Cerita di Balik Kapolda Metro Jaya Sempat Marah kepada Novel

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Kamis, 27 April 2017 06:02
Cerita di Balik Kapolda Metro Jaya Sempat Marah kepada Novel
Irjen Pol M Iriawan menegaskan Novel seharusnya mendapat pengawalan, mengingat kasus korupsi yang dia tangani terbilang kakap.

Dream - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan mengaku sempat marah kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Kemarahan itu muncul lantaran Novel menolak dikawal polisi.

Iriawan mengatakan dia sempat bertanya kepada Novel soal pengawalan usai insiden penyerangan menggunakan air keras. Padahal, dia sudah memerintahkan beberapa anggotanya mengawal Novel.

" Saat itu saya tanyakan kepada yang bersangkutan (Novel), mengakui tidak dalam pengawalan. Padahal kita sudah berikan pengawalan kepada saudara Novel dan kami tanyakan itu," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 26 April 2017.

Iriawan menjelaskan Novel justru meminta para pengawalnya untuk pulang dan tidak lagi menjaganya. Menurut dia, Novel merasa tidak nyaman jika harus dikawal.

" Ternyata pengawalnya disuruh pulang oleh yang bersangkutan. Katanya 'Ini nggak enak lah, saya seperti paranoid saja'," ucap dia.

Padahal, Iriawan menegaskan pengawalan itu sangat penting. Hal ini mengingat Novel sedang menangani kasus korupsi kelas kakap yaitu proyek e-KTP yang berpotensi merugikan negara lebih dari Rp2 triliun.

" Bahkan waktu pertama kali telepon, saya marah itu, kenapa saya sudah atensi untuk dikawal, tidak mau dikawal," ujar dia.(Sah)

 

1 dari 1 halaman

Sudah Diintai Sejak Lama?

Sudah Diintai Sejak Lama? © Dream

Dream - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan menyebut pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan sudah lama merencanakan aksinya. Bahkan, kata dia, pelaku seperti sudah hafal aktivitas Novel.

" Pelaku itu betul-betul sudah menggambar situasi yang ada. Di CCTV itu cepat sekali motor lewat dan dia tahu lari ke mana, dan analisa kami sudah cukup lama digambar," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 26 April 2017.

Selain itu, pelaku juga disebut telah hafal aktivitas sehari-hari Novel di lingkungan sekitar rumahnya. " Jadi memang sangat amat digambar dengan lama, mulai dari kebiasaan korban, kegiatan sehari-harinya," ucap dia.

Sementara terkait foto dua pria, Muklis dan Hasan, Iriawan mengatakan keduanya bukan penyerang Novel. Dua orang itu merupakan informan polisi terkait penyelidikan kasus pencurian kendaraan bermotor.

" Dua orang tersebut adalah berkaitan dengan salah satu cepu atau mata-mata unit Ranmor. Kita dapat foto itu udah lama tapi tidak ada kaitannya," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menegaskan, jajaran Polda Metro Jaya terus berusaha mengungkap kasus tersebut. Iriawan mengaku jika ada satu saja kasus yang belum terutang, maka itu adalah utangnya.

Beri Komentar