Remaja Tersangka Terorisme di Malang Sering Jadi Korban Bully Semasa Sekolah

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 6 Agustus 2024 11:36
Remaja Tersangka Terorisme di Malang Sering Jadi Korban Bully Semasa Sekolah
HOK, pelajar tersangka teroris disebut merupakan sosok yang tertutup.

1 dari 10 halaman

Remaja Tersangka Terorisme di Malang Sering Jadi Korban Bully Semasa Sekolah

Remaja Tersangka Terorisme di Malang Sering Jadi Korban Bully Semasa Sekolah © Densus 88 Temukan Bahan Kimia, Alat Pembuat Bahan Peledak dan Casing Bom di Kontrakan Terduga Teroris di Kota Batu 2024 maverick

2 dari 10 halaman

Dream - Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengungkapkan, tersangka terorisme berinisial HOK (19) merupakan seorang pelajar yang pernah mendapat perundungan (Bully) ketika bersekolah di lembaga pendidikan formal. HOK disebut sempat menempuh pendidikan di pondok pesantren.


" Yang bersangkutan pada saat kelas, SMA kelas satu, itu keluar dari sebuah pondok pesantren ya. Itu setara dengan kelas 1 SMA. Waktu itu yang bersangkutan karena menurutnya dia sering di-bully, sering di-bully dan sering diejek oleh teman-temannya," kata Aswin dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 6 Agustus 2024.

3 dari 10 halaman

© Densus 88 menangkap terduga teroris di Kota Batu Jatim. (Istimewa) 2024 maverick

Aswin mengatakan, HOK juga berhenti mengenyam pendidikan karena sering mendapat teguran dari pihak sekolah.

Alhasil, ketika SD atau SMP, remaja ini sempat disekolahkan di sebuah lembaga pendidikan informal.

4 dari 10 halaman

“Yang bersangkutan juga sering mendapat teguran karena melakukan berbagai pelanggaran,” ucapnya.

Terkait kehidupannya di rumah, orangtua sempat merasa kejanggalan ketika HOK membeli 20 liter cairan.

Setelah terpapar paham radikal sejak November 2023, kehidupan HOK semakin tertutup pada kisaran Mei 2024 silam.

“Waktu itu yang ditanyakan oleh orang tuanya pada saat itu adalah pembelian 20 liter cairan yang kemudian, dari situ orang tuanya itu merasa anak ini sudah tidak pada jalurnya,” ungkapnya.

5 dari 10 halaman

© Barang Bukti di Kontrakan Terduga Teroris di Kota Batu 2024 maverick

“Sehingga kita juga menanyakan juga, orang tuanya telah dikembalikan dengan kesimpulan dari kita. Saat ini bahwa orangtuanya tidak terlibat dalam suatu organisasi atau jaringan terorisme,” lanjutnya.

6 dari 10 halaman

Bahkan, kata Aswin, HOK sempat kedapatan meracik bahan peledak di kamarnya. Namun, pelaku mengaku hanya bermain petasan.


“Yang bersangkutan pernah mencoba membuat ledakan itu, yang diakui sebagai bermain petasan waktu itu di dalam kamar. Ketika dia berada di dalam kamar, ini memang kamarnya selalu ditutup, kalau informasi dari keluarganya,” kata Aswin.

7 dari 10 halaman

© Sosok Remaja Tersangka Terorisme di Malang, Kerap Jadi Korban Bully (merdeka.com)

“Orang tuanya tidak boleh ada yang masuk ke dalam kamar atau ke ruang tempat dia menyimpan barang-barang tersebut. Sehingga memang disimpan rapi dan tertutup oleh yang bersangkutan,” ucapnya.

8 dari 10 halaman

© Densus 88 menangkap terduga teroris di Kota Batu Jatim. (Istimewa) 2024 maverick

Aswin menyampaikan, tersangka HOK turut terpapar paham radikal lewat grup media sosial yang berisi ajaran Daulah Islamiyah atau ISIS. Lewat grup itu, dia mendapat banyak propaganda yang membuatnya nekat melakukan perencanaan teror.

9 dari 10 halaman

"Banyak sekali video-video yang terkait dengan propaganda ISIS, Daulah Islamiyah, seperti video-video eksekusi, peperangan ISIS, tentang baiat, dan video penjelasan bagaimana tindakan-tindakan ataupun aktivitas yang dilakukan oleh ISIS,"

ucap dia.

10 dari 10 halaman

Aswin mengatakan, hanya dalam waktu sekitar tujuh bulan, HOK sudah berani mempelajari bagaimana peracikan bahan peledak. Padahal, pelajar itu tidak pernah bertemu langsung dengan orang-orang yang menjadi admin dalam grup tersebut.


“Yang jelas, dia secara fisik tidak pernah bertemu secara fisik-fisik, atau bertemu darat. Itu semua melalui sosmed,” ujarnya

Beri Komentar