Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran (Liputan6.com)
Dream - Kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya dalam sepekan terakhir, mengalami penambahan di level-level tertinggi. Kondisi ini berpengaruh pada tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit.
Koordinator Rumah Sakti Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Mayor Jenderal Tugas Ratmono, mengatakan per 25 Januari 2021, hunian RSD Wisma Atlet mencapai 77,63 persen. Dari 5.994 tempat tidur yang disiapkan telah diisi oleh 4.653 pasien.
Tugas mengatakan, pasien ini banyak dikirimkan dari puskesmas atau rumah sakit rujukan ke RSD Wisma Atlet. Sementara, lalu lintas pasien masuk dan keluar masih sangat fluktuatif.
" Fluktuasi pada Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet antara yang masuk dan keluar masih hampir sama, rata-rata 390-400 pasien per hari," ujar Tugas, disiarkan Channel YouTube BNPB.
Pada beberapa pekan ini, kata tugas, fluktuasi masih sangat dinamis. Sehingga tetap harus waspada.
" Bagaimana mengantisipasi untuk melakukan penanganan dengan baik dan bagaimana mencegah pasien gejala ringan menjadi berat," kata Tugas.
Selanjutnya, Tugas menjelaskan pasien yang masuk RSD Wisma Atlet mulai banyak yang bergejala baik ringan, sedang maupun berat. Menggeser dominasi pasien yang tidak bergejala.
" Dengan keadaan ini kita harus lakukan suatu sikap atau antisipasi, dengan 4 tower Wisma Atlet yang ada dijadikan tempat untuk yang bergejala, untuk yang tanpa gejala dialihkan ke tower 8 dan 9 di Pademangan," kata Tugas.
Tugas menilai perlu ada strategi jitu untuk mencegah agar tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan DKI Jakarta tidak mencapai 80 persen. Selain itu, pelayanan diberikan dengan baik dan tenaga kesehatan tidak terbebani dengan angka keterpakaian tempat RS yang tinggi.
Strategi tersebut seperti pengadaan tempat-tempat isolasi bagi pasien tanpa seperti di hotel atau tempat yang disiapkan Pemprov DKI Jakarta. Strategi ini mendukung upaya pengaturan rumah sakit rujukan
" Khusus di Wisma Atlet kami mengoptimalkan adanya ICU transisi pada ICU, HCU dan ICCU, ini betul adalah sirkulasi pelayanan mulai dari ringan, sedang, berat yang kita persiapkan untuk rujukan ke rumah sakit. Bila tidak bisa, kita lakukan tingkat standar pelayanan ICU yang disiapkan untuk ICU transisi," ucap Tugas.
Sehingga, kata Tugas, pasien dengan gejala berat yang membutuhkan rujukan ke rumah sakit untuk sementara dapat ditangani di ICU, HCU, ICCU Wisma Atlet sebagai transisi. Setelah itu pasien dapat dirujuk ke rumah sakit.
Laporan: Josephine Widya
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib