Captain Vincent Raditya (Foto: Instagram.com/vincentraditya
Dream - Salah seorang pilot maskapai Batik Air yang juga aktif membuat konten video di Youtube, Captain Vincent Raditya membeberkan bagaimana kondisi maintenance atau pemeliharaan pesawat di Lion Grup.
Lewat videonya di Youtube, Captain Vincent mengulas insiden maut yang baru saja dialami pesawat Lion Air dengan nomer penerbangan JT610.
'Lion Air JT610 Jatuh - Besok Saya Terbang Lion Aman Kah?' begitulah judul yang ia berikan dalam video miliknya yang berdurasi kurang lebih 30 menit.
Pada awal video, Captain Vincent mengaku banyak mendapat pertanyaan terkait keamanan pesawat di Lion Grup, Khususnya Lion Air.
Netizen penasaran seberapa aman terbang kembali menggunakan Lion Air pasca jatuhnya JT610.
Bahkan Vincent mengaku banyak dihubungi rekannya yang ingin mengubah tiket Lion Air ke tiket Batik Air.
Dari situlah ia membongkar perihal sistem maintenance di Batik Air maupun Lion Grup. Penasaran kan seperti apa? Berikut pernyataan lengkap Captain Vincent Raditya :
Di video ini saya akan membahas aman atau tidak Lion Air. Sebelum saya memulai lebih dalam, saya akan mengucapkan dulu, saya turut berdukacita atas keluarga yang ditinggalkan, saya betul-betul turut prihatin, semoga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan, dan saya doakan semuanya akan segera baik-baik saja. Itu doa dari saya.
Diluar itu, saya yakin banyak sekali orang yang tiba-tiba turun kepercayaan. Wah saya naik lion, nanti jatuh atau bagaimana.
Dan ini sudah seringkali terjadi. Waktu itu yang MH, mereka juga bertanya kepada saya, bagaimana, apakah boleh saya naik MH, tiket lagi murah.
Sebelum saya jawab pertanyaan itu, saya akan ulas sedikit. Guys, tidak ada pesawat yang didesain untuk crash, oke.
Pesawat didesain untuk membawa penumpang dari poin A ke poin B secara efisien, aman, dan seperti itu.
Maka dibuatlah disana harus ada 2 orang pilot di depan dan berbagai macam aturan dibuat disana. Semua aturan tersebut harus dipatuhi untuk menjaga keamanan seluruh penumpang tentunya.
Kalau kita sudah melihat bagaimana awal mulai sejarah itu terjadi, harusnya kita paham. Tidak ada pesawat di dunia ini yang dibuat untuk crash guys, berikut juga dengan krunya.
Kru seperti saya dan awak penerbangan itu tidak ada yang dilatih untuk sengaja menjatuhkan pesawat.
Kami dilatih menghandle berbagai macam problem di udara, lagi-lagi ujungnya untuk menjamin keselamatan semuanya.
Tidak ada yang mau mati, seperti itu. Ya mungkin diluar sana ada yang kurang begitu sehat akal pikirannya. Akan tetapi bagi kebanyakan orang dan mayoritas, nggak ada yang mau mati guys. Pasti seperti itu.
Maka dari itu saya ingin beritahu kepada kalian, kalau ditanya saya akan bilang aman guys.
Nah, kemarin jatuh , kenapa bisa jatuh guys? Jatuh itu bisa terjadi kepada siapa saja, nggak cuma lion doang.
Ini yang akan saya buka sedikit mengenai chance jatuhnya pesawat, apakah hanya di lion saja, apakah itu rata?
Ini akan saya buka informasinya. Ketika kita beli satu pesawat, air bus A320. Saya beli airbus A320.
Nah ini ada pabriknya guys. Pabriknya itu di Toulouse. Maskapai apapun yang beli pesawat airbus, dia akan ambil pesawatnya dari Toulouse.
Saya beli mobil, honda, pabriknya ya tetep aja disitu. Mau siapapun yang beli, ngambilnya tetep dari sana.
Tinggal siapa yang make nih. Bisa yang make saya, bisa yang make kalian, siapapun bisa pakai kendaraan ini, tapi kendaraannya sama guys.
Misalnya sekarang Lion Air beli boeing 737-800, yang max serinya. Lalu garuda juga membeli boeing 737. Menurut kalian pabriknya sama atau beda. Mereka dikirim langsung dari seattle, sama.
Lalu apakah yang berbeda dari lion, garuda, lalu siapa lagi yang pakai 737, sriwijaya, apa yang membedakan, ya sama saja guys, mereka hanya user.
Mereka hanya userr. Jadi antara lion, Batik Air, secara statistik kemungkinan ya sama saja, nggak ada perbedaannya.
Oh nggak kaya begitu Capt, ada yang ngomong, eh kita lihat saja dari segi maintenance.
Kalo boleh ngomong jujur, memang maintenance ada mempengaruhi, tetapi maskapai yang seperti apa.
Saya pernah dulu bekerja di suatu maskapai dimana, maskapainya udah nggak ada, tapi saya nggak akan sebutkan namanya. Cuman saya ceritakan saja.
Bertahun-tahun lalu awal mula penerbangan saya dimulai, pesawat begitu rusaknya yang tidak di maintenance.
APU rusak, jadi APU Inoperative itu hari-hari, dan kita kalau mau terbang itu list equipment rusaknya itu banyak sekali, ada numpuk disana, nah pada waktu itu saya masih nggak begitu mengerti kan ya, ya saya masih copilot, nggak mengerti. Kita terbang, terbang aja.
Setelah saya mengerti sekarang, baru saya paham, waduh gile gue terbang dulu sih bahaya banget ya, bisa celaka. Dan nyatanya tidak ada yang celaka itu pesawat. Dan saya bisa katakan multiple failure itu tidak juga membuat pesawat jatuh.
Nah itu saya jalanin. Saya terbangin pesawat yang notabene segala macem rusaknya, A-B, dari hidrolik, saya pernah ngerasain pesawat itu, dan pesawat itu tak ada yang crash.
Kalo kita mau bicara maintenance, lion maintenance seperti A, lion maintenancennya seperti B. Eh, berapa dalam yang kalian ketahui mengenai maintenance pesawat guys.
Pengalaman saya bawa pesawat, saya dari tahun 2010 bawa pesawat, eh mulai dari maskapai A, maskapai B, dan maskapai C, oke. Di maskapai B dan C, saya merasakan saya dimanusiakan, karena bener pesawatnya sedikit (rusak), diperbaiki.
Berbeda sama maskapai A, maskapai A itu ini bisa dipending. Ini beli partnya nanti lah. Urusannya nanti, kaya begitu, nah itu yang bahaya guys.
Tapi sekarang saya bisa pastikan, sekarang di Indonesia sudah nggak semudah itu melakukan seperti itu guys.
Sekarang bener-bener ketat guys, dan bisa saya kasih tahu kepada kalian, bahwa Batik Air kita semua adalah under BAT, Batam Aero Technic.
Boleh saya kasih pendapat sedikit. Saya terbang pesawat Batik Air, hingga detik ini , belum pernah melihat 3 failure bertumpuk.
Saya pernah terbang buntut hijau yang notabenenya itu adalah di maintenance oleh satu maintenance facility yang sangat besar, dan dia menghandle pesawat buntut biru, gitu kan.
Memang terlihatnya seperti itu, tapi nyatanya, boleh saya kasih tau, ini bukan membela atau bagaimana, tetapi ini bener-bener apa yang saya rasakan.
Saya akan utarakan apa yang ada di dalam hati saya, karena saya bener-bener merasakan hal tersebut. Dan saya tahu persis, bahwa ketika saya terbang Batik Air, kerusakan yang minor-minor saja, paling lampu, paling pack regulator volt, itu langsung diperbaiki.
Jaman dulu saya terbang, maskapai yang A itu, itu mau sampai berapa bulan ke depan, tetep aja ada itu problemnya.
Termasuk di maskapai B, dia udah sangat cakep, tapi saya nggak melihat mereka lebih cakep dari maintenancenya si BAT ini.
Maintenance BAT ini bener-bener on schedule. Ada kerusakan dikit, di-replace, apa-apa dikit di-replace sama dia.
Jadi semuanya saya tahu persis. Kalian boleh tanya semua pesawat Batik Air yang terbangin pesawat Batik Air.
Oh itu batik capt, beda sama lion. Gitu ya? Menurut kalian, antara saya dengan pilot-pilot lion, menurut kalian saya ada kenal nggal.
Saya tanya sama mereka, bro, kalau pesawat lion itu maintenancenya gimana, waduh bro, jarang banget ada kerusakan, rata-rata semua diperbaiki dan semuanya bagus.
Nah, kalian bener—bener melihat lion grup ini bener-bener memperhatikan maintenance pesawat. Ya kan, tadi kalian bisa lihat. Mungkin saya lihat bahaya ngga. Maskapainya lion sih, saya sudah bilang guys, maskapai tidak pengaruh guys, asalnya sama, belinya tempat yang sama.
Kedua maintenance, saya bisa pastikan maintenance Batam Aero technic ini luar biasa schdulenya rapih, dia ngga pernah tuh beberapa failure dia diamkan.
Kadang kalau kita problem, saya suka becanda sama teknisinya kan ya, begitu mendarat ya kan, ‘apa saya mau tulis-tulis’. Nah itu begitu ditulis di log book, mereka harus replace immedietly.
Jadi kadang-kadang kalo pesawat yang rusaknya minor begitu, kita jangan tulis disitu karena pesawatnya masih dipake ke beberapa pesawat lagi.
Misalnya kalo kerusakannya itu seperti lampu mati, logo lite mati, apa saya mau tulis sekarang. Kalo saya tulis sekarang, dia mesti ganti sekarang, sebenarnya itu kan bukan suatu kerusakan yang signifikan.
Tadi saya bicara mengenai pesawatnya sama rata chance untuk terjadi hal-hal yang tak diinginkan tetap sama rata baik A, B, dan C yang menggunakan pesawat yang sama.
Saya bisa pastikan Batam Aero Technic memberikan kualitas maintenance yang sangat baik.
Yang ketiga, pilot. Kalian pasti bilang waduh pilotnya lion tuh kalo landing gubrak. Selalu mereka salahin pilotnya lion.
Satu hal yang belum kalian pahami, ijinkan saya kasih tahu. Kalian tahu nggak bahwa pilot itu semua punya standar kompetensinya.
Jadi siapapun pilot yang ada dan terbang menggunakan pesawat hari ini, mereka sudah melewati standar kompetensi yang diberikan DKWPPU, baik dari perusahaan.
Jadi dari DKWPPU sudah diatur anak ini harus bisa single engine, dia harus bisa CRM, anak ini harus bisa begini, landingnya harus bisa, landing bukan harus halus, ya kan. Yang penting dia harus bisa mendaratkan pesawatini.
Copilot harus bisa mendaratkan pesawat ini in the event pilotnya ada apa-apa dia tak bisa menyadarkan diri. Nah Copilot harus bisa. Yakan, kalian bisa memahami pilot ini skillnya kurang lebih sama.
Memang ada pilot-pilot yang memiliki skill di atas rata-rata. Akan tetapi kalau dibawah rata-rata saya yakin dia tak akan direlease untuk terbang. Banyak kok yang dikeluarkan karena mereka tidak mampu melakukan kompetensinya.
Beberapa orang juga lagi dalam kesulitan ini. Mereka udah hampir dipecat dari Batik Air. Makanya saya punya flight deck indonesia itu untuk bener-bener membantu rekan-rekan yang hampir kesulitan mendapatkan pekerjaan dan struglling mendapatkan standar kompetensi tersebut.
Tapi itu yang saya kasih tahu kepada kalian, di airlines itu memiliki standar kompetensi yang tinggi, dan tidak hanya sampe initial training saja, dan dia berhasil sekarang, dan 6 bulan lagi dia turun kualitasnya, dia belum tentu lulus dari proficiency check yang diberikan oleh airlines.
Nah itulah yang saya ingin sampaikan kepada kalian. Baik yang ada disini, baik yang ada di maskapai buntut biru, buntut hijau, di semua maskapai kurang lebih kemampuannya standar. Memang ada yang di atas rata-rata itu ada pentolan ibaratnya.
Perlu kalian ketahui kalau kalian menyalahkan, oh ya pilot lion kurang bagus dan sebagainya. Apakah kalian ketahui pilot lion itu kadang-kadang diperbantukan dari Batik Air.
Captain dari Batik Air biasanya dia diterbangkan untuk memperbantukan di lion. Banyak loh kapten Batik Air terbang di lion.
Apakah kalian ketahui pilot ex-garuda banyak loh yang pindah ke lion. Pilot garuda banyak yang pindah ke batik. Pilot batik banyak yang pindah ke garuda. Dan terus-terusan.
Ada juga pilot dari lion pindah ke sriwijaya, dari sriwijaya pindah ke lion. Saya banyak lihat itu. Dan itu tipikal di dunia penerbangan.
Lah terus apa bedanya kalau kalian bilang satu pilot ini adalah captain garuda, sudah 10 tahun pengalaman, ternyata
terbang di lion.
Jadi apa bedanya dong kalau satu pesawat lion menggunakan pilot ex garuda. Berarti saya bilang pilotnya pilot garuda dong.Ya nggakbisa begitu.
Pilot sudah memiliki standar kompetensi, tidak semudah itu kalian menilai. Ya, mungkin mereka bisa melakukan kesalahan. Tapi sampai saat ini kita tak tahu apa yang terjadi di kokpit pesawat JT610.
Makanya tidak Fair jika kalian semua menuduh.
Selanjutnya Captain Vincent Raditya pun meminta orang-orang menyebarkan spekulasi-spekulasi terkait penyebab jatuhnya Lion Air JT610.
Berikut video lengkapnya.
(ism, Youtube.com/Vincent Raditya)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib