Danlanud JA Dimara Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto (Foto: TNI AU)
Dream - Ulah dua oknum anggota TNI AU yang menginjak kepala warga Merauke, Papua, berbuntut panjang. Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, langsung meminta pencopotan Komandan Lanud (Danlanud) JA Dimara, Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto, pada Rabu 28 Juli 2021.
Menurut laman tni-au.mil.id, Herdy Arief Budiyantik dilantik menjadi Danlanud Johannes Abraham Dimara pada 7 Juli 2020. Itu artinya dia baru setahun lebih memegang jabatannya.
Herdy Arief Budiyanto lahir di Bogor, Jawa Barat, 17 Desember 1973. Menurut informasi resmi TNI AU, dia diterima menjadi Calon Prajurit Taruna dan dilantik menjadi letnan dua pada tahun 1996.
Selanjutnya Herdy mengikuti Pendidikan Sekolah Penerbangan (Sekbang) pada tahun 1998. Dia lulus dari Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) pada 2005 dan melanjutkan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) selesai pada tahun 2010.
Sebelum menjabat sebagai Danlanud JA Dimara, Herdy juga pernah menjadi Asisten Operasi Kosekhanudnas I. Namun di tahun 2018, ia digantikan oleh Kolonel Pnb Vincentius Endy Hadi Putra.
Sebelumnya, Kolonel Herdy telah meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan anggotanya kepada korban. Tak hanya itu, ia akan bertanggung jawab atas seluruh pengobatan korban terluka.
" Kami akan bertanggung jawab apabila ada cedera, luka atau kerugian lainnya. Tentunya kita akan obati, kita akan rawat. Sekali lagi, saya sampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa tersebut. Kami akan jadikan hal ini evaluasi," terang Kolonel Herdy Arief Budiyanto dalam konferensi pers.
Dream - Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, meminta maaf atas perisitiwa pengadiayaan yang dilakukan salah satu anak buahnya di Papua. Dia menyebut peristiwa itu tidak mewakili institusi.
" Saya selaku Kepala Staf Angkatan Udara, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh saudara-saudara kita di Papua, khususnya warga di Merauke, terkhusus lagi kepada korban dan keluarganya," ungkap Marsekal TNI Fadjar Prasetyo lewat unggahan Twitter TNI AU.
Video penganiayaan yang dilakukan anggota TNI AU kepada seorang pria di sebuah warung tersebut sebelumnya viral di media sosial. Awalnya, tentara tersebut melakukan pengamanan namun malah berujung menginjak kepala pria tersebut menggunakan sepatu.
Menurut Fadjar, kejadian tersebut murni kesalahan anggotanya dan bukan perintah dari kesatuannya. " Hal ini terjadi semata-mata memang kesalahan dari anggota kami dan tidak ada niatan apapun juga apalagi dari berupa perintah kedinasan," lanjutnya.
Lebih jauh Fadjar menyebut, pihaknya akan mengevaluasi seluruh anggota TNI AU serta meninda tegas pelaku.
" Kami akan mengevaluasi seluruh anggota kami dan juga akan menindak secara tegas terhadap pelaku yang berbuat kesalahan. Sekali lagi, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya. Mohon dibuka pintu maaf. Hanya itu saja yang ingin saya sampaikan, terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penerangan AU (Kadispenau), Marma Indan Gilang Buldansyah, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Senin, 26 Juli 2021 sekitar pukul 10.00 WIT di Jalan Raha Mandala, Merauke, Papua.
" Betul kejadiannya, kemarin siang di Merauke," kata Gilang dalam keterangannya, Selasa 27 Juli 2021.
Kejadian tersebut diketahui melibatkan Serda D dan Prada V. Menurut keterangan Gilang, keduanya kini sudah ditahan di POM AU Lanud J.A untuk proses penyelidikan.
" TNI AU sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut," tuturnya.
Peristiwa bermula saat dua anggota TNI AU melihat ada cekcok antara seorang pria dan penjual bubur ayam. Diketahui pria tersebut dalam keadaan mabuk dan hendak melakukan pemerasan kepada sejumlah pedagang di lokasi.
" Dalam keadaan mabuk yang telah melakukan pemerasan kepada penjual bubur ayam dan juga kepada rumah makan padang pariaman serta kepada pelanggannya dengan cara meminta uang dan menarik narik tangan pelanggan," kata Gilang.
Melihat aksi pria tersebut, kedua anggota berinisiatif melerai keributan dan membawa pria tersebut keluar dari warung.
Gilang mengakui tindakan kedua oknum berlebihan pada saat mengamankan warga tersebut, hingga terjadi penginjakkan kepala.
" Kita menyesalkan tindakan berlebihan yang dilakukan oleh dua oknum anggota ini pada saat mengamakan warga, dan sejak kemarin (Senin) keduanya sudah ditahan di Satpom Lanud Dma untuk proses hukum selanjutnya," tandas dia.
Dream - kasus penganiayaan yang dilakukan dua anggota TNI AU kepada seorang pria di Merauke, Papua, menjadi sorotan. Peristiwa itu terjadi pada Senin, 27 Juli 2021, sekitar pukul 10.00 WIT.
Awalnya terlihat sejumlah warga tengah bersitegang di sebuah warung makan dengan seorang pria yang mengenakan kaus hitam dengan celana pendek. Pria tersebut tiba-tiba membuka kausnya, seakan mengajak berkelahi warga lain.
Tak lama setelahnya, dua anggota TNI AU datang ke warung makan tersebut dengan maksud melerai keributan. Namun ternyata berakhir pada aksi penganiayaan. Dalam video terlihat anggota TNI AU menginjak kepala pria tersebut.
Mengetahui kejadian ini, Crazy Rich Tanjuk Priok, Ahmad Sahroni, ikut geram. Dia mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Instagram pribadinya.
" @puspentni tolong di atensi Pak," tulis Ahmad Sahroni.
Ia juga menyebutkan bahwa tindakan penganiayaan tersebut tidak dibenarkan dan meyakini bahwa pihak terkait akan segara dipenjara.
" @militer.udara, tdk di benarkan injak kepala org , apalagi dia bisu...sy yakin bentar lg di penjara Pom nya...," pungkasnya.
Melihat unggahan Crazy Rich Priok tersebut, netizen langsung membanjiri kolom komentarnya.
" Bingung ini harus bela yg mana," kata akun iqbalfarabi.
" Makin GiLa dan se enaknya. HARUS DIPENJARA JANGAN DIKASIH AMPUN. Tp ya namanya berseragam paling pindah tugas doang atau copot jabatan.," tulis akun zackraj.
" ni yg salah yg mana,,, 1. orang yg bikin bapak itu ngamuk, 2. orang yang bikin kacau,, 3. aparat yg mengamankan dengan nginjak kepala,, 4. yang mideoin,, 5. yang ngeshare,,, kok ane bingung," tanya akun danytrikusuma.
" Kasihan Pak bisu dia dan ini kok sepertinya agak SARA ya?Harus diselidiki ini..," ujar akun walter_staa.
" itu kepala bos bukan kelapa jangan asal injak aja," sahut akun lain.
View this post on Instagram
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya