Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan dua kematian pasien positif corona di negaranya. Pasien yang meninggal yaitu seorang wanita Singapura berusia 75 tahun dan pria Indonesia berusia 64 tahun meninggal Sabtu pagi.
Singapura telah mengonfirmasi 385 kasus infeksi dan sejauh ini berhasil menghindari kematian sejak wabah mulai dilaporkan di negara-kota itu pada akhir Januari.
" Saya tahu warga Singapura akan khawatir dan cemas. Tetapi kita harus berani dan tidak menyerah pada ketakutan kita," kata Gan Kim Yong, Menteri Kesehatan Singapura, Sabtu, 21 Maret 2020.
Pasien perempuan yang positif corona di Singapura memiliki riwayat penyakit jantung kronis dan hipertensi. Dia mendapat perawatan intensif selama 26 hari.
Sementara itu, pasien lelaki asal Indonesia menjalani perawatan di rumah sakit karena pneumonia. Dia memiliki riwayat penyakit jantung. Lelaki itu meninggal setelah sembilan hari menjalani perawatan intensif di Singapura.
Saat ini, Singapura telah melaporkan 131 pasien yang sembuh dari infeksi. Untuk menangkal penyebaran, pemerintah Singapura menangguhkan semua pertemuan yang terdiri dari 250 orang atau lebih. Pemerintah Singapura juga menyarankan perusahaan untuk mempekerjakan karyawannya dari rumah.
Sumber: Merdeka.com/Henny Rachma Sari
Dream - Dokter berusia 57 tahun yang tertular virus corona, Marcello Natali, meninggal di rumah sakit kota Codogno, Italia. Dia menjalani perawatan di rumah sakit di Cremona, sebelum dipindahkan ke Milan karena mengalami pneumonia ganda.
Dalam wawancara terakhir kepada Euronews, Marcello mengaku harus bekerja tanpa sarung tangan. " Sarung tangan sudah habis," kata dia.
Menurut Marcello, di Codogno dan kota terdekat, Casale, 14 dokter menjalani karantina di rumah sakit sejak 28 Februari 2020.
" Kami tidak siap untuk coronavirus: sebagai dokter di era pasca antibiotik, kami tumbuh dengan pikiran bahwa pil dapat melawan semuanya," kata dia.
Meninggalnya Marcello dikonfirmasi perwakilan Federasi Dokter Umum Italia.
Paola Pedrini, sekretaris regional di federasi, mengatakan kepada bahwa 110 dokter dari 600 dokter di provinsi Bergamo, mengalami sakit.
" Situasinya belum membaik sejak akhir Februari. Kami menerima beberapa masker, tidak ada sarung tangan. Masker yang harusnya digunakan setengah hari, di sini berlangsung seminggu."
" Kami melayani praktik melalui telepon, jika mungkin, untuk menghindari penyebaran virus dan berhubungan dengan orang tanpa gejala yang masih membawa virus," kata dia.
Tidak hanya Italia, saat ini banyak negara di benua Eropa yang berjuang untuk mendapatkan pasokan sarung tangan, masker medis dan pembersih tangan.
Dream - Penyebaran virus corona baru, Covid-19, telah banyak berkurang di negara asalnya, China. Namun virus tersebut mulai banyak mewabah ke berbagai negara dan telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebagai pandemik global.
Pejabat WHO menyatakan virus corona baru telah menyebar ke 114 negara di dunia dan berisiko semakin menyebar luas.
Hingga kini angka kematian akibat virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu telah mencapai lebih dari 3000 orang. Namun angka kematian tersebut masih rendah dibandingkan jumlah pasien yang diketahui sembuh dari paparan tersebut.
Data John Hopkis mencatat 64.374 pasien terkonfirmasi positif virus corona baru telah dinyatakan sembuh. Kesembuhan mereka tak lepas dari perhatian dan pengorbanan yang diberikan tenaga medis seperti dokter dan perawat.
Banyak kisah heroik juga mengharukan yang dialami tenaga medis ketika bekerja melayani pasien virus corona.
Salah satunya adalah perjuangan berat yang dirasakan oleh staf medis di Italia. Negara Pizza ini tengah menghadapi perjuangan berat karena menjadi negara terdampak terbesar kedua virus corona setelah China.
Dilansir dari news.sky.com, seorang perawat muda salah satu rumah sakit di Italia, Alessia Bonari menceritakan perjuangannya merawat para pasien corona.
Ia berbagi foto yang menunjukan bekas luka di wajahnya karena penggunaan masker.
Lewat postingannya di instagram ia mengatakan bahwa dirinya sangat takut untuk berangkat bekerja setiap harinya.
" Saya takut karena masker mungkin tidak menempel dengan benar ke wajah, atau saya mungkin secara tidak sengaja menyentuh sarung tangan kotor, atau mungkin lensa tidak menutupi mata saya sepenuhnya dan ada sesuatu yang masuk. Saya lelah secara fisik karena alat pelindungnya sakit, jas lab membuat saya berkeringat dan begitu saya berpakaian saya tidak bisa lagi pergi ke kamar mandi atau minum selama enam jam. Saya lelah secara psikologis, seperti semua kolega saya yang telah berada dalam situasi yang sama selama berminggu-minggu, tetapi ini tidak akan menghentikan kami melakukan pekerjaan kami," tulisnya.
Foto seorang perawat lain bernama Elena Pagliarin juga banyak menjadi perbincangan. Fotonya itu bahkan disebut sebagai simbol perjuangan petugas medis melawan virus corona.
Elena terlihat tertidur di depan komputer dalam posisi duduk. Ia masih menggunakan pakaian medis bahkan masker yang melekat di wajahmya.
Elena bekerja di sebuah rumah sakit di Cremona. Tepatnya di utara Lombardy, wilayah yang paling parah dilanda corona di Italia.
Rekannya yang saat itu mengabadikan gambar, Francesca Mangiatordi, mengatakan kepada Nurse Times:
" Kami telah bekerja tanpa henti selama 10 jam. Aku memandangnya dan aku ingin memeluknya, tetapi aku lebih memilih untuk mengabadikan momen itu," ucap Francesca.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati