(Foto: Shutterstock.com)
Dream - Direktur RSUD Syamrabu, Nunuk Kristiani, mengaku mendapat temuan aneh saat penanganan pasien kasus Covid-19 usai lebaran. Menurut dia, rata-rata pasien mengalami kondisi yang begitu cepat memburuk dan banyak yang meninggal kurang dari 48 jam.
" Rata-rata pasien datang ke rumah sakit itu kondisinya sudah buruk, desaturasinya 60 hingga 80," ujar Nunuk, dikutip dari Liputan6.com.
Nunuk mengatakan pihaknya sudah kewalahan menangani pasien Covid-19 yang jumlahnya terus naik. Dia menjelaskan RS Syamrabu memiliki 90 tempat tidur khusus pasien Covid-19 dan sebanyak 70 tempat tidur atau 81 persen sudah terisi.
Belum lagi, 18 tenaga kesehatan termasuk 4 dokter di RSUD Syamrabu positif Covid-19. Bahkan satu dokter ahli radiologi meninggal dunia.
" Kami kewalahan," kata dia,
Nunuk sempat mengusulkan penutupan sementara ruang Instalasi Gawat Darurat. Ini lantaran saking banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di ruangan tersebut.
Muncul dugaan Covid-19 yang melanda masyarakat Madura saat ini merupakan varian baru hasil mutasi. Indikasi ini didasarkan pada temuan di RSUD Syamrabu tersebut.
Terkait hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Bangkalan, Farhat Suryaningrat, menilai perlu adanya penelitian di laboratorium yang dilengkapi sequencing genome. Metode ini dinilai dapat memastikan apakah penularan disebabkan varian baru atau tidak.
" Menurut analisa kedokteran, mutasi varian baru mungkin terjadi tapi perlu penelitian khusus, apalagi yang varian baru ini, orang bisa positif meski hasil PCR negatif," kata dia.
Dream - Pulau Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan, mengalami lonjakan kasus Covid-19 cukup tinggi usai Lebaran Idul Fitri 1442 H/2021 M. Sudah ada sejumlah rumah sakit di Bangkalan yang terpaksa menutup Instalasi Gawat Darurat (IGD) akibat sudah terlalu banyak menampung pasien Covid-19.
Dikutip dari Beritajatim.com, data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangkalan menyebut di seluruh Pulau Madura per 5 Juni 2021 tercatat terdapat 56 kasus baru di Bangkalan, 8 kasus di Sampang, 3 kasus di Pamekasan, dan 25 kasus di Sumenep. Bahkan terdapat 18 tenaga kesehatan di RSUD Bangkalan yang dinyatakan positif Covid-19.
Terkait kondisi ini, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, mengatakan, telah mengirim surat kepada enam rumah sakit besar di Surabaya untuk bersiap menerima rujukan pasien Covid-19 dari Bangkalan. Rumah sakit tersebut yaitu RSUD dr. Soetomo, RS Universitas Airlangga, RS Haji Surabaya, RS PHC, RS Adi Husada, dan RS Al Irsyad.
" Rumah sakit yang dekat Bangkalan. Pokoknya yang jangkauannya mendekati Bangkalan," ujar Herlin.
Enam rumah sakit tersebut berada dalam jarak relatif dekat dengan Bangkalan. Selain itu, kata Herlin, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di RS di Surabaya masih sangat memadai.
" Kondisi Surabaya relatif bagus sebetulnya, tapi kita harus menyiapkan menerima (pasien) Bangkalan ini," kata dia.
Untuk penanganan lonjakan kasus di Bangkalan, kata Herlina, Dinkes Jatim bersama Dinkes Bangkalan mengintensifkan screening. Pihaknya akan memberlakukan pemisahan antara kasus positif dengan negatif..
" Yang positif pun akan kami pisah lagi, yang tidak ada gejala, kami letakkan di rumah sakit darurat, yang gejala ke RS (rujukan)," kata dia.
Selain itu, Dinkes Jatim juga memperketat pengawasan dalam penegakan protokol kesehatan di Madura. Herlina menduga selama ini masyarakat Madura banyak yang mengabaikan protokol kesehatan.
Sementara, Kepolisian dan Pemerintah Kota Surabaya menyekat jalur masuk dari Pulau Madura melalui Jembatan Penghubung Surabaya-Madura (Suramadu). Masyarakat dari Madura yang akan masuk ke Surabaya menjalani tes swab di lapangan.
" Karena ada peningkatan kasus positif di Madura, kami melakukan swab antigen di Suramadu, yang (dari) arah Madura, bersama Pak Wali Kota Surabaya juga," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum.
Ganis mengatakan petugas akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen perjalanan. Masyarakat yang akan masuk Surabaya diharuskan membawa surat tes Covid-19 dengan hasil negatif.
Jika tidak memiliki surat tersebut, maka diwajibkan menjalani tes swab antigen di lokasi penyekatan. Pemeriksaan terhadap identitas juga akan dilakukan.
" Cek KTP tiga wilayah di Madura yang diduga sedang tinggi Covid-19," kata Ganis.
Dream - Sebuah video aktivitas pengendara di Jembatan Suramadu, Surabaya, beredar di media sosial. Dalam video yang diunggah ulang akun gosip @lambe_turah, Senin 7 Juni 2021, terlihat antrean pengendara sepeda motor yang membanjiri jalanan di pinggir jembatan tersebut.
Dalam video viral tersebut, terdengar suara lelaki diduga perekam video yang menyebutkan bahwa pagar jembatan Suramadu dijebol. Menurut pengakuannya, aksi pengendara motor itu dilakukan untuk menghindari tes usap atau swab yang dilakukan petugas Tiga Pilar.
" Demi los tes swab a jebo. A jebol ring, aman... aman...," kata lelaki dalam video sambil merekam dari atas jembatan Suramadu, Surabaya.
Terkait kejadian tersebut, Satgas Covid-19 menegaskan akan terus memantau warga yang melintasi jembatan Suramadu. Satgas juga tetap melakukan penyekatan dan tes usap antigen di Jemabatan Suramadu, Surabaya.
Tindakan ini lakukan lantaran sejumlah wilayah di Bangkalan Madura, Jawa Timur, menunjukkan kenaikan angkat positif virus Corona yang mengkhawatirkan.
Dilansir dari beritajatim.com, Kapolresta KP3 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum menjelaskan, penyekatan dan tes dilakukan khusus kepada warga dari Bangkalan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya indikasi warga membawa virus ke Surabaya.
" Masih dilakukan penyekatan dan petugas tiga pilar mengontrol di dua titik. Yakni dari arah Pulau Madura di pintu masuk jembatan dan pintu keluar. Tujuannya untuk memecah kepadatan," katanya.
Lihat postingan ini di Instagram
AKBP Ganis juga memaparkan, dalam penyekatan bersama petugas tiga pilar ini juga akan memperketat beberapa titik. Diantaranya adanya indikasi warga yang nekat menaiki pagar dan juga menjebol pagar.
Antisipasi ini merupakan langkah kepolisian, TNI dan Pemerintah Daerah agar warga di Kota Surabaya bisa terlindungi.
" Kita harapkan kerjasama yang baik supaya virus tak menyebar ke mana-mana. Tes juga tidak lama jadi mari kita tekan penyebaran virus ini bersama," lanjut AKBP Ganis.