Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Selama tinggal di Madinah, Rasulullah Muhammad SAW menjalankan pembangunan pada semua aspek. Tidak hanya berkaitan dengan akhlak dan ibadah namun juga ekonomi.
Pasar Madinah merupakan saksi sejarah upaya Rasulullah membangun ekonomi umat. Pasar ini dibangun sendiri oleh Rasulullah yang hingga saat ini masih beroperasi.
Dikutip dari NU Online, dalam kitah Tarikh yang ditulis Ibnu Majah dan Ibnu Shabah, kala itu perekonomian masyarakat Madinah dikuasai oleh para pedagang Yahudi dan umat lain. Umat Islam terpaksa menjalankan aktivitas ekonomi mereka yang terkenal penuh kecurangan.
Kondisi ini menggugah Rasulullah dan para sahabat. Mereka lalu berinisiatif mendirikan pasar sendiri. Untuk mewujudkan inisiatif tersebut, Rasulullah menjalankan survei lebih dahulu ke Pasar An Nabit.
Setelah menyaksikan pasar itu, Rasulullah merasa tidak cocok. Rasulullah lalu bersabda kepada para sahabat, " Ini bukan pasar kalian."
Setelah itu, mereka pindah ke lokasi lain. Namun tetap saja belum menemukan lokasi yang tepat. Dalam satu riwayat, suatu hari ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah menawarkan lokasi yang tepat untuk membangun pasar.
" Ya Rasul, saya sudah menemukan lokasi yang cocok bisa dibangun pasar. Sudikah engkau melihatnya?" tanya sahabat itu.
Rasulullah bersama beberapa sahabat pergi ke tempat itu. Di sana, Rasulullah memberikan tanda dengan kakinya lalu bersabda, " Ini pasar kalian. Jangan ada yang menindas orang lain, jangan pula dikenai pajak!"
Ternyata, lokasi yang dipilih Rasulullah adalah kawasan pemakaman dekat perkampungan Bani Sa'idah. Awalnya, para sahabat sempat keberatan namun setelah mendengar maksud Rasulullah, mereka akhirnya sepakat.
Rasulullah memilih pasar di dekat pemakaman agar para pedagang di sana selalu ingat mati. Sehingga, mereka tidak berani melakukan kecurangan dalam berdagang.
Ibnu Shabbah dalam kitab Tarikhnya menuliskan sebetulnya Rasulullah sudah mendapatkan tempat yang pas sebelumnya. Tempat itu terletak di kawasan Baqi Al Zubair. Rasulullah juga sudah membuat tanda yang nantinya bakal jadi pasar.
Sayangnya, maksud Rasulullah sudah diketahui lebih dulu oleh pimpinan Yahudi kala itu, Ka'ab ibn Ashraf. Batas pasar yang sudah dibuat Rasulullah dirusaknya.
Mengetahui hal itu, Rasulullah tidak marah. Rasulullah malah berujar demikian, " Tidak masalah dipotong. Saya akan pindahkan lokasinya sehingga dapat membuatnya semakin marah."
Barulah kemudian rencana pendirian pasar itu diwujudkan di dekat pemakaman Bani Sa'idah. Pasar itu kemudian berkembang dan menjadi pusat perekonomian umat Islam. Hingga saat ini, pasar tersebut yang dikenal dengan Pasar Madinah masih ada.
Bagaimana dengan pasar-pasar yang sudah ada sebelumnya? Semuanya tumbang karena soliditas umat Islam dalam menjalankan muamalah dengan penuh kejujuran.
Sumber: NU Online
Dream - Abu Jahal merupakan sosok petinggi Quraisy yang sangat membenci Rasulullah Muhammad SAW. Dia beranggapan Rasulullah telah merusak tatanan yang sudah ada sejak nenek moyangnya dengan menyebarkan ajaran baru.
Abu Jahal bahkan punya niat yang sangat jahat, ingin membunuh Rasulullah. Melihat bencinya Abu Jahal, tentu sangat tidak mungkin jika ia menuruti apapun perintah Rasulullah.
Nyatanya, dia juga patuh pada perintah Rasulullah. Tentu bukan soal keyakinan karena Abu Jahal tidak rela meninggalkan kepercayaan lamanya.
Suatu hari, Abu Jahal menemui pria bernama Al Arasyi untuk membeli unta. Tetapi, Abu Jahal selalu menunda-nunda pembayarannya.
Tidak sabar dengan Abu Jahal, Al Arasyi datang ke sekumpulan orang Quraisy untuk meminta bantuan. Dia ingin mereka menegus Abu Jahal agar segera membayar unta yang telah dibelinya.
Tetapi, mereka menyarankan Al Arasyi menemui Rasulullah. Niat mereka mengejek Rasulullah yang selalu menjadi korban keburukan Abu Jahal.
Al Arasyi menuruti saran mereka dan datang kepada Rasulullah. Dia pun meminta bantuan Rasulullah untuk menagihkan uang unta kepada Abu Jahal.
Rasulullah menerima permintaan Al Arasyi dan mengajak pria itu pergi ke rumah Abu Jahal. Sampai di rumah Abu Jahal, Rasulullah memanggil si empunya rumah.
" Siapa Anda?" ucap Abu Jahal dari dalam rumah.
" Muhammad," jawab Rasulullah.
Abu Jahal lalu keluar rumah dengan wajah pucat. Rasulullah lalu meminta Abu Jahal untuk memenuhi kewajibannya kepada Al Arasyi.
" Berikanlah hak orang ini," kata Rasulullah.
" Jangan pergi dulu, aku akan mengambilnya," ucap Abu Jahal.
Rasulullah lalu menunggu Abu Jahal sampai uang itu diberikan.
Peristiwa itu rupanya dilihat oleh sejumlah orang Quraisy. Mereka heran dengan Abu Jahal yang patuh pada perintah Rasulullah.
" Celakalah engkau, Hai Abdul Hakam (Abu Jahal). Kami belum pernah melihat perlakuanmu yang sebaik itu terhadapnya," kata salah satu dari mereka.
Abu Jahal seketika menjawab, " Celakalah kalian ini, demi Allah sewaktu ia mengetuk pintu rumahku, tiba-tiba aku mendengar suara yang mengerikan sekali. Aku sangat takut dibuatnya, dan tiba-tiba di atas kepalaku terdapat unta pejantan yang belum pernah aku lihat ada unta sebesar itu."
Sumber: bincangsyariah.com
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik