Nicholas Irvins (Foto: News.com.au)
Dream - Ketika kebanyakan remaja berusia 18 tahun sibuk mencari pekerjaan atau menuntut ilmu di bangku kuliah, Nicholas Irving telah menghabisi nyawa musuhnya di Perang Teluk di Irak.
Pria yang kini telah berusia 30 tahun itu mengisahkan saat-saat menembak sasaran saat dirinya masih di usia belia. Laman News.com.au menulis, perlu tujuh tembakan untuk membuat sasaran tidak berdaya.
Pengalaman yang cukup mengerikan itu Irving tuangkan dalam sebuah buku berjudul The Reaper. Dalam buku pertamanya itu, Irving menulis kisah yang akan terus menghantui setiap malam.
Tapi, 'peristiwa mengerikan' itu tidak menghentikan Irving. Dia terus terlibat pertempuran dan membunuh 33 milisi Taliban dalam sekali penugasan di Afghanistan.
Dream - Catatan itu menjadikan Irving sebagai salah satu penembak jitu paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Penembak jitu dari Resimen Ranger ke-75 itu kini telah merilis buku ke dua berjudul Way of the Reaper: My Greatest Untold Missions and the Art of Being a Sniper. Buku itu menceritakan misinya yang paling berkesan, Hotel Party.
" Aku melihat mereka melompat keluar dari helikopter, sambil membawa semua jenis bom dan amunisi. Sementara aku sambil merokok, menembaki orang-orang jahat itu. Itu baru sebuah pengalaman," kata dia.
Ketika batalyonnya menyerang hotel, Irving sudah tak bisa menghitung berapa musuh yang telah dibunuhnya.
" Aku berhenti sejenak untuk meresapi semua itu. Aku telah menembak seseorang di kepalanya. Aku tersadar seperti sedang bermain pukul kelinci atau semacamnya."
" Ketika ada kepala musuh yang terlihat, aku berpikir apa dia orang pertama yang harus aku bunuh? Lalu ke mana semua orang yang ada di ruangan itu?"
" Tapi itu bukan masalah. Aku hanya perlu menyingkirkan mereka seolah-olah mereka adalah zombie," ucap dia dalam bukunya, Way of the Reaper.
Dream - Saat pertempuran terus berlangsung, Irving sempat melihat percikan di belakang seorang rekannya sehingga meninggalkan lubang besar di punggungnya.
Irving juga menulis tentang bagaimana perang berdampak pada penduduk dan kota Mosul di Irak. Kota itu berubah menjadi timbunan puing-puing yang membara.
" Ketika menyusuri jalan-jalan di Mosul pada siang hari keadaannya sangat menyedihkan. Ada yang bilang kita telah membawa orang-orang Irak kembali ke Zaman Batu. Dan memang kondisinya seperti itu," kata dia
" Bangunan hancur dan pulau puing-puing berderet di sepanjang lansekap. Yang saya tahu adalah kami saling mendukung saat itu dan melakukan semua yang kami bisa untuk saling mendukung satu sama lain. Apakah yang 'di atas' melakukan hal yang sama, sulit untuk mengatakannya," ujar dia menambahkan.
Dream - Setelah perang berakhir, Irving berjuang untuk mengatasi trauma akibat enam tahun di medan perang. Sekarang dia menghadapi kehidupan sebagai seorang sipil yang dia inginkan untuk membantu veteran lainnya.
" Tentara yang ditugaskan di kesatuan khusus sering berada di luar negeri dan melihat banyak hal yang berbeda. Di komunitas militer, Anda dididik untuk tidak mengekspresikan emosi, karena Anda adalah orang yang tangguh."
" Aku telah belajar banyak tentang bertahan hidup. Anda harus bertahan agar bisa mengapresiasi segala hal," kata Iriving. (ism)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur