuk menandai waktu imsak.
Di daerah pedesaan Minangkabau, meriam bambu masih banyak dimainkan warga dari pinggir sungai untuk menandai waktu sahur.
Kapan terakhir kali bulan puasa mendengar meriam bambu?
Dan sampai sekarang aku masih penasaran siapa penemunya karena cara kerjanya ga sederhana. pic.twitter.com/dkhPlZsJu9— Anang Dianto (@anangdianto)May 11, 2019
Meski kerap dikorelasikan dengan waktu berbuka dan imsak, di beberapa daerah, meriam bambu digunakan untuk menandai waktu-waktu khusus.
Di Aceh dan Flores misalnya, meriam bambu digunakan untuk menandai kelahiran anak. Tak jarang, meriam bambu dimainkan untuk menyambut hari besar.
Meski tak berbahaya, permainan ini harus tetap dalam pengawasan orangtua. Sebab, permainan ini menggunakan api sebagai pemantik. (ism)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi